Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (12)
Ayat di atas yang menerangkan ada enam masa (Sajdah:4), ada juga delapan masa (Fushilat: 9, 10, dan 12), bukanlah sebuah pertentangan, tetapi menunjukkan adanya sebuah proses penciptaan yang tidak tiba-tiba ada. Beberapa ayat di atas menjelaskan konsep penciptaan melalui proses yaitu menurut "adat istiadat" lumrahnya suatu penciptaan, yang membutuhkan waktu, tidak serta merta jadi, atau tidak tiba-tiba muncul menjadi alam semesta.
Ayat di atas merupakan gambaran penciptaan memalui proses yang membutuhkan waktu sekitar enam masa. "Masa" ini tidak dijelaskan, apakah waktu jam, hari, bulan, atau tahun. Kata "ayyaum" (jamak), bentuk tunggal nya adalah "yaum", artinya hari. Pada saat itu belum ada hari sebab matahari dan bumi belum membentuk susunan yang seperti sekarang ini, sehingga kata "yaum" lebih tepat dimaknakan masa atau tahapan penciptaan.
Di dalam surat Al Baqarah ayat 117, Allah berfirman:
"Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak sesuatu, maka Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia."
Ayat lainnya surat An Nahl ayat 40 :
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "kun (jadilah)", maka jadilah ia".
Kun fa yakun artinya "Jadilah!, maka terjadilah ia", mengandung pemahaman adanya suatu konsep penciptaan yang tidak menurut adat kebiasaan, tidak melalui proses tahapan tertentu. Ayat ini menunjukkan adanya konsep khusus yang menafikan hukum sebab akibat.
Jama'ah Kajian Subuh Online yang diridlai Allah..