Mohon tunggu...
Muharningsih
Muharningsih Mohon Tunggu... Guru - Pengurus IGI Kab. Gresik-Pengurus KOMNASDIK KAB. Gresik-Editor Jurnal Pendidikan WAHIDIN

Linguistik-Penelitian-Sastra-Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rukol Modul 3.1 Analisis Kasus

14 April 2023   11:09 Diperbarui: 14 April 2023   11:13 13096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                 Sumber: Koleksi pribadi

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Sahabat Kompasiana dan Bapak/Ibu guru hebat, salam bahagia!

Rukol atau ruang kolaborasi pada modul 3.1 kegiatan Guru Penggerak akan menganalisis tentang "Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin". Analisis pengambilan keputusan tersebut berbasis studi kasus. CGP atau Calon Guru Penggerak memenuhi tugasnya melalui ruang kolaborasi (rukol) kelompok dan mandiri. Pada sesi sinkronus menggunakan platform google meet, satu kelas dibagi menjadi dua kelompok terdiri dari 3-4 orang serta ditugaskan mencari suatu studi kasus yang berisi suatu unsur dilema etika. Sumber studi kasus pilihan bisa didapatkan dari:
a) Studi kasus nyata dari salah satu anggota kelompok yang disepakati menjadi studi kasus kelompok untuk dianalisis.
b) Studi kasus nyata (bukan studi kasus anggota kelompok) yang disepakati menjadi studi kasus kelompok untuk dianalisis.
c) Studi kasus nyata yang termuat di sebuah media yang disepakati menjadi studi kasus kelompok untuk dianalisis.

Dari studi kasus pilihan tersebut, tugas setiap kelompok adalah menentukan:
a) Paradigma apa yang digunakan dalam studi kasus pilihan?
b) Prinsip mana yang mendasari pilihan pengambilan keputusan yang diambil?
c) Tahapan pengambilan dan pengujian terhadap studi kasus pilihan, apakah telah tepat, atau belum? Mengapa? Masihkah ada pertanyaan-pertanyaan lanjutan dalam benak, apakah pilihan pengambilan keputusan ini telah tepat?

Selanjutnya setiap anggota kelompok diharapkan untuk membagi pengalaman dan gagasannya dalam pengambilan keputusan terhadap studi kasus pilihan. Berikut saya uraian tugas ruang kolaborasi modul 3.1.

STUDI KASUS

Aziz murid kelas 6 SD Bakti Nusantara. Ia salah satu murid berprestasi, disiplin, dan berperilaku baik. Pada saat Ujian Akhir Sekolah dia tidak mendapatkan kartu ujian sebagai syarat untuk mengikut ujian karena orang tua Aziz belum membayar SPP selama 8 bulan. Berdasarkan peraturan sekolah, syarat untuk bisa mengikut ujian harus melunasi administrasi. Kondisi ekonomi keluarga Aziz sedang mengalami penurunan karena ayah Aziz di PHK sejak 8 bulan lalu. Bu Anita selaku wali kelas selalu memberikan kesempatan kepada Aziz untuk bisa mengikuti ujian, meskipun administrasi belum terselesaikan. Bu Anita begitu sayang kepada Aziz, memikirkan kelulusan sekolah Aziz dan mengingat kalau Aziz ini anak berprestasi akan membawa nama baik sekolahnya ketika dia duduk di bangku SMP. Aziz berhasil mengikuti ujian meskipun berada pada ruang khusus yang berbeda dengan teman-temannya. Jauh sebelum ujian, pihak sekolah melalui bendahara sudah memberikan surat pemberitahuan masalah penunggakan SPP malalui wali kelas. Bu Anita juga pernah diberi surat perjanjian perlunasan SPP untuk diberikan ke orang tua Aziz, tapi Bu Anita tidak pernah memberikan surat pemberitahuan ke orang tua Aziz dan surat perjanjian perlunasan SPP di tanda tangani beliau sendiri. Saat 1 bulan menjelang ujian Bu Anita resign di karenakan mengikuti suami pindah kerja di luar pulau. Posisi wali kelas digantikan oleh Bu Endang, sehingga ketika ada surat pemanggilan orang tua ke sekolah maka Bu Endang kaget dan bingung harus berkata apa dan bagaimana bersikap. Akhirnya Bu Endang mengantarkan orang tua Aziz untuk menghadap kepala sekolah .

1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

a. Situasi dilema etikanya yaitu rasa keadilan VS rasa kasihan

Rasa keadilan berlaku untuk setiap siswa bahwa Aziz berhak mendapatkan pendidikan yang layak yaitu dengan mengikuti ujian sekolah kelas 6. 

Untuk rasa kasihan tampak pada orang tuanya yang di PHK sehingga belum bisa melunasi tunggakan SPP selama 8 bulan serta Aziz mengerjakan ujian di ruangan khusus.

b. Nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi tersebut:

Nilai tanggung jawab karena bertentangan dengan tata tertib sekolah 

2. Fakta-fakta dalam kasus tersebut!

a. Aziz tidak membayar SPP 8 bulan terakhir sebelum ujian karena ayahya terkena PHK.

b. Sekolah mengirim surat pernyataan ke orang tua Aziz melalui Ibu Anita selaku wali kelas 6,  tapi surat tidak diberikan ke orang tua. c.  Aziz melainkan ditanda tangani sendiri karena Ibu Anita yang mengingankan Aziz tetap bisa mengikuti Ujian Akhir Sekolah. 

d. Aziz bisa ikut ujian  meskipun ditempatkan diruang khusus.

c. Ada pergantian wali kelas saat ujian karena ibu Anita pindah ke luar kota.

3. Siapa sajakah yang terlibat?

Dalam kasus ini yang terlibat : 

Kepala sekolah, Ibu Anita selaku wali kelas 6 yang lama , Orangtua Aziz, Aziz, dan Ibu  Endang selaku wali kelas 6 yang baru

 

4. Apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal) 

Mencermati fakta- fakta dan keterlibatan pihak-pihak terkait, dalam kasus ini terdapat pelanggaran hukum, karena Bu Anita memalsukan tanda tangan lembar persetujuan pelunasan SPP tanpa sepengetahuan dari siapapun.

5. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi) 

a. Ada pelanggaran peraturan karena belum membayar SPP saat ujian akhir.

b. Terjadi pelanggaran prosedural oleh Bu Anita, karena dia tidak menjalankan jobdisnya sebagai wali kelas untuk menyampaikan surat pemanggilan orang tua terkait penunggakan SPP.

6. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)

a. Kesalahan yang dilakukan Bu Anita karena tidak berterus terang kepada wali murid terkait penunggakan SPP .

b. Kebijakan sekolah menempatkan murid pada ruangan khusus ketika mengerjakan ujian.

c. Pemalsuan tanda tangan orangtua Aziz oleh Bu Anita yang dilakukan karena nilai kasih sayang berlebihan terhadap Aziz 

7. Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media cetak/elektronik atau menjadi viral di media sosial? Apakah Anda merasa nyaman?

Saya merasa tidak nyaman jika keputusan tersebut menjadi viral di media cetak/elektronik, sebisa mungkin permasalahan ini tidak mencuat ke khalayak ramai karena nama baik sekolah dipertaruhkan. Namun, andaikan ada pihak luar yang dengan sengaja atau tidak mempublikasikannya dan menjadi berita viral , saya akan melihat apakah informasinya riil adanya berdasarkan fakta yang terjadi, maka saya akan menanggapi dengan bijak, karena apa yang saya lakukan tentunya melalui berbagai prosedur dan telah melibatkan banyak pihak terkait. Saya bersedia untuk memberikan klarifikasi sebaik mungkin .

8. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini? 

Melalui Segitiga restitusi dan penerapan coaching dengan tahapan Tirta dan penerapan KSE, dengan cara sebagai berikut:

melalui wali kelas aktivitas segitiga restitusi diberlakukan. Wali kelas harus mengetahui kenapa, bagaimana, apa kendala, dan mencari solusi untuk permasalahan muridnya. Jika dalam situasi tersebut, wali kelas berkomunikasi secara intens kepada wali murid supaya ada titik terang terkait kendala dan solusi.

9. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

Mengambil keputusan dengan tidak memberatkan salah satu pihak 

(Mengadakan pertemuan untuk mengambil keputusan terkait penunggakan SPP antara wali murid dengan pihak sekolah. Murid prestasi dapat diberikan beasiswa. Sekolah tidak boleh membedakan tempat pengerjaan ujian dikarenakan belum terselesainya administrasi keuangan. Wali kelas diberikan breafing untuk selalu menyampaikan dengan benar informasi ataupun surat pemanggilan bagi orang tua).

10. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

a. Pengajuan beasiswa ke Lazismu atau organisai zakat lainnya. 

b. Pengadaan program orang tua asuh yang bertujuan untuk membantu anak-anak kurang mampu.

c. Memberikan lowongan kerja kepada ayahnya Aziz di lingkungan sekolah dan melalui koperasi sekolah meminjamkan modal kepada ibunya Aziz.

d. Meninjau ulang kebijakan sekolah terkait syarat mengikuti ujian sekolah.

 

11. Apa keputusan yang Anda ambil? 

 a. Mengundang ayah Aziz secara langsung tanpa perantara wali kelas.

b. Memberi tenggang waktu sampai pengambilan raport/ijazah.

c. Memberikan kesempatan kepada Aziz untuk mengikuti ujian tanpa terpisah ruangan dengan teman-temannya.

12. Prinsip mana yang Anda gunakan, dan mengapa?

a. Prinsip Rule Based Thingking, berdasarkan peraturan yang berlaku karena jika peraturan tidak tegas atau tidak ditegakkan maka berdampak buruk bagi semua warga sekolah. 

b.  Prinsip Care Based Thingking

Hal ini dikarena keadaa keluarga Aziz memang terpuruk dan karena kepedulian terhadap keluarga Aziz ,maka pihak sekolah tetap mengikutkan Aziz dalam Ujian.

Berikut tautan tugas ruang kolaborasi modul 3.1 https://drive.google.com/file/d/1lDVuVo65vm8Ct21PVheVyT7WphIOln0S/view?usp=sharing

Demikian semoga bermanfaat, Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Salam Guru Penggerak, TERGERAK_BERGERAK_MENGGERAKKAN!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun