Ketujuh, Buku Mereka yang Dilumpuhkan
Buku ini adalah buku paling menohok dan paling serius yang saya baca, baca buku ini saat mata kuliah Sejarah Indonesia Baru. Buku Mereka yang Dilumpuhkan adalah kumpulan tulisan Pramoedya Ananta Toer yang berisi refleksi, kritik sosial, dan pengalaman pribadinya selama menjalani penahanan tanpa pengadilan di Pulau Buru oleh rezim Orde Baru. Buku ini menggambarkan bagaimana kekuasaan otoriter menekan kebebasan berpikir, menindas kaum intelektual, dan membungkam suara-suara kritis.
Dalam buku ini, Pramoedya menceritakan penderitaan para tahanan politik, termasuk dirinya sendiri, yang dipaksa bekerja di bawah kondisi yang tidak manusiawi. Ia juga mengkritik sistem politik yang korup dan represif, yang mengorbankan banyak orang demi mempertahankan kekuasaan.
Buku ini menyoroti bagaimana rezim otoriter menggunakan cara-cara kejam untuk membungkam lawan politiknya, Meskipun ditindas, Pramoedya tetap menulis dan menyuarakan pemikirannya, menunjukkan semangat perlawanan terhadap ketidakadilan. Kritik terhadap Orde Baru, Buku ini memberikan perspektif dari korban langsung kebijakan represif pemerintah saat itu.
Mereka yang Dilumpuhkan adalah buku yang menggugah kesadaran tentang bahaya kekuasaan yang sewenang-wenang. Dengan gaya bahasa yang tajam dan emosional, Pramoedya mengajak pembaca untuk memahami sejarah kelam Indonesia dan pentingnya kebebasan berpikir serta hak asasi manusia.
Sebenarnya ada beberapa buku novel lagi yang saya baca, namun hanya sekadar dibaca tidak saya tulis sebagai catatan ataupun dalam bentuk tugas dulu semasa kuliah. Memang saya belum bisa memiliki buku bacaan ini semuanya, menjadi koleksi buku dirak saya baru Buku Bumi Manusia. Buku yang lain hanya sekadar di Perpustakaan kampus atau punya teman. Semoga bisa membeli buku karya Pramoedya Ananta Toer.
Kesimpulan
Kisah hidup Pramoedya Ananta Toer tidak hanya mencerminkan perjalanan seorang sastrawan, tetapi juga seorang pejuang yang tak kenal lelah dalam mempertahankan idealismenya. Dengan karya-karyanya yang mendunia, ia tetap dikenang sebagai salah satu penulis terbesar yang pernah dimiliki Indonesia.
Referensi:
Pramoedya, A. T. (1980). Bumi Manusia. Jakarta: Hasta Mitra.