Mohon tunggu...
Muharningsih
Muharningsih Mohon Tunggu... Guru - Pengurus IGI Kab. Gresik-Pengurus KOMNASDIK KAB. Gresik-Editor Jurnal Pendidikan WAHIDIN

Linguistik-Penelitian-Sastra-Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pertanyaan dan Jawaban Simpulan Sintesis (Koneksi antarmateri) Modul 3.1

20 April 2023   11:23 Diperbarui: 20 April 2023   11:24 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                           

Assalamualiakum, Wr. Wb.

Salam bahagia sobat Kompasiana dan Bapak/Ibu guru hebat!

Di pertengahan bulan April 2023, Pelatihan Guru Penggerak (PGP) angkatan 7 sudah memasuki sesi K dari keseluruhan alur M-E-R-D-E-K-A modul 3.1.. Materi modul 3.1. tentang "Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin". Pada sesi K yaitu Koneksi antarmateri dengan moda asinkronus memuat 2 jam pelajaran dengan tujuan pembelajaran secara khusus yakni:

a. CGP (Calon Guru Penggerak) membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.

b. CGP (Calon Guru Penggerak) dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

Adapun kegiatan pemantik dalam koneksi antarmateri sebagi berikut:

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"
                          (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
                                Bob Talbert

a. Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

JAWAB: Sebagai guru kita sering kali dihadapkan dengan situasi dilema antara mengejar tujuan pembelajaran atau ketuntasan dalam mengajarkan makna dan penerapan dari materi yang notabena memerlukan waktu yang cukup panjang. Namun murid akan lebih fikus dalam memahami materi dengan penerapn pada kehidupan sehari-hari.

b. Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

JAWAB: Prinsip-prinsip yang saya anut adalah berpihak pada murid dan sesai dengan nilai-nilai kebajikan universal. Dalampraktik pengambilan keputusan saya akan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab sehingga akan berdampak pada murid, sekolah dan lingkungan lebih luas lagi yakni masyarakat.

c. Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

JAWAB: Sebagai seorang pemimpin pembelajar keputusan yang saya ambil akan berdampak pada murid, sehingga proses pembelajaran juga harus berpihak dan terpusat kepada murid. Contohnya dengan cara menerapkan pembeljaran sosial emosional untuk melatih sikap tanggung jawab murid dalam mengambil keputusan. Pembeljaran bermakna dan pembentukan karakter juga faktor utama dalam kontribusi proses belajar.

Dari kegiatan pemantik tersebut, CGP diharapkan membuat rangkuman materi dengan menjabarkan 14 pertanyaan. Harapannya CGP dapat mengoneksikan pembelajaran dari modul 1.1. sampai dengan 3.1.. Berikut merupakan deskripsi penjabaran dari panduan pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan dalam LMS PGP pada SIM PKB.

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Menurut saya, filosofi pratap triloga  khususnya Ing Ngaraso Sung Tulodo memberikan pengaruh yang besar sebagai pemimpin pembelajaran. Ki Hajar Dewantara berpandangan bahwa hendaknya pendidik atau guru memberikan teladan kepada anak didiknya. Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang pendidik harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi pratap triloka Ing Madya Mangun Karsa dan akhirnya pendidik mampu membantu anak didiknya menyelesaikan permasalahannya secara mandiri. Pendidik sebagai pamong yang mengarahkan anak didik kepada kebahagiaan, hal tersebut sesuai dengan pratap triloka Tut Wuri Handayani.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Setiap guru memiliki nilai-nilai yang tertanam dalam diri, nilai-nilai tersebut diantarnya mandiri, reflekstif, kolaboratif,, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai yang sering berkaitan dengan pengambilan keputusan adalah tanggung jawab dan keadilan, keputusan yang diambil merupakan buah dari nilai-nilai positif yang dipegang teguh dan dijalankan  akan mengarahkan kita dalam mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada murid. Pengambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang tertanam dalam kiri kita. Nilai-nilai dianalogikan sebagai gunung es yang terlihat kecil di permukaan namun sangat besar di dasarnya. Maka dari perumpaan itulah penting utuk memupuk nilai-nilai positif dalam diri kita yang nantinya akan menjiwai setiap keputusan yang akan diambil.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Coaching adalah kegiatan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik dari diri kita atau dari orang lain. Alur TIRTA dalam coaching membantu kita baik sebagai coach ataupun coachee untuk menentukan tujuan pembicaraan. Mengidentifasikan permasalahan-permasalahan yang timbul, baik dari sebab dan akibat atapun kebermafaatnnya. Mengurai rencana tindak lanjut dan yang terakhir bertanggung jawab dengan hasil akhir percakapan coaching.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru harus mampu melihat kebutuhan muridnya serta mampu mengelola kompetsensi sosial emosional atau sering disebut dengan kompetensi sosial emosinal (KSE) yang dimiliki untuk mengambil sebuah keputusan. Dalam proses keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan komponen KSE seperti: kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan keterampilan berhubungan sosial. hal tersebut dilakukan untuk memeroleh keputusan dengan dibarengi proses kesadaran penuh (mindfullness), sadar akan keputisan, konsekuensi/dampak, serta memenimalisir kesalahan keputisan yang bijak.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Sebagai seorang pendidik yang dihadapkan dengan diferensiasi situasi atau permasalahaan yang ditemukan di sekolah, maka sangat penting  menganalisis terlebih dahulu apakah kasus tersebut merupakan dilema etika atau bujukan moral (identifikasi). Jika kasus yang terjadi merupakan kasus pengambilan keputusan yang mengandung dua nilai kebajikan yang saling bertentangan maka dapat dinyatakan bahwa kasus tersebut masuk kategori  dilema etika. Disinilah kemampuan pemimpin memahami nilai-nilai kebajikan apa saja yang harus dipertimbangkam dalam keputusan. Seringkali keputusan yang diambil sangat sulit mengingat dua nilai kebajikan tersebut sama-sama benar dan penting namun saling bertentanngan. Maka seorang pemimpin bisa melakukan 9 langkah pengambilan keptutusan dan pengujian keputusan. Sebelum diambil sebuah keputusan pemimpin mengambil langkah pengujian sehingga keputusan yang tepat akan dapat dilaksanakan serta bertanggungjawab.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Seringkali keputusan yang kita ambil sangat sulit diputuskan mengingat dua nilai kebijakan tersebut sama-sama penting dan benar namun saling bertentangan dan terdapat kepentingan yang melatarbelakangi. maka pemimpin bisa melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Sebelum diambil sebuah keputusan maka dilakukan 5 uji dalam langkah pengujian. sehingga keputusan yang tepat akan dapat diambil serta dipertanggungjawabkan. dengan keputusan yang cermat dan tepat keputusan tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, serta nyaman untuk semua pihak.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Ketika menjalankan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan dilema tentu akan banyak tantanagn yang dihadapi. Misalnya ketika dilema tersebut berkaitan dengan nilai kebajikan untuk seseorang namun berlawanan dengan komunitas atau kelompok besar. Banyaknya perbedaan pendangan nilai pada suatu kasus, kurangnya pengalaman saat mengambil keputusan, waktu yang dimiliki untuk mengambil keputusan kadang terlalu singkat. Temuan analisis data yang kurang valid. Mengutamakan komitmen dari seluruh pihak dalam menjalankan keputusan serta ketika dihadapkan pada situasi antara memilih setia atau mengungkap kebenaran. Dan ketika rasa ragu setelah mengambil keputusan maka kita bisa memilih dan mereflkasinyanya.

Tantangan-tantangan tersebut berikan dengan perubahan paradigma lingkungan, namun sebagai seorang pemimpin kita dapat mengatasi berbagai tantangan dengan cara dimusyawarahkan kepada pihak-pihak yang terlibat, analissi data, target waktu penyelesaian, serta dengan mengindahkan 9 langkah pengambilan keputusan. Harapannya semua pihak mendapatkan keputisan yang bijak secara objektif dan tidak berat sebelah.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang meredekaan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi orang yang merdeka, kreatif, dan inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang. penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan bagi kehidupan dan pekerjaannya. Keputusan yang diambil oleh seorang guru ibarat pisau di satu sisi apabila digunakan dengan baik akan membawa kesuksesaan dalam kehidupan murid, namun sisi satunya jika dipergunakan untuk hal-hal yang negatif maka ketidaksuksesan murid tidak dapat terlampaui dnegan baik.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekaan murid seperti keputusan menyusun stategi pembelajaran yang dapat mengakomudir kebutuhan belajar semua murid di kelas. Dalam memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid dengan diferensiasi salah satu metode dengan melaui tes diagnostik untuk memetakan kebutuhan belajar murid mulai dari kesiapan belajar, minat, serta profil belajar murid. Sehingga hasil pemetaan dapat digunakan untuk menyusun skenario pembeljaran berdiferensisasi baik konten, proses, maupun produk.

10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Sesuai pratap triloka KHD, seorang pemimpin pembelajaran harus mampu memberikan tauladan dalam pengambilan keputusan di sekolah, mengarahkan dan memberikan dorongan supaya murid tidak kehilangan arahan saat mereka berproses. Guru memberikan kebebasan dan kemerdakaan dalam belajar sehingga hal ini akan berdampak pada saat mereka belajar untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat dan bertanggung jawab. Ketika mengambil keputusan seorang guru memiliki kesadaran penuh serta mampu mengelola KSE , sebelum mengambil keputusan guru sudah memiliki KSE. Guru dapat juga berlatih kemampuan sosial dengan kesadaran penuh dan kemampuan berinteraksi terhadap pihak lain.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya terhadap 3 prinsip, 4 paradigma, dan 9 langkah untuk pengambilan sebuah keputusan yakni sebuah kasus dikatakn dilema etika apabila benar versus benar. Sedangkan kasus dengan nilai benar versus salah dikategorikan bujukan moral. Hal-hal di luar dugaan saya, apabila kasus sudah dipahami sebagai pelanggaran hukum, maka langkah-langkah pengambilan keputusan yang akan diambil tidak perlu diteruskan karena sudah melalui uji legal (hukum) yang menyatakan kasus tersebut benar versus salah alias bujukan moral.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Saya pernah mengambil keputusan dalam situasi moral dilema yang saya alami saat itu yakni rasa keadilan versus rasa kasihan. Pada saat itu saya hanya mengandalkan pengambilan keputusan dengan hasil akhir yang kiranya tidak merugikan murid. Setelah saya mempelajari modul ini, dalam pengambilan keputusan dengan kasus dilema etika harus melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar keputusan yang diambil bertanggung jawab.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah saya memperlajarai modul ini, saya berlatih untuk melakukan proses pembeljaran serta pada saat melakukan pengujian terhadap pengambilan keputusan yang telah kita ambil pada sebuah kasis dilema etika. Pengambilan keputisan yang berpihak kepada murid. Selain itu juga melakukan uji kebenaran apakah keputusan yang saya ambil sudah berdasarkan pada nilai-nilai universal, apakah nilai tersebut juga sudah mengutamakan keberpihakan kepada banyak orang dan bisa dipertanggungjawablan.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Menurut saya, mempelajari modul ini sangatlah penting untuk menyadarkan diri seorang guru dan pemimpin untuk memiliki etika dan adab yang baik serta dalam mengelola kompetensi sosial emosional, dan menguasai keterampilan tentang cara memahami dan mengambil keputusan yang terbaik dengan memeperhatikan 3 prinsip pengambilan keputusan, 4 paradigma pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Demikian pertanyaan dan jawaban simpulan sintesis pada mosul 3.1. tentang " Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin" semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Salam Guru Penggerak, TERGERAK_BERGERAK_MENGGERAKKAN!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun