Mohon tunggu...
Zidane
Zidane Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hanya seorang mahasiswa kupu kupu

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Rekam Jejak Sejarah Kemalikusalehan & Implementasi lima pilar Kemalikussalehan

11 Desember 2024   23:14 Diperbarui: 12 Desember 2024   00:26 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sejarah dan peninggalan Kerajaan Samudra Pasai (istockphoto/Laude Iqbal)

Menganalisis rekam jejak kemalikusalehan dan implementasi lima pilar kemalikusalehan pada era modern 

Rekam jejak kemalikusalehan berdasarkan kunjungan lapangan

Museum Samudra Pasai di Lhokseumawe, Aceh Utara, merupakan tempat bersejarah yang merekam jejak peradaban Islam di Asia Tenggara, khususnya dari Kerajaan Samudra Pasai. Melalui kunjungan lapangan ke museum ini, ditemukan bukti-bukti nyata yang mencerminkan kemalikusalehan, baik dalam aspek keagamaan, intelektual, maupun kehidupan sosial masyarakat pada masa lalu.

Berdasarkan penjelasan pada saat kunjungan lapangan, Sultan Malik as-Saleh adalah tokoh penting dalam sejarah Islam di Nusantara, dikenal sebagai pendiri Kerajaan Samudra Pasai, kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara. Rekam jejaknya mencerminkan perpaduan antara kepemimpinan visioner, kesalehan spiritual, dan kontribusi terhadap peradaban Islam di kawasan ini. 

Rekam jejak Sultan Malik as-Saleh menunjukkan bahwa ia adalah pemimpin yang tidak hanya membawa perubahan besar bagi wilayahnya, tetapi juga memberikan dampak signifikan bagi perkembangan Islam di Nusantara. Kesalehan, kebijaksanaan, dan kepemimpinannya menjadikannya tokoh yang dihormati dan dikenang sebagai salah satu pendiri peradaban Islam di Asia Tenggara. Sultan Al-Malik As-Saleh juga berakar pada filosofi hidup yang menekankan keseimbangan antara hubungan dengan Tuhan (hablum minallah),manusia (hablum minannas),dan Lingkungan (hablum minal'alam).

Studi kasus implementasi lima pilar kemalikusalehan pada era modern 

Kerajaan Malikusaleh, yang didirikan oleh Sultan Malik al-Saleh pada abad ke-13 di Aceh, Indonesia, dikenal sebagai pusat penyebaran Islam yang kuat di wilayah tersebut. Dalam sejarahnya, pilar-pilar kemalikusalehan yang ditegakkan oleh Sultan Malik al-Saleh tetap relevan untuk diimplementasikan pada era modern, terutama dalam bidang religiusitas, pendidikan, kepedulian terhadap lingkungan, kejujuran, dan toleransi. Berikut adalah studi kasus implementasi lima pilar tersebut di era modern.

1. Pilar Religius: Penguatan Keislaman di Aceh 

Sultan Malik al-Saleh memperkenalkan Islam dengan cara yang damai dan mengedepankan pendidikan agama. Di era modern, penguatan agama Islam di Aceh tetap menjadi salah satu prioritas, baik di level komunitas maupun lembaga pendidikan.  

Implementasi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun