Kunjungan edukasi dari siswa, mahasiswa, turis domestik hingga luar negeri turut andil. Tak hanya terkait literatur kebutuhan pendidikan, rumah ini juga difungsikan untuk keperluan pribadi seperti ajang foto pre wedding, yearbook, dll.Â
Sesampainya saya di sana tidak berjumpa dengan pemilik rumah yang akrab dipanggil Pakde Noed (Oemar Djaenoedin). Beliau merupakan pegiat budaya dan sejarah Gresik.
- Pesarean Nyi Ageng Arem-Arem
Selepas keluar dari Kampung Kemasan, saya bergegas belok kiri dan hanya berjarak 100 meter sudah menemukan lokasi Pesarean Nyi Ageng Arem-Arem. Sosok Nyi Ageng Arem-Arem memang tidak semasyhur Nyi Ageng Pinatih (ibu asuh Sunan Giri).Â
Saya berhasil masuk ke area makam. Menaiki tangga dan menemukan tempat para peziarah memanjatkan doa, kemudian tiga langkah ke depan sudah menemukan pusara beliau. Saya sempatkan membaca tahlil.
Sebelum sampai ke pesarean, saya cari juru kuncinya. Rupanya sedang pulang ke rumah. Tak jauh dari makam, saya menyeberang jalan dan temukan rumah sang juru kunci. Rumah cat biru dilengkapi kere bambu.
Dari pesarean saya membutuhkan waktu dua menit untuk sampai di lokasi selanjutnya. Rute berlabuh di Bandar Grissee. Sepanjang Bandar Grissee saya dikagumkan oleh suasana Maliboro Jogja. Inilah wajah Jogja yang keberadaannya di Gresik.