'Jancok' adalah representasi peleburan logosentrisme bahasa, dalam etimologi saja 'Jancok' sudah banyak sejarahnya, ada yang bilang bahwa itu nama tank Belanda, ada pula yang bilang bahwa 'Jancok' adalah singkatan dari 'Jangan Anggap Neraka Cuman Omong Kosong', 'Jancok' juga bisa diakronimkan menjadi 'JAN-coCOK' dan masih banyak yang lainnya.
 Saya masih kurang paham, budaya apa yang membuat kata 'Jancok' yang awalnya perayaan bisa berubah menjadi umpatan, dan terlihat sekali logosentrisme di dalamnya, seakan-akan kata 'Jancok' memiliki ketetapan makna yang tak dapat berubah. Padahal Bahasa tak dapat meraih kebenaran makna secara utuh, pemaksaan di dalamnya hanya akan menimbulkan sikap intoleran.
 Lalu apa makna asli kata 'Jancok'? Nggak ada hoi, hellooow. Sama sekali tak ada, mangkanya tinggal kita tempatkan konteks dan permainkan bahasanya, biarlah kaum intoleran yang menganggap ketetapan makna 'Jancok' marah-marah sampai kiamat tiba.
Sekolah Jancok Juga Ternyata
 Yah karena 'Jancok' adalah perayaan, tak ada masalah bila kita men-jancokkan seluruh dunia, sebab ga ada makna di dalamnya, bagi saya 'Jancok' itu keambiguannya hampir setara kata 'Nganu'.
 Sekolah sebagai sistem yang juga beroperasi dalam dinamika tanda (bahasa), tentu yah 'Jancok' juga, karena 'Jancok' adalah ungkapan segala rasa, jangan biarkan ketetapan makna di dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H