Nah nampaknya kata menyesali merupakan pasangan dari kata ingat. Artinya terjadi tabur tuai. Jangan khawatir andai teknik STOP ini sering dilatih maka akan terbiasa hindari marah, seumpama marah pun masih dapat mengingat apa yang terjadi pasca atau saat marah.Â
Secara fitrah, manusia dibekali organ tubuh dan dilengkapi akal sempurna. Tinggal bagaimana mengatur kerja keduanya. Jika sayang terhadap kesehatan apalagi detak jantung berdebar cepat, maka hindari marah. Apabila berkeinginan stabilkan dinamika emosi diri dan anak, oleh karenanya tinggalkan marah dan praktikkan O (abserve).
Proceed mindfully atau kesadaran penuh menjadi tingkatan terakhir dalam teknik STOP. Akronim P sedikit menguras energi tuk gapai hasil maksimal. Hadapi anak sepenuhnya, maksudnya adalah sebagai orang tua datangi anak dengarkan sampai usai, jangan sampai temani anak hanya untuk menghibur belaka.Â
Bagi sebagian anak, tingkah orang tua menghibur lebih kepada hal lucu. Misalnya, orang tua meniru gaya jalannya monyet. Harapannya supaya si anak juga tidak canggung sampaikan kasusnya.Â
Bagi orang tua melucu diperbolehkan dengan catatan sambil sampaikan kepada diri sendiri bahwa sebetulnya dirinya membutuhkan apa? Anaknya butuh lelucon atau tidak? Meraba kondisi setelah observasi di tahapan sebelumnya.Â
Mindfully lebih akrab tentang sayangi diri sebelum curahkan kepada anak. Agar implementasi curahan kasih sayang tepat sebagai obat pelipur lara serta pemberi palu pemutus masalahnya. Palu dianalogikan bahwa orang tua benar-benar mengetahui, memahami, mencarikan solusi, hingga memutuskan tindak lanjut si anak harus bagaimana terhadap masalah.
Asa besar terus menganga saat orang tua mengambil, pelajari, dan praktikkan STOP dalam hadapi problematika anak.Â
Teknik STOP berundak, secara teoritis dipraktikkan bermula langkah pertama dan diteruskan langkah berikutnya. Tapi tidak menutup kemungkinan bagi sebagian orang tua mengambil hanya dua atau tiga langkah tertentu bergantung pada situasi dan kondisi anak serta besaran kasus yang dihadapi. Diterapkan sesuai prioritas.Â
Segala hal menjadi mudah jika sudah terbiasa praktikkan. Selamat mencoba teknik STOP hindari sikap marah-marah terhadap anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H