Mohon tunggu...
Mohammad Rafi Azzamy
Mohammad Rafi Azzamy Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pelajar

Menjadi manusia yang bersyukur dengan cara bernalar luhur dan tidak ngelantur | IG : @rafiazzamy.ph.d | Cp : 082230246303

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sekolah, Jancokkah? Yuk, Permainkan Bahasa dan Rayakan Perbedaan Makna

6 Agustus 2021   07:52 Diperbarui: 6 Agustus 2021   07:54 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Editan Pribadi

1. Dunia Nyata, yakni dunia di mana seorang manusia sama sekali belum menemui bahasa

2. Dunia Imajiner, yakni ketika seorang manusia mengenali dirinya, namun menggunakan bahasa

3. Dunia Simbol, yakni ketika seorang manusia sepenuhnya telah masuk pada dunia bahasa

 Triad Lacanian inilah kemudian menjadi inti dari pemikiran filsafat Lacan, yang mana Triad Lacanian ditarik Lacan dengan perkataannya :

"Keinginan adalah keinginan dari orang lain"

 Maksudnya adalah bahwa ketika kita memiliki keinginan, keinginan kita itu sebenarnya adalah keinginan orang lain, sebab keinginan kita akan selalu kita bahasakan dan membahasakan diri, sedangkan bahasa adalah milik semua manusia.

 Bagi Lacan, tak ada kebenaran semenjak masuk dalam kesadaran, karena kesadaran kita distruktur oleh bahasa, kita juga tak dapat menemukan kebenaran di dalam bahasa sebab semua makna dapat berubah kapan saja.

Eco : Bahasa adalah kedustaan

 Umberto Eco, seorang Filsuf dan Sastrawan yang berfokus pada kajian mitos dan tafsir mengatakan dalam essainya mengenai 'overinterpretation', yang mana Eco berkata :

"Seluruh disiplin ilmu, pasti dapat digunakan untuk berdusta, jika ia tak dapat digunakan untuk berdusta maka ia tak dapat digunakan untuk mengatakan yang sebenarnya"

 Bagi Eco, bahasa secara keseluruhan adalah dusta, karena setiap orang memiliki tafsiran atas makna yang berbeda-beda, bahasa tak pernah menggapai kebenaran, ia hanya mentok pada denotasi referensial dari objek ideal. Oleh karena itu dibutuhkan ilmu (semiotika) yang bertugas tuk membongkar kedustaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun