Kesenjangan pembangunan antar daerah menjadi faktor penting lainnya yang berkontribusi terhadap ketimpangan fasilitas pendidikan. Perbedaan infrastruktur, sumber daya alam, dan sumber daya manusia di berbagai daerah mengakibatkan adanya daerah maju dan daerah tertinggal [8].
Daerah yang memiliki sumber daya alam yang lebih baik cenderung memiliki kemampuan finansial yang lebih besar untuk membangun fasilitas pendidikan. Sementara itu, daerah dengan sumber daya alam terbatas seringkali mengalami kesulitan dalam mengalokasikan dana untuk pembangunan infrastruktur pendidikan.
Kondisi demografis juga memiliki pengaruh signifikan terhadap kesenjangan pembangunan. Daerah dengan kondisi demografis yang baik memiliki kesempatan lebih besar untuk menarik investasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang pada gilirannya dapat dialokasikan untuk pembangunan fasilitas pendidikan [8].
Kurangnya Perencanaan Jangka Panjang
Ketimpangan fasilitas pendidikan juga disebabkan oleh kurangnya perencanaan jangka panjang yang komprehensif. Banyak daerah masih fokus pada pembangunan jangka pendek dan kurang memperhatikan kebutuhan pendidikan dalam jangka panjang.
Perencanaan yang tidak matang seringkali mengakibatkan alokasi anggaran yang tidak tepat sasaran. Beberapa daerah masih memprioritaskan pembangunan yang kurang relevan dengan kebutuhan pendidikan, seperti pembangunan kantor mewah atau pembelian kendaraan dinas, sementara infrastruktur pendidikan terabaikan [9].
Kurangnya perencanaan jangka panjang juga terlihat dari tidak meratanya distribusi guru antar daerah. Ada daerah yang kelebihan guru, sementara daerah lain mengalami kekurangan tenaga pendidik [10]. Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan masih belum optimal.
Untuk mengatasi akar masalah ketimpangan fasilitas pendidikan ini, diperlukan upaya bersama dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Peningkatan alokasi anggaran pendidikan, terutama untuk daerah tertinggal, perlu dilakukan secara konsisten. Selain itu, perencanaan pembangunan pendidikan harus dilakukan dengan mempertimbangkan potensi, kekuatan, dan kebutuhan nyata dari masyarakat di setiap daerah.
Pemerataan pendidikan tidak hanya terkait dengan penyediaan fasilitas fisik, tetapi juga meliputi peningkatan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Oleh karena itu, upaya pemerataan fasilitas pendidikan harus diimbangi dengan peningkatan kualitas tenaga pendidik dan pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan global.
Konsekuensi Ketimpangan Fasilitas Pendidikan
Ketimpangan fasilitas pendidikan di Indonesia memiliki konsekuensi yang serius terhadap pemerataan pendidikan dan kualitas sumber daya manusia. Dampak dari ketidakmerataan ini dapat dirasakan dalam berbagai aspek, mulai dari minat belajar siswa hingga tingkat putus sekolah yang tinggi.