Mohon tunggu...
Muhibbuddin Abdulmuid Yassin Marthabi
Muhibbuddin Abdulmuid Yassin Marthabi Mohon Tunggu... lainnya -

Saya manusia biasa yang makan dan minum...bisa lapar dan haus..yang bisa senyum dan sakit...bisa gembira dan luka hati...bisa tertawa dan meneteskan air mata...seperti teman-teman semua...saya manusia...\r\nTapi hamba ini berdo'a..jika hamba mati..darah hamba mengalir di bumi dan menulis kalimat الله\r\n\r\nwww.suaramuhibbuddin.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kekuasaan Kun Fayakun

6 September 2010   22:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:24 9222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (12)

Ayat di atas yang menerangkan ada enam masa (Sajdah:4), ada juga delapan masa (Fushilat: 9, 10, dan 12), bukanlah sebuah pertentangan, tetapi menunjukkan adanya sebuah proses penciptaan yang tidak tiba-tiba ada. Beberapa ayat di atas menjelaskan konsep penciptaan melalui proses yaitu menurut "adat istiadat" lumrahnya suatu penciptaan, yang membutuhkan waktu, tidak serta merta jadi, atau tidak tiba-tiba muncul menjadi alam semesta.

Ayat di atas merupakan gambaran penciptaan memalui proses yang membutuhkan waktu sekitar enam masa. "Masa" ini tidak dijelaskan, apakah waktu jam, hari, bulan, atau tahun. Kata "ayyaum" (jamak), bentuk tunggal nya adalah "yaum", artinya hari. Pada saat itu belum ada hari sebab matahari dan bumi belum membentuk susunan yang seperti sekarang ini, sehingga kata "yaum" lebih tepat dimaknakan masa atau tahapan penciptaan.

Di dalam surat Al Baqarah ayat 117, Allah berfirman:


"Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak sesuatu, maka Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia."

Ayat lainnya surat An Nahl ayat 40 :


Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "kun (jadilah)", maka jadilah ia".

Kun fa yakun artinya "Jadilah!, maka terjadilah ia", mengandung pemahaman adanya suatu konsep penciptaan yang tidak menurut adat kebiasaan, tidak melalui proses tahapan tertentu. Ayat ini menunjukkan adanya konsep khusus yang menafikan hukum sebab akibat.

Jama'ah Kajian Subuh Online yang diridlai Allah..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun