Mohon tunggu...
Mohammad Rafi Azzamy
Mohammad Rafi Azzamy Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pelajar

Menjadi manusia yang bersyukur dengan cara bernalar luhur dan tidak ngelantur | IG : @rafiazzamy.ph.d | Cp : 082230246303

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sekolah, Jancokkah? Yuk, Permainkan Bahasa dan Rayakan Perbedaan Makna

6 Agustus 2021   07:52 Diperbarui: 6 Agustus 2021   07:54 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 'Jancok' adalah representasi peleburan logosentrisme bahasa, dalam etimologi saja 'Jancok' sudah banyak sejarahnya, ada yang bilang bahwa itu nama tank Belanda, ada pula yang bilang bahwa 'Jancok' adalah singkatan dari 'Jangan Anggap Neraka Cuman Omong Kosong', 'Jancok' juga bisa diakronimkan menjadi 'JAN-coCOK' dan masih banyak yang lainnya.

 Saya masih kurang paham, budaya apa yang membuat kata 'Jancok' yang awalnya perayaan bisa berubah menjadi umpatan, dan terlihat sekali logosentrisme di dalamnya, seakan-akan kata 'Jancok' memiliki ketetapan makna yang tak dapat berubah. Padahal Bahasa tak dapat meraih kebenaran makna secara utuh, pemaksaan di dalamnya hanya akan menimbulkan sikap intoleran.

 Lalu apa makna asli kata 'Jancok'? Nggak ada hoi, hellooow. Sama sekali tak ada, mangkanya tinggal kita tempatkan konteks dan permainkan bahasanya, biarlah kaum intoleran yang menganggap ketetapan makna 'Jancok' marah-marah sampai kiamat tiba.

Sekolah Jancok Juga Ternyata

 Yah karena 'Jancok' adalah perayaan, tak ada masalah bila kita men-jancokkan seluruh dunia, sebab ga ada makna di dalamnya, bagi saya 'Jancok' itu keambiguannya hampir setara kata 'Nganu'.

 Sekolah sebagai sistem yang juga beroperasi dalam dinamika tanda (bahasa), tentu yah 'Jancok' juga, karena 'Jancok' adalah ungkapan segala rasa, jangan biarkan ketetapan makna di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun