Setelah kemenagan Timnas Jepang terhadap Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, hampir pasti membuat Jepang lolos ke Piala Dunia 2026. Kualitas permainan Jepang memang jauh diatas Timnas Indonesia, padahal jika melihat lebih jauh sebelum tahun 1980-an, sepak bola Jepang belum menjadi kekuatan yang disegani, bahkan di tingkat Asia.Â
Meski pernah meraih medali perunggu di Olimpiade 1968 di Meksiko, pencapaian tersebut terasa sudah terlalu lama. Sepanjang Piala Asia, Jepang selalu gagal di kualifikasi atau bahkan absen dari turnamen.Â
Baru pada 1988, mereka berhasil tampil di Piala Asia di Qatar, tetapi mencatat tiga kekalahan dan satu hasil imbang.Empat tahun kemudian, Jepang menjadi tuan rumah Piala Asia, dan secara mengejutkan berhasil menjadi juara di kandang sendiri. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Pada tahun 1981, serial manga Captain Tsubasa karya Yoichi Takahashi mulai beredar di Jepang dan kemudian diadaptasi menjadi serial anime yang ditayangkan oleh Animax dan TV Tokyo. Cerita ini mengisahkan Tsubasa Ozora, seorang anak sekolah dasar yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola profesional, mulai dari tim amatir sekolah hingga Timnas Jepang.
Dalam kisah ini, Federasi Sepakbola Jepang (JFA) serius mengembangkan pemain muda melalui kompetisi berjenjang dari tingkat SD, SMP, hingga SMA. Terlihat bagaimana persiapan dilakukan begitu detail dan meriah.Â
Sejumlah tim mewakili setiap daerah di Jepang, dengan jagoannya masing-masing. Mereka adu kemampuan dengan kebanggaan atas nama daerah dan demi Jepang. Digambarkan antusiasme masyarakat Jepang terhadap pertandingan sekolah sangat tinggi, bahkan kejuaraan nasional antar sekolah disiarkan langsung di televisi.Â
Dukungan orang tua dan analisis pertandingan seperti dalam pertandingan final Nankatsu vs Toho. Keseruan ini semakin memotivasi para pemain muda untuk menjadi pemain sepak bola. Hal ini menunjukkan pentingnya pembinaan serius untuk mencetak pesepak bola berbakat demi membawa Jepang ke pentas internasional.
Detail-detail kecil namun penting terlihat bagaimana dalam serial Captain Tsubasa seperti Tatsuo Mikami awalnya adalah pelatih pribadi Genzo Wakabayashi saat SD sebelum dibiayai oleh Federasi Sepakbola Jepang untuk belajar kepelatihan di Eropa.Â
Dengan ilmu psikologi olahraga, sport science, dan sertifikasi internasional, Tatsuo meracik strategi timnas Jepang, menekankan pentingnya kerja sama tim, sehingga menjadikan Jepang raksasa sepak bola dalam anime Captain Tsubasa. Dan juga Munemasa Katagiri, seorang pencari bakat, adalah tokoh penting lainnya yang merekomendasikan pemain seperti Tsubasa kepada Tatsuo.Â
Katagiri berkeliling Jepang dan memanfaatkan media untuk menemukan talenta terbaik. Hal ini menyoroti pentingnya peran pencari bakat dalam memastikan potensi pemain tidak terbuang sia-sia.
Para pemain yang terpilih untuk bermain di Timnas Jepang junior berasal dari kompetisi antar sekolah di Jepang, berkompetisi sejak SD hingga SMA. Nankatsu menjadi sekolah yang melahirkan banyak talenta seperti Tsubasa Ozora, Taro Misaki, dan Genzo Wakabayashi. Dalam kisahnya para pemain berbakat ini mampu membawa Timnas Jepang juara di Piala Dunia U-20 serta Tsubasa dan kawan-kawanya direkrut ke tim-tim besar Eropa.
Captain Tsubasa tak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menginspirasi sepak bola Jepang. Lima tahun setelah manga ini terbit, Jepang debut di Piala Asia 1988 meski dengan hasil kurang memuaskan. Namun, perkembangan signifikan terlihat saat Jepang menjuarai Piala Asia 1992 dengan mayoritas pemain muda.
Skuad peraih juara Piala Asia 1992, adalah generasi pembaca manga, dan penonton anime Captain Tsubasa dari 20 pemain, 19 di antaranya berusia di bawah 32 tahun, dan 13 di antaranya berusia di bawah 26 tahun. Artinya, saat anime Captain Tsubasa disiarkan, mereka masih berusia di bawah 16 tahun, dan sangat mungkin terpapar pengaruh Tsubasa.
Cerita di Serial Captain Tsubasa ini menginspirasi dan law of attraction bagi banyak orang di Jepang, untuk kemudian menggandrungi sepak bola dan menggandrungi olahraga secara umum. Tak lama setelah itu orang-orang Jepang Timnas Jepang berhasil masuk ke putaran Piala Dunia.Â
Setelah berhasil lolos ke Piala Dunia 1998, Jepang tak pernah absen ke putaran final Piala Dunia. Jepang menjadi salah satu yang menjadi pionir di Asia dan salah satu yang berprestasi di Kancah internasional.
Apakah ada hubungan antara diterbitkannya manga Captain Tsubasa dengan Jepang yang masuk ke dalam Piala Dunia, Secara spekulatif hubungan yang bisa di kaitkan. Mungkin, orang-orang Jepang yang menjadi sangat positif terhadap olahraga itu dan kemudian banyak menggambarkan dan membayangkan tentang orang-orang Jepang yang akhirnya masuk di piala dunia.
Seperti halnya di Captain Tsubasa itu menyebabkan mereka benar-benar masuk ke dalam Piala Dunia secara nyata, artinya gambaran yang ada di dalam benak itu kemudian manifestasi dalam kehidupan nyata.
Pembinaan serta menciptakan pemain sepak bola berbakat di Jepang dari level bawah layaknya di Captain Tsubasa sangat terasa di persepakbolaan Jepang. Di level profesional, pada 1993, Japan League (J-League) didirikan, 12 tahun setelah manga Captain Tsubasa terbit.
Tingginya minat klub untuk bergabung membuat, JFA menambahkan divisi dua dan tiga.Setiap tim yang ingin bergabung wajib memenuhi standar "J-League 100 Year Plan," sebuah visi jangka panjang yang dimulai usai Jepang tampil di Piala Dunia 1998, dengan target ambisius menjadi juara dunia pada 2092.
Captain Tsubasa adalah sebuah karya monumental bukan hanya bagi Jepang itu sendiri. Tetapi untuk setiap anak-anak dari seluruh dunia yang membaca dan menonton serial Captain Tsubasa untuk termotivasi menjadi pemain sepak bola yang berprestasi, contohnya seperti Fernando Torres, Â Andres Iniesta, Neymar Jr James Rodriguez hingga Thierry Henry.
sumber rujukan : https://www.panditfootball.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H