Pemerataan pendidikan masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Ketimpangan fasilitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan terus menjadi permasalahan yang menghambat kemajuan sistem pendidikan nasional. Hal ini memiliki pengaruh langsung pada kualitas pendidikan dan pemerataan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat. Upaya untuk mengatasi kesenjangan ini menjadi kunci dalam meningkatkan sumber daya manusia dan mendorong pembangunan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia.Â
Gambaran umum ketimpangan fasilitas pendidikan di Indonesia dan akar masalah yang menyebabkannya disajikan dalam artikel ini. Selanjutnya, akan diulas konsekuensi dari ketidakmerataan ini terhadap kualitas pendidikan dan masa depan generasi muda. Kebijakan pemerintah yang ada juga akan dikaji, disertai dengan pembahasan mengenai inovasi dalam pemerataan fasilitas pendidikan.
Gambaran Umum Ketimpangan Fasilitas Pendidikan di Indonesia
Ketimpangan fasilitas pendidikan di Indonesia masih menjadi tantangan besar dalam upaya pemerataan pendidikan. Perbedaan yang signifikan antara daerah perkotaan dan pedesaan mencerminkan kesenjangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh.
Pemetaan Kondisi Fasilitas Pendidikan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kondisi fasilitas pendidikan di Indonesia menunjukkan adanya kesenjangan yang cukup besar. Pada tahun 2021/2022, tercatat 60,60% ruang kelas Sekolah Dasar (SD) berada dalam kondisi rusak ringan atau sedang. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 3,47% dari tahun sebelumnya [1]. Di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), 53,30% ruang kelas mengalami kerusakan, naik 2,74% dibandingkan tahun ajaran 2020/2021 [1].
Ketimpangan fasilitas pendidikan juga terlihat dari ketersediaan infrastruktur fisik. Banyak sekolah di daerah pedesaan mengalami kekurangan dalam hal bangunan, lapangan olahraga, sistem pendingin ruangan, pencahayaan, dan sistem pengeras suara [2]. Ketiadaan infrastruktur dasar ini dapat menghambat proses belajar-mengajar dan mempengaruhi kenyamanan serta hasil belajar siswa.
Perbandingan Fasilitas Antar Daerah
Perbedaan fasilitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan sangat mencolok. Di kota, perkembangan pendidikan cenderung lebih pesat karena didukung oleh sarana dan prasarana yang lebih mudah didapatkan [3]. Sebaliknya, di desa, perkembangan pendidikan berjalan lebih lambat karena sulitnya mendapatkan sarana dan prasarana yang memadai.
Contoh nyata dari ketimpangan ini dapat dilihat di Papua. Di daerah terpencil Papua, siswa dan guru sering menghadapi tantangan seperti cuaca buruk, kendala transportasi, dan jarak sekolah yang jauh dari pusat kota [4]. Sementara itu, sekolah di pusat kota memiliki fasilitas yang lebih lengkap, seperti rak sepatu, loker, majalah dinding, dan poster belajar [4].
Ketimpangan juga terlihat dalam hal akses teknologi. Di daerah terpencil, banyak guru mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran karena kekurangan perangkat digital seperti komputer, akses internet, dan platform pembelajaran [2]. Hal ini berbeda dengan sekolah di perkotaan yang umumnya memiliki akses lebih baik terhadap teknologi pendidikan.