Kuliner
1. Dangke
Sekilas makanan ini tampak seperti tahu, sama-sama berwarna putih. Namun, makanan khas Kabupaten Enrekang ini terbuat dari fermentasi susu. Masyarakat menyebutnya Dangke. Makanan ini juga bertekstur kenyal.
Selain susu sapi atau kerbau, bahan dasar dangke lainnya adalah getah pepaya. Proses pembuatannya tidak terlalu sulit. Salah satu pengusaha dangke di Enrekang, Sunusi, menuturkan awalnya sapi perah yang susunya diambil untuk bahan dasar dangke dibersihkan dari kotoran.
Setelah sapi selesai dimandikan, barulah dilakukan pemerasan, kata Sunusi. Air susu sapi kemudian disaring untuk memisahkan kotoran dengan susu sebelum dilakukan fermentasi. Adapun getah pepaya muda digunakan sebagai bahan campuran pembuat dangke.
Air susu dimasak dengan suhu minimal 70 derajat Celsius, kemudian dicampur getah pepaya. Getah ini untuk memisahkan lemak, protein, dan air. Selain itu, getah pepaya berfungsi untuk memadatkan bahan susu. Setelah lemak, protein, dan air dipisahkan, barulah dilakukan proses mencetak. Alat yang digunakan untuk mencetak dangke juga menggunakan alat tradisional, yakni tempurung kelapa.
Setelah dimasukkan ke dalam alat cetak, adonan dibiarkan hingga dingin dan memadat. Maka, jadilah dangke.
Makanan ini cukup sulit didapatkan di luar Enrekang. Tapi di Kabupaten Enrekang, dangke menjadi makanan yang mudah ditemui. Namun demikian, pembeli biasanya memilih tempat produksi dangke yang dianggap higienis. Pasalnya ada juga dangke yang rasanya agak kecut.
Popularitas dangke sebagai makanan khas di Kabupaten Enrekang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Enrekang, Lateng, menuturkan bahwa dangke sudah sampai Malaysia dan Jepang.
Dangke dapat bertahan hingga satu bulan. Biasanya, saat dangke dibawa keluar daerah yang membutuhkan waktu berjam-jam atau bahkan beberapa hari, dangke dibungkus dalam kemasan kedap udara. Biasanya, jika dangke dibawa ke tempat yang membutuhkan waktu lama, dangke dipanaskan dan dimasukkan ke dalam lemari es, ujar Sunusi.
Sandra, salah seorang warga Enrekang yang tinggal di Makassar, menuturkan setiap kali datang ke Enrekang, ia pasti membeli dangke. Pasalnya, makanan tersebut sudah menjadi makanan wajib. Rasanya ada yang kurang kalau dari Enrekang tidak membawa pulang dangke, kata Sandra.
Dangke menjadi makanan khas yang tak terlupakan oleh warga Enrekang. Meskipun telah meninggalkan daerah itu bertahun-tahun lamanya, saat pulang ke kampungnya, mereka pasti akan mencari dangke.