Mohon tunggu...
Muharningsih
Muharningsih Mohon Tunggu... Guru - Pengurus IGI Kab. Gresik-Pengurus KOMNASDIK KAB. Gresik-Editor Jurnal Pendidikan WAHIDIN

Linguistik-Penelitian-Sastra-Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Praktikkan Teknik STOP, Cara Ampuh Hindari Marah-Marah ke Anak

9 Desember 2023   18:35 Diperbarui: 15 Desember 2023   04:55 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua marahi anak | freepik

Dengarkan ketika anak berkeluh kesah. Andai isi ceritanya pekakkan telinga dan sudah di luar batas normal, maka posisi stop dipraktikkan. 

Stop yang berarti berhenti sejenak untuk hela napas. Semampu mungkin kendalikan diri, jika memandang wajah anak semakin membara maka pejamkan mata sejenak. 

Hal ini menghindari reflek orang tua agar jangan sampai memaki, melototi, mengumpat hingga adu fisik ke anak. Tahap stop menjadikan orang tua bersiap pada posisi pribadi penyabar, penyidik kasus, pendengar setia, pemberi alternatif pemecahan kasus, pelindung jasmani dan psikologi bagi anak.

T (Take a step back)

Lanjutan dari stop yakni huruf T yang bermakna berikan waktu dan ruang kepada diri sendiri untuk tenang. Misalnya sedang hadapi anak dengan sikap masa bodohnya, lebih bijak seandainya orang tua beralih ke tempat yang tenang. Kamar tidur, dapur, maupun teras rumah bisa jadikan lepas penat. Seolah vas bunga, meja dan kursi berbisik "Ayah-Bunda, tenangkan dirimu". Penuh keyakinan setelah butuh waktu menyendiri selama 5-10 menit, kembalilah di hadapan anak. 

Menyiasati agar anak masih dalam posisi semula, tinggalkan pesan padanya "Nak, tunggu di sini, bunda akan kembali lagi". Atau "Maafkan ayah ya, belum bisa atasi masalahmu, ayah janji setelah ngopi akan menemuimu lagi".

Lantas bagaimana jika anak sudah berubah posisi atau menghilang keluar rumah tanpa pamit? Hubungi anak melalui gawai, cari informasi ke teman ataupun saudara terdekat. Bahkan ada kalanya anak akan 'lari' ke guru sekolah. Jangan ragu mencoba cari keberadaannya ke guru tersebut. 

Tahap T akronim STOP secara tidak langsung 'mengekang' orang tua senantiasa menjadi pemerhati anak. Baik dari perkembangan fisik, psikis, maupun keinginan anak. Barometer pemerhati dan kepedulian orang tua pada tahap kedua ini dapat disimbolkan melalui sejauh mana orang tua berkorban untuk anaknya. 

Bagi anak, besar kecilnya usaha orang tua kepadanya sangat mempengaruhi kepercayaan diri. Lantas, kita sebagai orang tua masih mau abaikan hak anak dan tinggalkannya bersama segudang kasus pelik?

O (Observe)

Langkah selanjutnya sebagai usaha agar orang tua dijauhkan dari tindakan marah-marah adalah mengamati apa yang terjadi di sekitar dan dalam diri. Tinjau kembali benak kita. Layangkan pertanyaan pematik teruntuk diri sendiri "Saat tadi marah, apakah aku sempat mengumpat? Apakah jantungku masih berdebar-debar?" Kiranya perwakilan dua kalimat tadi sebagai observasi maupun evaluasi. Jika ada yang bilang "Ketika marah ya gak bisa terkontrol, sering lupa apa yang barusan dilakukan namun setelahnya menyesali". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun