Kontradiksi Mahabesar
Seorang filsuf Inggris yang lahir di Jepang bernama Yujin Nagasawa mendapat banyak perhatian para pemikir ketika ia mengenalkan gagasannya yang bernama 'Maximal God', dimana gagasan tersebut berangkat dari suatu paradoks yang ia sebut sebagai 'Kontradiksi Mahabesar', yang mana paradoks tersebut berbunyi :
1. Kontradiksi mahakuasa dan mahabaik : Dapatkah Tuhan berbuat seperti Stalin? Jikalau Tuhan dapat berbuat seperti Stalin, maka Tuhan tak mahabaik, jikalau Tuhan tak dapat berbuat seperti Stalin maka Tuhan tak mahakuasa.
2. Kontradiksi mahakuasa dan mahatahu : Dapatkah Tuhan berubah pikiran? Jikalau Tuhan dapat berubah pikiran, maka Tuhan tak maha tahu karena dia meralat pengetahuannya, kalau Tuhan tak dapat berubah pikiran, maka Tuhan tak mahakuasa.
3. Kontradiksi mahatau dan mahabaik : Taukah Tuhan rasanya mencuri? Jikalau Tuhan tau rasanya mencuri, berarti Tuhan tak mahabaik karena ia pernah mencuri, jikalau Tuhan tak tau rasanya mencuri berarti ia tak mahatahu.
Dari ketiga paradoks ini, Yujin menawarkan solusi dengan menganggap kalau Tuhan itu bukan 'maha' melainkan 'maksimal', sehingga problem 'kontradiksi mahabesar' dapat dihindari. Saya langsung kaget dan berusaha menemukan suatu bantahan terhadap hipotesa Yujin tersebut.
Setelah menemukan jawaban tersebut, saya merasa lega, tapi saya ingin tau tanggapan orang-orang disekitar saya mengenai paradoks kontradiksi mahabesar tadi, kebanyakan mereka bingung dan Iman mereka turun, ada juga yang menganggap bahwa Yujin itu halu dan semacamnya.
Setelah tak menemukan jawaban yang saya rasa pas dari orang-orang disekitar saya, akhirnya saya lebih memilih menggunakan jawaban saya yang sudah ada di kepala, dimana jawaban tersebut menjadi topik utama tulisan ini.
False Dilemma dalam hipotesa Pak Yujin
Melihat hipotesa Pak Yujin tersebut, saya merasa ada suatu cacat logika di dalam perumusan masalahnya, setelah saya amati lumayan lama, yah 'false dilemma' ternyata. Salah satu jenis cacat logika yang terjadi apabila menyederhanakan masalah kompleks hanya dengan dua pilihan yang bertentangan, padahal masalah tersebut memiliki solusi spektrum, bisa ke-kanan, ke-kiri, ke-atas, ke-bawah, serong dan semacamnya.
Pak Yujin mengatakan bahwa ada kontradiksi mahabaik dan mahakuasa, yang sebut saja anologinya perbuatan Stalin (sebagai pembantai), jika Tuhan tak dapat berbuat seperti Stalin maka Tuhan tak mahakuasa, jika Tuhan dapat berbuat Stalin maka Tuhan tak mahabaik.