Mohon tunggu...
Muharningsih
Muharningsih Mohon Tunggu... Guru - Pengurus IGI Kab. Gresik-Pengurus KOMNASDIK KAB. Gresik-Editor Jurnal Pendidikan WAHIDIN

Linguistik-Penelitian-Sastra-Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Insecure dan Sulit Percaya Diri: Mengapa Sering Terjadi?

27 Februari 2024   15:02 Diperbarui: 2 Maret 2024   07:02 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Unsplash via KOMPAS.com

Namun, jika ditemukan keseriusan atau gejolak meningkat tanpa adanya alasan pasti dapat mengganggu aktivitas bahkan depresi.

Akibat dari depresi, tingkat ketidakpercayaan diri dan insecure terhadap orang lain semakin tampak pada Niaz. Ketika saya telisik, ada beberapa faktor mengapa dia menjadi siswa yang selalu mengurung diri. Kisah Niaz akan saya urai dengan melibatkan teori insecure.

Menurut Mu'awwanah (2017), insecure adalah perasaan tidak aman yang dialami seseorang merasa tidak percaya diri (inferiority), takut, cemas (anxiety) dan lainnya akan suatu hal yang dipicu oleh rasa tidak puas dan tidak yakin akan kapasitas diri sendiri.

Jenis Insecure meliputi ketidaknyamanan dalam hubungan antar maupun interpersonal 

Ketidaknyamanan sosial

Social insecurity atau ketidaknyamanan sosial hinggap hampir di semua orang. Terlebih bagi si introvert, saat berada di tengah khalayak umum spontanitas muncul rasa gelisah hingga takut menyerang. Berawal dari ketidakpedean memberi sapaan, menarik diri dari komunitas, enggan bersosialisasi dengan teman beda kelas, menutup diri untuk tidak terpengaruh dan mempengaruhi orang lain. Alur tersebut akan menumbuhkan rasa kerdil dan was-was untuk bergabung atau menjalin komunikasi dengan banyak relasi.

Hal ini terjadi pada Niaz. Dia merupakan anggota salah satu organisasi sekolah. Contohnya ketika bertemu siswa laki-laki, maka dirinya tidak akan pernah siap. Tidak sekadar menjauh tapi lebih memilih lari. Setelahnya dia akan kembali bergabung dengan teman perempuan.

Latar belakang kenapa dia menjadi seperti itu tak lain adalah karena trauma berkepanjangan terhadap sosok laki-laki.

Ayahnya yang harusnya menjadi panutan imam keluarga. Riilnya tidak demikian. Ayah selalu marah-marah dan memukul Niaz tanpa sebab. Sejak dia sekolah di pesantren, sosok ayahnya ini melekat kuat di pemikiran Niaz jika semua laki-laki adalah brengsek. Hingga dia tidak mau berkomunikasi dengan lawan jenis. 

Ketidaknyamanan bentuk tubuh

Body shaming sangatlah menyakitkan. Tidak bisa berhenti dalam hitungan jam maupun hari. Seolah menjadi makian paten bagi mereka yang memandang tubuh ideal seorang wanita sekitar kulit putih, tubuh langsing, hidung mancung, mata belok, serta punyai bulu mata lentik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun