Sumber: Koleksi pribadi
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Sahabat Kompasiana dan Bapak/Ibu guru hebat, salam bahagia!
Rukol atau ruang kolaborasi pada modul 3.1 kegiatan Guru Penggerak akan menganalisis tentang "Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin". Analisis pengambilan keputusan tersebut berbasis studi kasus. CGP atau Calon Guru Penggerak memenuhi tugasnya melalui ruang kolaborasi (rukol) kelompok dan mandiri. Pada sesi sinkronus menggunakan platform google meet, satu kelas dibagi menjadi dua kelompok terdiri dari 3-4 orang serta ditugaskan mencari suatu studi kasus yang berisi suatu unsur dilema etika. Sumber studi kasus pilihan bisa didapatkan dari:
a) Studi kasus nyata dari salah satu anggota kelompok yang disepakati menjadi studi kasus kelompok untuk dianalisis.
b) Studi kasus nyata (bukan studi kasus anggota kelompok) yang disepakati menjadi studi kasus kelompok untuk dianalisis.
c) Studi kasus nyata yang termuat di sebuah media yang disepakati menjadi studi kasus kelompok untuk dianalisis.
Dari studi kasus pilihan tersebut, tugas setiap kelompok adalah menentukan:
a) Paradigma apa yang digunakan dalam studi kasus pilihan?
b) Prinsip mana yang mendasari pilihan pengambilan keputusan yang diambil?
c) Tahapan pengambilan dan pengujian terhadap studi kasus pilihan, apakah telah tepat, atau belum? Mengapa? Masihkah ada pertanyaan-pertanyaan lanjutan dalam benak, apakah pilihan pengambilan keputusan ini telah tepat?
Selanjutnya setiap anggota kelompok diharapkan untuk membagi pengalaman dan gagasannya dalam pengambilan keputusan terhadap studi kasus pilihan. Berikut saya uraian tugas ruang kolaborasi modul 3.1.
STUDI KASUS
Aziz murid kelas 6 SD Bakti Nusantara. Ia salah satu murid berprestasi, disiplin, dan berperilaku baik. Pada saat Ujian Akhir Sekolah dia tidak mendapatkan kartu ujian sebagai syarat untuk mengikut ujian karena orang tua Aziz belum membayar SPP selama 8 bulan. Berdasarkan peraturan sekolah, syarat untuk bisa mengikut ujian harus melunasi administrasi. Kondisi ekonomi keluarga Aziz sedang mengalami penurunan karena ayah Aziz di PHK sejak 8 bulan lalu. Bu Anita selaku wali kelas selalu memberikan kesempatan kepada Aziz untuk bisa mengikuti ujian, meskipun administrasi belum terselesaikan. Bu Anita begitu sayang kepada Aziz, memikirkan kelulusan sekolah Aziz dan mengingat kalau Aziz ini anak berprestasi akan membawa nama baik sekolahnya ketika dia duduk di bangku SMP. Aziz berhasil mengikuti ujian meskipun berada pada ruang khusus yang berbeda dengan teman-temannya. Jauh sebelum ujian, pihak sekolah melalui bendahara sudah memberikan surat pemberitahuan masalah penunggakan SPP malalui wali kelas. Bu Anita juga pernah diberi surat perjanjian perlunasan SPP untuk diberikan ke orang tua Aziz, tapi Bu Anita tidak pernah memberikan surat pemberitahuan ke orang tua Aziz dan surat perjanjian perlunasan SPP di tanda tangani beliau sendiri. Saat 1 bulan menjelang ujian Bu Anita resign di karenakan mengikuti suami pindah kerja di luar pulau. Posisi wali kelas digantikan oleh Bu Endang, sehingga ketika ada surat pemanggilan orang tua ke sekolah maka Bu Endang kaget dan bingung harus berkata apa dan bagaimana bersikap. Akhirnya Bu Endang mengantarkan orang tua Aziz untuk menghadap kepala sekolah .
1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
a. Situasi dilema etikanya yaitu rasa keadilan VS rasa kasihan
Rasa keadilan berlaku untuk setiap siswa bahwa Aziz berhak mendapatkan pendidikan yang layak yaitu dengan mengikuti ujian sekolah kelas 6.Â