Mohon tunggu...
Mujai Yanah
Mujai Yanah Mohon Tunggu... -

simple person

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menanti Sebuah Jawaban

2 Juni 2011   13:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:56 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Seperti apakah orang itu?? Yang bisa bertahan begitu lama dihatimu. Aku pikir 10 tahun bukan waktu yang sebentar”, ucap Rio nanar.

“Dia...lelaki dengan suara seksi dan mata penuh kedamaian”, jawab Gina sambil membayangkan wajah lelaki itu. “Dia.. orang yang bisa membuat aku merasa nyaman, bisa membuat aku jadi diri sendiri. Dia... cinta pertamaku”, sambung Gina masih dengan pikiran yang menerawang entah kemana.

“Lalu kenapa kalian berpisah??” tanya Rio lagi.

“Karena aku menyerahkan semuanya pada takdir. Aku tak ingin ada janji-janji. Aku hanya ingin jika kami memang berjodoh maka kami pasti akan bertemu, entah itu dimana dan kapan”, jawab Gina dengan hati yang teriris tapi berusaha ditegarkan.

Rio memandang gadis didepannya dengan kasihan. Kemudian tanpa dikomando ia pun memeluk Gina.
“Aku akan membantumu mencarinya, itupun jika kamu mau” , tawar Rio.

“Ga usah Yo.. Makasih”, tolak Gina halus. Karena ia memang masih ragu untuk memilih bertemu lagi atau melupakan orang itu selamanya.

***

Setelah hari itu, Rio tak pernah muncul lagi di hadapan Gina. Entah kemana dia ?? Rio, orang yang slalu ada untuknya, dia adalah tunangan Gina. Ya, mereka dijodohkan karena kedua orangtua mereka adalah teman akrab sejak kecil. Dari awal sebenarnya Gina sudah menolak perjodohan ini, karena memang masih ada orang lain di hatinya. Mungkin lebih tepatnya karena ada pertautan hati yang tak bisa terselesaikan.
Bagus, nama cowo itu, mereka bertemu saat liburan ke Jogja, sendiri. Ya, ia sendiri dan Bagus juga sendiri, mungkin memang takdir yang mempertemukan mereka. Rasanya aneh saja, tiba-tiba Gina bertemu lagi di hotel dengan orang yang telah menjadi tetangganya saat di pesawat. Sejak saat itu mereka akrab. Liburan 10 hari itu begitu membekas dalam ingatannya dalam 10 tahun terakhir ini.

“Gina.... ada Rio tuh di bawah”, teriak mama membuyarkan lamunan Gina di siang bolong ini.

“Iya mah...”, jawabnya sambil langsung ngeloyor ke ruang tamu.

“Eh...Yo... ya ampun kemana aja kamu??” , tegurnya pada orang yang sudah seperti kakanya sendiri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun