Lalu, apa saja yang bisa didermakan ? Sebenarnya, apapun yang kita punyai bisa dibagikan pada orang yang butuh. Bahkan, senyuman pun bisa menjadi bentuk derma yang sangat dibutuhkan.Â
Dengan tersenyum, orang lain akan mendapatkan aura senyuman itu. Hal itu bisa menjadi dukungan sosial terhadapnya. Jadi, bukan hanya materi saja yang dapat didermakan.Â
Bagaimana dampaknya ? Disadari ataupun tidak, memberikan suatu hal yang kita miliki pada orang lain tentunya bermanfaat bagi kedua pihak. Terlebih pemberian tersebut merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh penerima.Â
Pemberian apapun akan memberikan kebahagiaan bagi si penerima. Di lain hal, si pemberi pun akan merasakan kehadiran orang lain sehingga dirinya merasa tidak sendirian.
Terlebih saat pandemi ini, kepedulian, kedermawanan tentunya sangat dibutuhkan. Rasa derma atau peduli sesama khususnya bagi para penyintas virus, akan memunculkan kebahagiaan dan meningkatkan imunitas tubuhnya. Di lain hal, kedermawanan itu akan mengikis stigma. Oleh karenanya, derma pada sesama sangat penting dilakukan untuk merasakan kebahagiaan.
Hadirikan diri untuk di sini dan saat ini (HA)Â
Saat melakukan suatu hal, banyak orang tidak menyadari atau menikmati aktivitas yang sedang dilakukannya pada saat itu. Peristiwa itu mungkin terjadi karena aktivitasnya sudah menjadi kebiasaan otomatis, maka dirasa tidak membutuhkan kesadaran penuh.Â
Oleh karenanya, sering terjadi bahwa fisik orang itu di dalam ruangan namun pikiran dan psikisnya tidak fokus, atau memikirkan hal di luar ruangan.
Di sisi lain, pengalaman masa lampau seringkali masih berkesan pada diri. Kondisi tersebut seolah -- olah menjerat kehidupan kita saat ini. Pengalaman buruk atau kesalahan masa lalu seringkali muncul berdampak pada situasi yang menekan diri. Makanya, banyak orang tampak susah move on dan mempengaruhi kondisinya hari ini.
Atau, gambaran mengenai masa depan bisa menjadi faktor seseorang susah bahagia. Keraguan, ketidakpercayaan, perasaan menyerah, dan keyakinan yang salah mengenai masa depan juga dapat menjadikan seseorang sulit menjalani harinya. Orang cenderung akan menarik diri, cemas, dan terasa penuh beban.
Untuk itulah, guna meraih kebahagiaan dengan sederhana, hadirkan diri untuk "saat ini dan di sini" (being here and now at the moment). Ini yang sering disebut sebagai kesadaran penuh (mindfulness).Â