Mohon tunggu...
Muhammad Jasrif Teguh
Muhammad Jasrif Teguh Mohon Tunggu... Apoteker - Strategy and Corporate Risk Management - Founder IDN-Pharmacare Institute - Penulis

Strategy and Corporate Risk Management - Founder IDN-Pharmacare Institute - Penulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Aksesibilitas Pengobatan Orang dengan HIV/AIDS

6 Desember 2021   15:10 Diperbarui: 26 Desember 2021   15:08 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi obat HIV/AIDS (sumber: pixabay.com)

Berdasarkan data Ditjen P2P Kemenkes RI, sejak ditemukan kasus pertama sampai dengan Maret 2021 jumlah kumulatif ODHA yang ditemukan di Indonesia telah mencapai 558.618 yang terdiri dari 427.201 HIV dan 131.417 AIDS.

Jika dilihat sebaran pada tingkat Provinsi pada priode Triwulan I 2021, maka terdapat 5 provinsi dengan jumlah kasus tertinggi yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta dan Sumatera Utara.

Khusus untuk Papua, meskipun berada di peringkat ke-6, namun perlu mendapat perhatian khusus mengingat Papua adalah provinis dengan jumlah kasus AIDS tertinggi secara nasional.

Setidaknya ada dua isu besar terkait dengan HIV/AIDS. Pertama, bagaimana melakukan upaya-upaya pencegahan dengan meningkatkan kewaspadaan dan sosialisasi akan bahaya penyakit HIV/AIDS. Kedua, bagaimana memberi akses pengobatan dan perawatan pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Berdasarkan kelompok umur, persentase ODHA yang tertinggi terdapat pada kelompok umur 25-49 tahun, diikuti kelompok umur 20-24 tahun (Kemenkes, 2021).

Ini menandakan bahwa kelompok usia produktif mendominasi ODHA. Oleh karena itu diperlukan kerja keras dari semua pihak untuk melakukan upaya pencegahan dan sosialisasi bahaya penyakit ini.

Akses pengobatan ODHA

Isu tentang kesetaraan bagi ODHA untuk dapat mengakses layanan kesehatan esensial dan pengobatan masih menjadi tantangan saat ini.

Berdasarkan data UNAIDS, pada 2019 lalu 1,7 juta orang terinfeksi HIV karena tidak dapat mengakses layanan kesehatan esensial. Sementara pada 2020, lebih dari 12 juta orang di seluruh dunia yang belum mendapatkan pengobatan HIV.

Di Indonesia, pengobatan HIV dan AIDS perlu memfokuskan pada aspek-aspek berikut ini.

Pertama, memperkuat sistem layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP). Penderita HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS. Sedangkan pada penderita AIDS membutuhkan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun