Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... Lainnya - Rakyat Jejaka

Rakyat Jejaka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Deng Xiaoping: Sosok Inspiratif di Balik Kebangkitan China dan Refleksi untuk Indonesia

10 Oktober 2024   07:57 Diperbarui: 10 Oktober 2024   07:57 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deng Xiaoping adalah pemimpin yang berperan penting dalam transformasi China dari negara yang terisolasi dan miskin menjadi kekuatan ekonomi global. Sosok Deng Xiaoping ini rupanya di kagumi oleh Pak Prabowo Subianto karena semangat pantang menyerahnya, Dimana Den Xiaoping berkali-kali difitnah, dipenjara, bahkan anak laki-lakinya pernah dilempar dari balkon yang menyebabkan cacat seumur hidup dan harus berada di atas kursi roda. Meskipun Deng Xiaoping dikenal sebagai sososk yang yang sangat praktis dan tidak terlalu berpegang kepada teori-teori buku, tetapi mampu mengambil keputusan dengan cepat di lapangan serta tak banyak bicara. Tetapi dengan visi dan kegigihannya mampu membuat China menjadi negara yang maju dan modern. Berikut adalah langkah-langkah utama yang diambil Deng Xiaoping untuk membangun China menjadi negara Superpower:

Reformasi Ekonomi: "Reformasi dan Keterbukaan" 

Pada tahun 1978, Deng Xiaoping meluncurkan kebijakan "Reformasi dan Keterbukaan" yang mengubah ekonomi China dari ekonomi terencana (komunis) menjadi ekonomi yang lebih terbuka dan terdesentralisasi. Langkah-langkah utama dalam reformasi ekonomi ini meliputi:

  • Perkenalkan Pasar Bebas: Deng Xiaoping memperkenalkan elemen-elemen pasar bebas ke dalam ekonomi dengan membolehkan perusahaan swasta beroperasi. Sistem pertanian kolektif yang sebelumnya diterapkan dihapus dan digantikan dengan sistem tanggung jawab rumah tangga, yang memungkinkan petani menjual hasil panen di pasar.
  • Zona Ekonomi Khusus (Special Economic Zones/SEZ): Deng Xiaoping mendirikan zona ekonomi khusus di beberapa kota pesisir seperti Shenzhen, di mana investasi asing diperbolehkan dengan aturan yang lebih longgar. Ini mendorong masuknya modal asing dan teknologi dari luar negeri, meningkatkan pertumbuhan industri dan manufaktur.
  • Kebijakan Pintu Terbuka: Deng Xiaoping membuka pintu China bagi investasi asing, perdagangan, dan pengetahuan teknologi global. China mulai menarik perusahaan multinasional untuk menanamkan modal di dalam negeri.

Modernisasi Empat Pilar

Modernisasi Empat Pilar adalah kebijakan besar yang diusulkan oleh Deng Xiaoping untuk membawa China keluar dari keterpurukan ekonomi dan menjadikannya negara yang maju dan mandiri. Kebijakan ini difokuskan pada empat sektor utama: pertanian, industri, pertahanan, serta sains dan teknologi, yang masing-masing dianggap vital bagi kemajuan jangka panjang China. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai Modernisasi Empat Pilar yang dibawa oleh Deng Xiaoping:

  1. Pertanian: Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas Melalui Mekanisasi dan Teknologi Baru
    Di bawah Mao Zedong, sistem pertanian China berbasis kolektivisasi yang menyebabkan banyak masalah dalam produktivitas pangan. Deng Xiaoping menyadari bahwa tanpa perbaikan di sektor pertanian, reformasi ekonomi yang lain tidak akan berhasil. Maka, ia memperkenalkan sistem tanggung jawab rumah tangga, yang membagi tanah pertanian negara kepada petani untuk diolah dengan tanggung jawab individu.
    Kebijakan ini mengizinkan petani untuk menjual hasil panen lebih banyak di pasar bebas setelah memenuhi kuota pemerintah, sehingga meningkatkan pendapatan mereka. Di samping itu, Deng Xiaoping mendorong penerapan mekanisasi dan teknologi modern di sektor pertanian. Mesin-mesin pertanian, pupuk yang lebih efisien, dan metode penanaman baru diadopsi secara luas. Ini meningkatkan hasil pertanian China, menjadikannya lebih produktif dan efisien dalam menyediakan makanan bagi penduduk yang terus bertambah.
  2. Industri: Pengembangan Manufaktur dan Industri Berat untuk Memperkuat Ekonomi
    Deng Xiaoping menganggap industri sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Reformasi yang ia lakukan berfokus pada modernisasi industri manufaktur dan industri berat, termasuk baja, mesin, dan peralatan lainnya yang penting untuk pembangunan infrastruktur. Deng Xiaoping mempermudah peraturan bisnis dan membuka China untuk investasi asing langsung, sehingga banyak perusahaan asing datang untuk membangun pabrik dan meningkatkan teknologi industri China.
    Di bawah kebijakannya, China tidak hanya berfokus pada ekspor barang-barang murah, tetapi juga mulai membangun industri yang lebih maju, termasuk elektronika dan teknologi tinggi. Pembukaan Zona Ekonomi Khusus (SEZ) di kota-kota seperti Shenzhen, Zhuhai, dan Xiamen adalah contoh bagaimana China memanfaatkan investasi asing untuk meningkatkan produktivitas industri. Kota-kota ini menjadi pusat inovasi dan produksi yang berperan penting dalam transformasi ekonomi China.
  3. Pertahanan: Modernisasi Militer dengan Teknologi Baru dan Peningkatan Kekuatan Militer China
    Sektor pertahanan juga merupakan fokus utama dalam Modernisasi Empat Pilar. Pada masa sebelumnya, China tertinggal dalam teknologi militer, dan Deng Xiaoping melihat bahwa modernisasi militer sangat penting untuk melindungi kepentingan nasional. Di bawah kebijakan ini, anggaran militer ditingkatkan secara signifikan, tetapi fokusnya tidak hanya pada jumlah pasukan, melainkan pada teknologi pertahanan modern.
    China mulai mengadopsi teknologi militer canggih, seperti sistem misil balistik, kapal perang modern, dan pesawat tempur generasi baru. Selain itu, penelitian dan pengembangan di bidang teknologi militer didorong untuk menghasilkan kemampuan pertahanan yang lebih kuat, termasuk peningkatan kemampuan nuklir dan pertahanan siber. Tujuannya adalah untuk menjadikan China kekuatan militer besar yang mandiri dan mampu bersaing dengan negara-negara besar lainnya seperti Amerika Serikat dan Rusia.
  4. Sains dan Teknologi: Mendorong Inovasi untuk Memajukan Ekonomi dan Masyarakat
    Sektor sains dan teknologi adalah pilar yang sangat penting dalam upaya modernisasi Deng Xiaoping. Ia memahami bahwa tanpa perkembangan di bidang ini, China tidak akan mampu bersaing di panggung internasional. Oleh karena itu, Deng Xiaoping mendorong penelitian dan pengembangan di berbagai bidang, mulai dari ilmu pengetahuan dasar hingga teknologi industri, serta bekerja sama dengan negara-negara maju untuk mentransfer teknologi yang lebih canggih.
    Selain itu, pendidikan di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) diprioritaskan untuk menciptakan generasi ilmuwan, insinyur, dan teknolog yang mampu mendorong inovasi di masa depan. Beberapa universitas dan pusat riset unggulan China menerima dukungan besar untuk melahirkan talenta-talenta baru di bidang teknologi, yang nantinya akan memperkuat industri dan militer China. Deng Xiaoping juga membuka jalan bagi diaspora China dan para ahli dari luar negeri untuk kembali ke tanah air dan berkontribusi dalam pembangunan sains dan teknologi di China.

Pengaruh Jangka Panjang

Modernisasi Empat Pilar ini memiliki dampak jangka panjang yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi China. Dengan fondasi yang diletakkan oleh Deng Xiaoping, China berhasil mengatasi kesulitan ekonomi masa lalu dan secara bertahap tumbuh menjadi salah satu kekuatan ekonomi dan militer terbesar di dunia. Kebijakan ini juga memungkinkan China untuk mengejar ketertinggalan di bidang inovasi dan industri teknologi, menjadikannya salah satu pusat kekuatan di era modern.

Menyederhanakan Politik dan Merangkul Kapitalisme

Deng Xiaoping menerapkan pendekatan yang sangat pragmatis dalam mengelola politik dan ekonomi China, meskipun tetap mempertahankan struktur politik komunis yang kuat. Ia tidak tergoda untuk melakukan liberalisasi politik seperti yang terjadi di banyak negara lain, tetapi fokus pada reformasi ekonomi dengan membuka ruang bagi kapitalisme untuk tumbuh di dalam kerangka politik komunis yang ada. Deng Xiaoping menyadari bahwa untuk memajukan China, diperlukan kebijakan yang fleksibel dan tidak terikat pada ideologi yang kaku. Semboyannya yang terkenal, "Tidak masalah apakah kucing itu hitam atau putih, selama dia menangkap tikus", menggambarkan pandangan pragmatisnya: yang paling penting adalah hasil atau efektivitas dari kebijakan, bukan bentuk atau ideologi di baliknya.

Dalam konteks ini, Deng Xiaoping memperkenalkan berbagai reformasi ekonomi yang bersifat kapitalistik, seperti membuka pasar bagi investasi asing, memperbolehkan kepemilikan pribadi, dan mendorong sektor swasta untuk berkembang. Namun, di sisi politik, Deng Xiaoping  memastikan bahwa Partai Komunis tetap memegang kendali penuh atas negara dan masyarakat. Sistem politik otoriter yang dipertahankan memungkinkan Deng Xiaoping dan para pemimpin China lainnya untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan ekonomi tanpa gangguan dari kekuatan politik oposisi atau ketidakstabilan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun