Mohon tunggu...
Muhammad Zulifan
Muhammad Zulifan Mohon Tunggu... Administrasi - Pengamat Timur Tengah Dan Islam

Pengamat Timur Tengah dan Islam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajaran Berharga dari Kegagalan ISIS di Indonesia

21 Januari 2016   11:57 Diperbarui: 21 Januari 2016   14:05 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reaksi masyarakat Indonesia atas  serangan bom Thamrin pada bulan ini begitu cepat di media sosial, di mana tagar #KamiTidakTakut dengan cepat menjadi trending topic  di Twitter.

Peran NU dan Muhammadiyah

Alasan utama lainnya untuk kelemahan ISIS di Indonesia adalah peran yang dimainkan oleh organisasi-organisasi Islam besar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Tercatat hingga 75% dari Muslim Indonesia merupakan anggota dari dua ormas besar tersebut.   Baik NU maupun Muhammadiyah terkenal teguh dalam upaya mereka untuk menentang keberadaan ISIS dan terorisme.

Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah telah memposisikan diri sebagai  pendukung kuat demokrasi, dan bersikap  toleran terhadap agama minoritas di Indonesia, dan membantu untuk menyalurkan keinginan pemuda Muslim dalam  perubahan sosial dan politik dalam kegiatan produktif, seperti pendidikan dan pengorganisasian gerakan sosial.

Indonesia Model Bagi Negara Lain dalam Melawan ISIS

Apakah Indonesia menawarkan pelajaran untuk melawan ISIS bagi negara lain, atau itu kasus yang unik?

Ada beberapa perbedaan budaya utama antara Indonesia dan negara-negara mayoritas Muslim di Timur Tengah. Sebelum kedatangan Islam, ada Hindu dan Budha merupakan agama resmi kerajaan di pulau Jawa, dan warisan mereka tetap menjadi bagian dari budaya Indonesia.

Hari ini, keragaman agama, etnis dan bahasa masyarakat Indonesia tak tertandingi. Ada lebih dari 300 kelompok etnis, lebih dari 700 bahasa dan berbagai daerah dengan mayoritas non-Muslim, termasuk Hindu di Bali. Pengakuan dari keragaman ini selalu menjadi komponen identitas nasional Indonesia, dan Konstitusi menjamin kebebasan beragama.

Namun dalam beberapa hal penting, Indonesia memiliki banyak kesamaan dengan banyak negara Timur Tengah: tingginya tingkat kemiskinan, cadangan sumber daya alam yang besar, tingginya tingkat korupsi, rendahnya tingkat pendidikan, sejarah konflik bersenjata dan vokalnya gerakan Islamis. Bila melihat posisinya di kawasan.  Indonesia hampir tidak  berada di lingkungan yang demokratis, mengingat bahwa Malaysia, Singapura, Kamboja, Vietnam, Thailand dan Laos masih dipimpin oleh  rezim otoriter.

Bagi para pembuat kebijakan AS, poin penting yang bisa diambil dari serangan bom Thamrin Jakarta baru-baru ini adalah: ISIS adalah ancaman bagi warga sipil, dan polisi harus terus memantau mereka yang bergabung. Tapi Indonesia tidak dalam bahaya potensi menjadi  Irak atau Suriah kedua. Karenanya, hal ini tidak akan menjadikan Indonesia bagian dari apa yang disebut kekhalifahan.

Bahkan, Indonesia memberikan pelajaran  penting bahwa cara terbaik untuk meminimalkan dampak dari ISIS adalah bukan  melalui aksi militer atau polisi, melainkan melalui strategi jangka panjang integrasi melalui lembaga-lembaga politik, pertumbuhan ekonomi dan organisasi masyarakat sipil yang signifikan.

------------------------------------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun