Dengan mendalami ilmu hadits, sebenarnya kita juga mempelajari bagaimana metodologi untuk mengukur “tingkat kepercayaan” sumber-sumber informasi tentang sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Kalau kita baca di internet dan mungkin buku-buku yang bertebaran di tengah masyarakat, di dalam negeri dan mungkin di luar negeri, kita akan mendapatkan cerita dan sejarah tentang Nabi Muhammad SAW dengan mendasarkan pada sumber-sumber informasi yang dalam ilmu hadits disebut palsu, dhaif dan “tidak terpercaya”.
Agar tidak simpang siur memberikan contoh, maka penulis (tanpa bermaksud memburuk-burukkan Nabi Muhammad SAW) “terpaksa” mengutip beberapa informasi sebagai berikut :
Dalam suatu pemaparan di halaman blog, http://kesalahanquran.wordpress.com/kebenaran-muhammad/ diperoleh satu komentar yang tertulis sebagai berikut :
“Jika Muhammad SAW orang baik, kenapa dia: 1. Membunuh 900 pria Qurayzah yang belum tumbuh bulu kemaluannya kemudian menjarah harta benda mereka dan menjadikan wanita dan anak-anak mereka menjadi budak?
2. Memperkosa Rihanna bin Amro dan Safiyah bin Huyay setelah membunuh suami-suami wanita malang ini?
3. Menidurin Mariyah orang Koptik di ranjangnya Hafsa sehingga Hafsa naik pitam berat ame Momed SAW?
4. Ngembat Zainab bin Jash isterinya Zaid, wanita yang sangat cantik dan bahenol itu?”
Selain komentar di atas, banyak sekali berita di website, blog, dan youtube tentang “kekejaman, kejahatan dan perilaku bejat” Nabi Muhammad SAW yang digambarkan dengan berbagai media yang tersedia di internet.
Sebagai umat Islam, kita tentu tidak mudah terpedaya dalam komunitas yang tidak memahami bagaimana metodologi memperoleh sumber informasi yang dapat dipercaya.
Sumber :