Mohon tunggu...
Muhanmmad QafiAlkautsar
Muhanmmad QafiAlkautsar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi

Mahasiswa yang sedang berjuang di jalan psikologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Krisis Identitas di Era Modern"

30 Mei 2023   15:45 Diperbarui: 30 Mei 2023   16:02 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Krisis Identitas diri"

Tau gak sih identitas diri kita itu penting agar kita mengerti tentang diri kita sendiri, Ketika menghadapi krisis identitas, kita sering merasa bingung dan tidak yakin tentang siapa diri kita sebenarnya dan apa tujuan hidup yang ingin kita capai. Dalam zaman modern, tantangan ini semakin kompleks karena pengaruh media sosial, perubahan sosial, dan banyaknya pilihan hidup yang tersedia. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan bagaimana teori psikososial Erikson dapat membantu kita memahami dan mengatasi krisis identitas ini dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti yang kita lihat dari banyak media sosial dan berita dan banyak kita temui banyak anak-anak muda di era yang sudah masuk ke ranah modern ini mempunyayi kecenderungan kurang percaya diri (lack of confidence) dan tidak mampu mewujudkan jati diri. Diambil dari (Nafis M, 2023)

Nah, untuk memulai pembahasan kita, kalian harus lebih tahu dahulu tahap tahapan teori Psikososisal Erikson lebih dulu.

Tahapan-tahapan Psikososial Erikson

Kalian tentunya harus mengenali siapa itu Erikson lebih dulu sebelum memgenal tentang teorinya nah siapa si Erikson itu?, Erikson ialah seorang psikolog yang mengembangkan teori Psikososial (Papalia & Martorell, n.d.), menurut teori Erikson tentang Perkembangan Psikososial menjelaskan bagaimana kebutuhan pribadi individu berinteraksi dengan tuntutan sosial. Teori ini terdiri dari 8 tahap perkembangan yang harus kita alami. Setiap tahap melibatkan konflik yang perlu dihadapi dan diselesaikan untuk mencapai perkembangan yang normal(Erikson, 1968b).

Berikut adalah tahapan perkembangan menurut teori Erikson secara sederhana yang meliputi perkembangan dari sebelum menginjak remaja dan sampai tahap remaja :

Tahap Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (0-18 Bulan) 

Anak belajar mempercayai orang yang merawatnya. Kepercayaan terbentuk saat kebutuhan anak terpenuhi. Dan saat tahap ini Ketidakpercayaan muncul jika kebutuhan anak tidak konsisten dipenuhi.

Tahap Otonomi vs Rasa Malu dan Keraguan (18 Bulan - 3 Tahun)

Anak mulai mandiri dan merasa bangga di tahap ini Orang tua memberikan pilihan dan otonomi. Toilet training juga dilakukan pada tahap ini.

Tahap Inisiatif vs Rasa Bersalah (3-5 Tahun)

Pada tahap ini anak mengambil inisiatif dan mengendalikan permainan. Mereka bertanya dan mengeksplorasi dunia.

Terlalu banyak batasan di tahap ini dapat menyebabkan rasa bersalah dan kurang berani mencoba hal baru.

Tahap Produktivitas vs Rendah Diri (5-12 Tahun)

Di tahap ini seorang Anak merasa bangga dengan prestasi dan keberhasilan mereka. Dan pada saat ini Interaksi sosial dan prestasi akademik sangat penting  lalu kegagalan dapat membuat anak menjadi rendah diri

Tahap Identitas vs Kebingungan Peran (12-18 Tahun)

Anak mencari jati diri melalui nilai dan tujuan hidup dan juga Pencarian identitas yang berhasil dapat menimbulkan rasa percaya diri yang kuat

Membentuk identitas yang kuat.Penekanan berlebihan pada nilai-nilai orang tua bisa menghambat pencarian identitas.

Dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk memperhatikan:Memenuhi kebutuhan anak dan membangun kepercayaan pada tahap awal untuk kedepanya ke masa remaja. Mendorong anak untuk mandiri dan mengambil keputusan pada tahap-tahap selanjutnya. Mendukung eksplorasi dan inisiatif anak untuk berkembang.(Erikson, 1968b)

Menghargai dan menghormati perkembangan identitas anak juga remaja. Membantu membangun hubungan sosial yang sehat pada tahap-tahap selanjutnya.Memberikan kesempatan untuk berkontribusi dan merasa bernilai pada tahap generativitas.


Krisis Identitas  Di Era  Modern

Krisis identitas adalah saat seseorang merasa bingung tentang siapa mereka sebenarnya dan apa yang mereka inginkan dalam hidup. Mereka mungkin merasa tidak yakin tentang nilai-nilai, minat, dan tujuan hidup mereka. Ini adalah periode di mana seseorang mencari tahu tentang diri mereka sendiri dan bagaimana mereka ingin dilihat oleh orang lain. Krisis identitas sering terjadi pada masa remaja ketika mereka sedang mencoba menemukan jati diri mereka dan bagaimana mereka berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.

Teori perkembangan psikososial Erikson memberikan wawasan berharga untuk memahami krisis identitas modern. Dalam konteks ini, pengaruh media sosial, perubahan sosial, dan tekanan hidup yang semakin kompleks dapat mempengaruhi pencarian identitas pribadi secara signifikan

Faktor -- Faktor yang Mempengaruhi Krisis Identitas:

Pengaruh Media Sosial

Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern dan dapat berdampak kuat dalam pencarian identitas. Terlalu banyak terpapar citra sempit kehidupan orang lain di media sosial dapat menyebabkan ketidakpuasan terhadap diri sendiri dan berujung pada krisis identitas. Individu cenderung membandingkan dirinya dengan standar tidak realistis yang ditampilkan di media sosial. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk mengembangkan rasa diri dan memandang media sosial sebagai alat untuk membangun jaringan sosial yang aktif dan sehat, bukan sebagai sumber utama pengukuran identitas mereka.

Perubahan sosial dan tekanan hidup yang semakin kompleks

Di zaman modern ini, perubahan sosial yang cepat dan tekana hidup yang semakin kompleks juga dapat mempengaruhi pencarian jati diri. Perubahan keadaan sosial dan tekanan untuk memenuhi harapan orang lain dapat menyebabkan kebingungan dan kecemasan tentang jalan hidup yang benar. Individu mungkin merasa sulit untuk menemukan jati dirinya di antara berbagai kebutuhan. Penting bagi individu untuk memahami bahwa menemukan identitas adalah proses yang berkelanjutan dan tidak ada satu pun cara yang benar untuk mencapainya. Mengembangkan ketahanan, kemampuan beradaptasi, dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan sosial dan tekanan hidup dapat membantu mengatasi krisis identitas.

Krisis identitas dalam kehidupan sehari-hari

Krisis identitas dapat muncul dalam semua aspek kehidupan sehari-hari, seperti pilihan karir, hubungan, aktualisasi diri, dan lainnya. Ketika sampai pada pilihan karir, individu sering berada di bawah tekanan untuk memilih jalan yang dianggap sukses oleh masyarakat atau orang tua mereka, bahkan jika itu mungkin tidak sesuai dengan minat dan nilai mereka. Dalam hubungan, individu mungkin mengalami kesulitan memahami dan memenuhi harapan pasangan atau lingkungan sosial. Memenuhi kebutuhan homeostasis juga merupakan tantangan, karena individu harus menavigasi antara keinginan pribadi, kebutuhan sosial, dan ekspektasi budaya.

Menerapkan Teori Erikson dalam Kehidupan Sehari-hari dan cara caranya : 

Dengan memahami tahap tahap Psikososial Erikson dan Penyebab krisi identitas di atas kita tentunya juga harus tahu cara menghadapi dan solusinya disini kami akan memberi suatu solusi cara menghadapi krisis identitas, simak lah sebagai berikut:

Eksplorasi Minat dan Bakat Pribadi:

Cari grup atau komunitas yang berbagi minat dan nilai Anda. Bergabunglah dengan grup ini melalui klub, organisasi, atau acara komunitas.

Jalin hubungan mendalam dengan mereka yang dapat mendukung dan menginspirasi pencarian identitas Anda. Temui teman-teman yang mendorong pertumbuhan pribadi dan saling memotivasi untuk mencapai tujuan hidup Anda.

Ciptakan jaringan yang sehat di media sosial dengan mengikuti akun yang membagikan konten positif, inspiratif, dan relevan yang terkait dengan minat dan nilai Anda.

Membangun Hubungan yang Mendukung:

Temukan kelompok atau komunitas yang berbagi minat dan nilai-nilai yang sama dengan Anda. Bergabunglah dengan kelompok ini melalui klub, organisasi, atau acara komunitas.

Jalin hubungan yang mendalam dengan orang-orang yang dapat mendukung dan menginspirasi Anda dalam pencarian identitas. Temui teman-teman yang mendorong pertumbuhan pribadi dan saling memotivasi untuk mencapai tujuan hidup.

Ciptakan jaringan sosial yang sehat di media sosial dengan mengikuti akun yang membagikan konten positif, inspiratif, dan relevan dengan minat dan nilai-nilai Anda.

Mencari dan Mengejar Tujuan Hidup yang Bermakna:

Tetapkan tujuan hidup yang bermakna yang selaras dengan nilai-nilai pribadi Anda. Kembangkan rencana aksi yang spesifik dan terukur untuk mencapai tujuan ini.

Hancurkan tujuan jangka panjang menjadi langkah-langkah kecil yang dapat dicapai secara bertahap. Ini akan membantu mempertahankan motivasi dan memberikan rasa pencapaian yang konstan.

Jangan takut untuk menyesuaikan dan merevisi tujuan Anda saat Anda secara pribadi berubah dan tumbuh. Fleksibilitas untuk mengejar tujuan hidup Anda adalah kunci untuk menemukan jalan yang paling benar bagi diri Anda sendiri.

Ingat bahwa menemukan identitas adalah proses yang unik untuk setiap individu. Eksplorasi minat dan bakat pribadi secara terpadu, membangun hubungan yang mendukung, dan mengejar tujuan hidup yang bermakna adalah langkah penting menuju identitas yang sehat dan memuaskan.

Nah, itulah cara-cara juga penyebab dan jangan lupa dampak dari krisis identitas yang bisa terjadi kepada semua orang, setelah membaca artikel diatas kita bisa mempraktekanya dalam hidup kita, disini juga kalian juga bisa mengambil hal-hal yang menurut kalian baik lalu mem-praktekanya ke dalam hidup kalian.

Referensi: 

Maruf A., (2021) Krisis Identitas Nasional Pada Generasi Muda

  • Erikson, (1968) Identity: Youth and crisis. W. W. Norton & Company.
  • Marcia, J. E. (1966). Development and validation of ego-identity status. Journal of personality and social psychology, 3(5), 551-558.
  • (Waterman, 1999) * Identity, the identity statuses, and identity status development: A contemporary statement. Developmental review, 19(4), 591-621.
  • Papalia D. E ,(2021) Experience Human Devlopment

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun