Satu, penjilat selalu minta persetujuan
Cirinya mereka akan bertanya bertubi-tubi atau konfirmasi untuk perkara remeh. Contoh kalimat yang sering diutarakan " Pak, besok hari Selasa kita libur kan ya?" Padahal sudah jelas bahwa hari Selasa libur nasional. Atau bisa juga berupa "Bu, baguskan warga kerudung seragam kita, Ibu suka? Saya sengaja memilihnya untuk Ibu."Â
Bagi atasan, kalimat di atas dapat dianggap sebagai basa-basi belaka. Atau sebagai bentuk penegasan. Tetapi bagi si penjilat dapat dikategorikan serangan pembuka.
Seandainya penjilat terus meluncurkan gaya serupa, sudah saatnya bagi atasan untuk mengambil sikap seprofesional mungkin. Misalnya dengan mengalihkan topik pembicaraan yang sifatnya penugasan atau sekadar bilang "Mohon maaf, jika sudah selesai diskusinya silakan lanjutkan pekerjaan Anda!"
Bagi rekan kerja, jika menjumpai penjilat, responslah dengan hati nonbaper. Kalau Anda tipe baper, dijamin akan merasa tersanjung. Padahal yang dikatakan si penjilat belum tentu benar sebagai ungkapan pujian atau hanya sebatas menyenangkan hati Anda. Selektiflah merespons terhadap tingkah dan ucapan penjilat.
Dua, cemburu
Penjilat punyai rasa cemburu saat melihat Anda mendapatkan apresiasi atau perhatian dari atasan. Padahal Anda memang benar-benar memiliki prestasi dan kontribusi positif di tempat kerja.
Orang tipe ini akan terus merasa dirinya lebih unggul dibandingkan lainnya. Tidak jarang kesombongan pun menyeruak alhasil kegemarannya meremehkan orang lain semakin memuncak.
Sikap Anda, tidak perlu konfirmasi kepadanya. Tunjukkan penghargaan berupa sertifikat atau piala atau tanda prestasi yang Anda miliki, cukup tunjukkan tanpa berkata-kata kepadanya. Menyakitkan bagi si penjilat, tapi dia akan berpikir ulang ketika hendak merendahkan kinerja Anda.
Tiga, si pencuri ide
Orientasi individu penjilat adalah untuk mendapatkan cap dari pimpinan sebagai karyawan atau pekerja inovatif dan kreatif, tak jarang mereka melakukan pencurian rancangan kerja teman sekantor atau mengakui hasil kerja tim sebagai jerih payah diri sendiri. Bak cerita di film layar lebar maupun sinetron, tapi percayalah di dunia nyata ini terjadi.