Mohon tunggu...
Muinnatu Lutfiah
Muinnatu Lutfiah Mohon Tunggu... Penulis - Devisi Riset dan Kepenulisan Aswaja Muda Universitas Wahid Hasyim Semarang

Lutfia adalah nama pena dari seseorang yang bernama Muinnatu Lutfiah . Lahir di Kota Rembang Pada 22 November 2003. Saat ini, Ia Tercatat Sebagai Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum di Universitas Wahid Hasyim Semarang. Selain menjalankan kuliah, Penulis juga aktif dalam berorganisasi. Awal Mula Perjalanan Penulis Adalah Ketika Masuk Ke dalam Organisasi Kampus Eksternal yaituHimpunan Mahasiswa Islam. Semenjak dimotivasi oleh kalangan senior untuk menulis, Penulis lalu bergabung ke dalam lembaga Aswaja Muda Universitas Wahid Hasyim Pada Tahun 2021 dan Menjabat Sebagai Devisi Riset dan Kepenulisan. Meskipun Lutfia tidak memiliki latar belakang Pendidikan Bidang Sastra, namun Ia selalu tertarik dalam hal menulis. Berbagai karya tulinya telah beredar di media-media online, bahkan ada juga yang ikut dibukukan dalam karya antologi. "jika kamu bukan anak raja maka menulislah" inilah kata-kata yang dijadikan motivasi oleh penulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Benarkah Surat An-Nahl Ayat 98 Sebagai Landasan Ta'awuz Sebelum Membaca Al-Qur'an?

9 Mei 2024   06:06 Diperbarui: 9 Mei 2024   06:49 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://tafsiralquran.id/tag/surat-an-nahl-ayat-98/

Penegasan ini juga disokong oleh QS. Al-Haqqah ayat 40-52 dan QS. At-Takwir ayat 19-25, di mana Allah menjelaskan dengan jelas bahwa al-Qur'an adalah wahyu yang diturunkan oleh-Nya kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril. Hal ini memperjelas bahwa Al-Quran bukanlah hasil dari ilmu atau kebijaksanaan manusia, melainkan wahyu ilahi yang murni dan suci.

Dengan demikian, ayat-ayat al-Qur'an tersebut memberikan pemahaman yang jelas bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang diberi wahyu yang suci dan benar, serta diberi kemampuan untuk menyampaikan wahyu tersebut dengan tepat dan teliti sesuai dengan apa yang diturunkan oleh Malaikat Jibril. Hal ini menguatkan keyakinan umat Islam akan kesucian Al-Quran sebagai sumber petunjuk yang utama dalam kehidupan mereka.

Latar belakang Allah menurunkan surat an-Nahl ayat 98 adalah masyarakat Arab menganggap bahwa nabi Muhammad itu majnun karena melafalkan ayat-ayat syaitan. Ayat ini menjadi bukti bahwa perkataan yang diucapkan nabi Muhammad adalah wahyu dari Allah bukan dari syaitan. Hal ini dikarenakan nabi Muhammad berkata "aku berlindung kepada allah dari godaan syaitan". Jika ayat ini dianggap dari syaitan, maka tidak mungkin nabi Muhammad meminta perlindungan dari godaan syaitan.

Kesalahpahaman seputar ajaran agama memerlukan kajian yang mendalam dan pemahaman yang akurat terhadap teks suci serta konteks historinya. Kritik terhadap penafsiran kitab-kitab terdahulu juga perlu jika memang masih terdapat kekeliruan di dalamnya. Oleh karena itu, mari terus menggali dan memahami ajaran islam dengan penuh kesungguhan agar tidak senantiasa berkutik pada kesalahpamahan-kesalahpahaman yang terjadi hingga saat ini seperti halnya kesalahpahaman menjadikan surat an-Nahl ayat 98 sebagai landasan ta'awuz sebelum membaca al-Qur'an.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun