c. Kepribadian sosial
Penampilan Jeng Yah selalu memukau. Kebaya janggan hitam maupun putih setia membalut tubuh Dasiyah. Kebaya janggan hampir mirip jas laki-laki khas Jawa dengan kerah tegak menutupi leher. Potongan model surjan semakin membuat kesan elegan nan berkelas bagi yang memakainya. Janggan berasal dari kata jangga dalam bahasa Jawa berarti leher.Â
Di masanya kebaya menjadi pakaian sehari-hari. Tak ayal berbagai model kebaya janggan dengan detail berbeda dilengkapi bros dan sesekali penampakan pin bros membuat tampilan Jeng Yah di layar kaca, gawai maupun laptop semakin menawan. Paras ayu Jawa tanpa make up berlebih melekat pada diri Jeng Yah.
Jeng Yah minim bicara. Simbol perasaannya tidak dituangkan pada percakapan, tetapi ekspresi maupun olah tubuh sudah mewakili isi hatinya. "Yo ngunu sering -sering senyum" (Nah, gitu sering-seringlah senyum) gurauan Tissa Biani ketika memerankan Rukaya, adik dari Jeng Yah, Â suatu saat di meja makan. Baginya praktik lebih penting dibandingkan teori-teori belaka. Sehingga hanya ditemukan secuil tangkapan senyuman Jeng Yah pada lima episode serial Gadis Kretek yang tayang di Netflix.
Sebagai guru wanita sudah semestinya tampil rapi dan anggun di depan kelas. Salah satu keterampilan sosial berdasarkan ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2008 merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun.Â
Selain berseragam sesuai harinya, maka guru juga dituntut bertutur kata lembut, percaya diri, dan tidak banyak mengumbar obrolan. Pembawaan ramah kepada wali murid dan siswa serta berperan ganda menjadi ibu sekaligus bapak ketika terdapat permasalahan di kelas.Â
Guru wanita seyogyanya berpenampilan sederhana, tidak berlebihan baik riasan wajah maupun perhiasan. Amanat dari sosok Jeng Yah pada bagian ini  "Kerja nyata jauh diperlukan daripada banyak lisan dan perencanaan-perencanaan".
c. Single Parent
Kemunculan Ibnu Jamil sebagai Seno Aji (suami Jeng Yah) hanya berkisar hitungan bulan. Belum sempat menimang anak semata wayangnya (Arum, diperankan oleh Putri Marino), Seno wafat saat bertugas di Irian.Â
Ketegaran Jeng Yah melihat baju dinas Seno yang dikirimkan petugas ke rumahnya membuah hasil positif. Sepeninggalan Seno, mata pencaharian Jeng Yah sebagai pekerja di pabrik kretek milik mertuanya disudahi.Â