ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) adalah tindakan memecah batu yang ditembakkan dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut yang dapat memecahkan batu menjadi pecahan yang halus, sehingga pecahan tersebut dapat keluar bersama dengan air seni.
Singkat cerita, setelah saya mendapatkan penanganan lewat "tembak laser" atau ESWL itu, saya berharap batu ginjalnya hancur halus berkeping-keping dan terbawa lewat air seni.
Selang beberapa minggu, saya kontrol, ternyata batu ginjalnya masih ada. Akhirnya, dilakukan ESWL ulang. Setelah tindakan ESWL yang kali kedua ini, kembali kontrol dan dilihat lewat USG, dokter menyatakan batunya sudah tidak ada. Bersih. Saya sangat bersyukur. Alhamdulillah.
Namun, beberapa hari kemudian, saat saya buang air kecil, saya merasakan ada yang aneh di saluran kemih saya, kok ada sesuatu yang mengganjal, menghambat, dan menutupi jalan keluar air seni.Â
Dari situ, saya kontrol lagi. Akhirnya ketahuan bahwa di saluran kemih saya, persis di ujung penis ada batu agak besar melebihi lubang saluran kemih. Makanya pantesan agak sakit dan terhambat kencing saya. Dokter menyarankan, bahwa jalan satu-satunya, mesti diambil tindakan meatotomy.
Mendengar kata meatotomy, saya tanya dokter, tindakan medis macam apa lagi itu. Ternyata, meatotomy adalah tindakan medis yang bertujuan untuk memperlebar saluran uretra.Â
Pelebaran ini biasanya dilakukan pada ujung penis. Semacam operasi atau bedah kecil. Setelah operasi meatotomy ini pun, pasien biasanya sudah boleh langsung pulang. Tidak perlu lagi dirawat inap.
Saran dokter kali ini tidak saya gubris. Saya merasa harus pikir-pikir dulu. Saya agak khawatir dan ngeri harus dibedah. Saya membayangkan kejadian masa silam akan terulang ketika masa kecil dulu: Disunat. Dan sekarang saya akan disunat lagi. Seperti istri dan anak-anak saya berseloroh.
Akhirnya, saya urungkan mengikuti saran dokter untuk dilakukan meatotomy. Saya tetap "waiting for Godot" atau percaya pada keajaiban dan kehendak Tuhan yang berbicara lain melampaui kehendak manusia, termasuk dokter. Berharap, batu itu akan keluar dengan sendirinya.
Yang ditunggu itu akhirnya benar datang juga, atas kehendak Tuhan, batu itu akhirnya bosan juga menetap di saluran kemih saya, dengan sadar, keluar dengan sendirinya.Â
Hari itu tepat tanggal 30 September 2019, saya sempat mengabadikan kesyukuran dan kebahagiaan atas kemerdekaan saya lepas dari penjajahan batu ginjal selama ini, dengan menulis puisi-puisian nan receh di sini, "Meatotomy, Tuhan Pun Bisa Berkata Lain".