Saya mulai menangkap bahwa ada hubungan antara minat dan bakat siswa dengan zaman yang dilalui seseorang. Maka dari itu, mereka mesti dirangsang untuk "mengumpulkan informasi" sebanyak mungkin mengenai apa yang menjadi minatnya. Nah, mengumpulkan informasi ini bisa bersumber dari buku.
Mengumpulkan Informasi 'Memaksa' Membaca Buku
Begitulah, minat seseorang akan buku berawal dari "kehausan" akan informasi yang diminati. Rasa penasaran akan apa yang telah terjadi di masa lalu dan apa yang akan terjadi di masa depan bisa membawa seseorang bergelut dalam ratusan bahkan ribuan buku. Itu yang saya alami.
Banyak penerbit buku anak yang memenuhi setiap halamannya dengan ilustrasi menarik. Sayangnya, buku teks di sekolah menjadi tidak menarik dan minim ilustrasi. Padahal, ketertarikan itulah yang mengawali minat baca seseorang bahkan suatu bangsa. Tengok saja Jepang, minat baca yang tinggi diawali oleh komik manga dengan ceritanya yang menarik.
Sumber:
Ayi Olim, Ayat Suryatna, Achmad Hufad., (2007). Teori Antropologi Pendidikan. Dalam Ali, M., Ibrahim, R., Sukmadinata, N.S., Sudjana, D., dan Rasjidin, W (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imtima Press (Halaman 259-260)
Ziauddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad 21: Menjangkau Informasi, (1988). Mizan, Bandung: (halaman 121-128)