Mohon tunggu...
Muharningsih
Muharningsih Mohon Tunggu... Guru - Pengurus IGI Kab. Gresik-Pengurus KOMNASDIK KAB. Gresik-Editor Jurnal Pendidikan WAHIDIN

Linguistik-Penelitian-Sastra-Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Anak-Anakku, Kutitipkan Kalian di Pesantren

7 Desember 2024   06:01 Diperbarui: 9 Desember 2024   14:27 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ciptakan family time, misalkan selepas salat mahrib, buat jadwal khusus untuk obrolkan kegiatan seharian yang telah dilalui oleh masing-masing anggota keluarga. Dulu saya mengajarkan anak kedua untuk mendengarkan saat kakaknya ceritakan serunya tinggal di pondok. 

Dari menyimak, adiknya punya gambaran tentang kehidupan di pondok. Atau saat libur sekolah, katakan di hari Minggu, ajak anak-anak mengunjungi pondok-pondok terdekat. 

Jika hal tersebut tidak memungkinkan maka bisa melalui pencarian pesantren favoritnya di mesin pencarian google. Carikan referensi untungnya mondok di usia pelajar. 

Hampir setiap hari putar terus informasi tentang mondok. Setelah anak menemukan pondok pesantren yang diinginkan, ajak diskusi dan bimbing untuk mendapatkan kemantapan hati.

Berangkat dari penasaran, pengumpulan data, mengeksplor secara daring maupun luring pondok pesantren impiannya, lalu kunjungi secara langsung. Bebaskan anak mengobservasinya. Anak akan bisa terbiasa dengan budaya positif tuk tentukan keputusan tanpa adanya paksaan.

3. "Hati-hati lo, di pondok sering kena bullying kakak tingkat, gak khawatir?"

Marak terjadi perundungan antarsantri maupun kakak atau adik tingkatnya. Tetapi jika ditelusuri kenapa terjadi bullying di pondok, salah satunya karena kesalahpahaman konflik remaja.

Membaranya emosional dan jiwa pertemanan yang kuat menjadi pemicu kakak kelas merundung adik kelas. Senioritas sangat kental di lingkungan pesantren. 

Solusinya, cari pondok dengan penjagaan dan pendampingan satu atau dua ustad dalam setiap kamar. Bagi sebagian pondok sistem tersebut sudah berlaku. 

Fasilitas pondok pun perlu diperhatikan, termasuk adanya pemasangan alat CCTV setiap ruangan, guna meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. 

Lalu bagaimana dengan pondok yang terbatas fasilitasnya? Baik secara SDM maupun sarana prasarananya? Kembali kepada hasil referensi point 2, sudahkan kita sebagai orang tua benar-benar menyaring informasi terkait keamanan dan perlindungan santri? Apabila, nauudzubillah terjadi perundungan, maka jangan segan mencari titik terang perkara tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun