Kliping kegiatan proses belajar, kumpulan foto mengajar, dokumentasi siswa praktik P5, semuanya bisa dijadikan rekomendasi lampiran instrumen. Andai masih kurang, setiap guru dibekali menulis best practice hasil pengalaman pribadi.Â
Tuangkan dalam bentuk artikel. Atau bagi penggemar sastra, tulislah puisi, dalam kurun waktu persiapan akreditasi puisi-puisi tersebut dapat dijadikan antologi. Selain menambah koleksi perpustakaan, hasil karya berupa buku ini dapat dijadikan kenaikan pangkat.
Hal sama berlaku untuk siswa, sehingga siswa tergugah dalam dunia menulis. Tim literasi sekolah dan OSIS dapat menjadi pioner untuk menghasilkan buku. Bentuklah wartawan sekolah, selain meliput berita ada sebagian dari mereka yang bertugas mengunggah hasil liputan atau berita ke web sekolah maupun portal perpustakaan digital sekolah. Cerpen siswa dipilah kemudian dibagi menjadi dua klasifikasi. Ada yang dibukukan dan ada pula berupa e-book.Â
Untuk mengasah menulis artikel dalam bentuk buletin maupun majalah, datangkan atau datangi narasumber sebagai latihan menulis. Pelatihan tidak berhenti pada pemberian materi, akan tetapi berkelanjutan hingga menghasilkan produk.
b. Komponen Sarana dan Prasarana Perpustakaan
- Trik desain ruang perpustakaan
Buatlah desain perpustakaan sesuai jenjang sekolah. Atur rak buku semenarik mungkin. Jangan biarkan sampah tersebar di mana-mana. Masuk dan keluar perpustakaan lakukan sterilisasi.
Steril tas, tunjukkan kartu perpustakaan, steril sampah, steril sepatu bahkan sampai kaus kaki untuk hindari bau, lolos pemeriksaan dengan meninggalkan makanan dan minuman.Â
Kursi lesehan sandaran bisa dijadikan alternatif kenyamanan pengunjung. Agar suasana terkesan tidak monoton, dinding perpustakaan dihiasi poster-poster literasi.Â
Poster-poster tersebut merupakan hasil program perpustakaan terkait lomba poster antar kelas tema "Cintai Ilmu, Cintai Buku". Siswa makin senang berkunjung ke perpustakaan, sambil melihat hasil karyanya dipajang, ras abangga menjadi motivasi bagi siswa.