1.Transportasi Sedimen
Material sedimen, seperti pasir, kerikil, atau lumpur, diangkut dari satu lokasi ke lokasi lain melalui beberapa mekanisme:
a.Gelombang: Gelombang laut yang berulang membawa sedimen dari dasar laut ke pantai, terutama di daerah dengan gelombang rendah.
b.Arus Laut: Arus sepanjang pantai (longshore currents) mengangkut sedimen di sepanjang garis pantai, sering kali memindahkan material dari satu pantai ke pantai lainnya.
c.Angin: Di pantai yang lebih kering, angin dapat membawa partikel pasir ke daratan, membentuk bukit pasir (dune) di dekat pantai.
d.Sungai: Aliran sungai membawa sedimen dari hulu ke hilir, di mana material ini terakumulasi di delta atau muara sungai.
2.Pengendapan Sedimen
Setelah material sedimen diangkut, mereka mulai mengendap di lokasi-lokasi tertentu, tergantung pada energi lingkungan dan laju transportasi sedimen:
a.Perubahan Arus atau Aliran: Di daerah di mana arus laut atau sungai melambat, seperti di teluk, delta, atau muara sungai, sedimen yang diangkut mulai terendapkan dan terakumulasi.
b.Lingkungan yang Stabil: Di lingkungan yang tidak terlalu terkena energi gelombang tinggi, material dapat menumpuk secara bertahap, membentuk dataran yang lebih luas.
3.Pembentukan Struktur Gemorfologi
Pengendapan terus-menerus sedimen akhirnya menghasilkan perubahan bentuk dan ukuran pantai, serta membentuk berbagai struktur geomorfologi:
a.Bukit Pasir (Dune): Di pantai yang terkena angin kuat, akumulasi pasir yang dibawa oleh angin dapat membentuk bukit pasir.
b.Pantai yang Lebih Luas: Akresi dapat memperluas area pantai dengan menambah lapisan pasir atau sedimen ke garis pantai.