Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benci Buku Karena Belajar Melulu Lewat Buku

7 Februari 2019   06:11 Diperbarui: 7 Februari 2019   06:18 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mulai menangkap bahwa ada hubungan antara minat dan bakat siswa dengan zaman yang dilalui seseorang. Maka dari itu, mereka mesti dirangsang untuk "mengumpulkan informasi" sebanyak mungkin mengenai apa yang menjadi minatnya. Nah, mengumpulkan informasi ini bisa bersumber dari buku.

Mengumpulkan Informasi 'Memaksa' Membaca Buku

Begitulah, minat seseorang akan buku berawal dari "kehausan" akan informasi yang diminati. Rasa penasaran akan apa yang telah terjadi di masa lalu dan apa yang akan terjadi di masa depan bisa membawa seseorang bergelut dalam ratusan bahkan ribuan buku. Itu yang saya alami.

Banyak penerbit buku anak yang memenuhi setiap halamannya dengan ilustrasi menarik. Sayangnya, buku teks di sekolah menjadi tidak menarik dan minim ilustrasi. Padahal, ketertarikan itulah yang mengawali minat baca seseorang bahkan suatu bangsa. Tengok saja Jepang, minat baca yang tinggi diawali oleh komik manga dengan ceritanya yang menarik.

Sumber:
Ayi Olim, Ayat Suryatna, Achmad Hufad., (2007). Teori Antropologi Pendidikan. Dalam Ali, M., Ibrahim, R., Sukmadinata, N.S., Sudjana, D., dan Rasjidin, W (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imtima Press (Halaman 259-260)


Ziauddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad 21: Menjangkau Informasi, (1988). Mizan, Bandung: (halaman 121-128)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun