Mohon tunggu...
Muhammad Umar ibnu malik
Muhammad Umar ibnu malik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program studi Pendidikan Agama Islam, UIN. Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

saya seorang mahasiswa yang memiliki minat tinggi terhadap kepenulisan dan literasi. hobi saya yakni membaca, menulis, bermain gitar, bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Kontribusi Ki Ageng Bramasari Sebagai Pembawa Peradaban Islam di Desa Susukan, Beserta Situs Peninggalannya

16 Desember 2023   10:30 Diperbarui: 13 Februari 2024   06:43 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situs Peninggalan Ki Ageng Bramasari. [Doc. Pribadi/Muhammad Umar Ibnu Malik]

Sekilas tentang sejarah bagaimana kontribusi Ki Ageng Bramasari dalam menyebarkan Agama Islam dengan perjuangannya. Mulai dari merubah pola pikir masyarakat untuk terus berkembang dan mengenalkan produk-produk pertanian yang bermanfaat dan dapat dikonsumsi oleh Masyarakat di Desa Susukan. Selain itu di Desa Susukan terdapat beberapa situs peninggalan Ki Ageng Bramasari yakni Kali Wali, Pagenen, dan Makom Ki Ageng Bramasari yang sampai saat ini masih eksis dan memiliki banyak manfaat bagi masyarakat luas.

Situs Kali Wali

Situs Kaliwali [Doc. Pibadi/Muhammad Umar Ibnu Malik]

gambar-whatsapp-2023-12-16-pukul-08-57-54-ed42c83b-657d048612d50f5bcd382272.jpg
gambar-whatsapp-2023-12-16-pukul-08-57-54-ed42c83b-657d048612d50f5bcd382272.jpg

Kaliwali atau yang masyarakat setempat menyebutnya dengan nama Kaliwangi, merupakan sumber mata air peninggalan Ki Ageng Bramasari yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk kebutuhan hidup. Kaliwali berada di Desa Susukan, letaknya yakni tidak sampai 1 km dari arah utara dari Desa Susukan, jalan menuju Dusun Legoklangkir. Kaliwali sendiri konon adalah bukti dari kewasisan (kecerdasan spiritual) Ki Ageng Bramasari yang merupakan seorang Wali Allah. Memiliki sejarah yang sangat unik, terdapat kisah yang tidak dapat dijelaskan secara empiris. Konon Sejarah Kali Wali dimulai ketika Ki Ageng Bramasari sedang melakukan aktivitas di perkebunan, kemudian Beliau secara kebetulan melihat seorang anak kecil yang sedang merintih menangis kehausan yang pada saat itu tidak ada satu orang pun ditempat tersebut termasuk Ibu dari anak itu. Setelah melihat anak tersebut Beliau kemudian bergegas menancapkan sebuah pusaka miliknya yang berbentuk tongkat ke tanah hingga keluarlah mata air  yang tidak disangka-sangka. Uniknya rasa dan aroma air tersebut tidak berbau belerang ataupun bau lainnya. Ketika musim kemarau datang mata air Kaliwali ini tidak surut, malah justru semakin deras. Sumber air dibuat oleh Ki Ageng Bramasari masih tetap mengalir hingga saat ini, bahkan air tersebut sering digunakan oleh masyarakat umum dan para peziarah yang berdatangan sebelum melaksanakan ziarah ke makam Ki Ageng Bramasari. Kaliwali memiliki satu sumber mata air yang kemudian dibagi menjadi dua bagian, sebelah kiri selatan diperuntukkan untuk para peziarah dan sebelah kanan utara diperuntukkan untuk masyarakat umum yang biasanya digunakan untuk mandi, berwudhu, ataupun mencuci.

Pada tahun 2017/2018 Pemerintah desa mengusulkan ide untuk membangun sebuah Mushola disebelah sumber mata air untuk peziarah atau orang-orang yang hendak melaksanakan Ibadah. Untuk meningkatkan anggaran desa, rencananya sumber daya alam Kaliwali akan digunakan untuk kebutuhan komersial. Pemerintah Desa dan Masyarakat sempat mengadakan wacana diskusi tentang penggunaan air Kaliwali yang akan diolah dan diozonisasi untuk dikonsumsi sebagai air minum;. Hal ini dianggap sebagai sumber pendapatan asli desa. Namun, hambatan termasuk kurangnya upaya teknologi, yang menyebabkan wacana tersebut belum terealisasi. Tantangan tambahan adalah biaya tinggi untuk peralatan yang diperlukan dalam upaya proses ozonisasi tersebut. Saat ini, air Kaliwali belum dimanfaatkan secara efektif untuk kebutuhan komersial. Keberhasilan implementasinya bergantung pada sejauh mana inisiatif pemerintah desa untuk meningkatkan pendapatan Desa melalui potensi air Kaliwali.

Selain itu, yang terbilang unik dari Kaliwali ini adalah sumber air tersebut konon tidak bisa dialihkan ke berbagai arah, ini yang merupakan ciri khas yang menarik dari Kaliwali tersebut. Secara ilmiah, air akan cenderung mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah, namun fenomena di Desa Dawuhan menunjukkan peristiwa unik. Meskipun ada perbedaan ketinggian sekitar 100 meter antara Dawuhan dan sumber air Kaliwali, pipa yang dipindahkan ke sumber lain yang lebih rendah dari Kaliwali berhasil mengalirkan air. Namun, ketika kembali dipindahkan ke Kaliwali, air hanya mengalir sebagian. dari fenomena tersebut menunjukkan sesuatu yang sulit dipahami dengan akal sehat. Terlepas dari keheranan para ahli perpipaan, air Kaliwali hanya digunakan untuk mandi dan mencuci, dan sebagainya terutama ketika sumber mata air lain terbatas.

Kali wali merupakan tempat yang disarankan paling utama didatangi sebelum beranjak ke makam Ki Ageng Bramasari untuk berziarah. Hal ini tidak hanya berlaku untuk masyarakat umum saja, namun peziarah yang berdatangan untuk berziarah ke makam Ki Ageng Bramasari pun disarankan untuk bersuci terlebih dahulu di Kaliwali sebelum melaksanakan Ziarah, sebagai bentuk untuk mensucikan jiwa, hati, dan pikiran dari hal negatif serta memohon kepada Allah SWT. meskipun tidak diwajibkan, tetapi sebaiknya ketika menjalankan tata urutan tersebut masyarakat mempercayai kegiatan ziarah akan lebih sempurna. Setelah mensucikan diri di Kaliwali, para peziarah ataupun masyarakat umum dipersilahkan untuk langsung melaksanakan ziarah ataupun menilik Pagenen terlebih dahulu. Umumnya kebanyakan peziarah atau masyarakat umum menilik sebentar pagenen yang berada ditengah Desa Susukan, kemudian beranjak untuk melaksanakan Ziarah.

Situs Pagenen 

Situs Pagenen Ki Ageng Bramasari. [Doc. Pribadi/Muhammad Umar Ibnu Malik]
Situs Pagenen Ki Ageng Bramasari. [Doc. Pribadi/Muhammad Umar Ibnu Malik]

Pegenen yang pada zaman kerajaan disebut Pasibanagung. Pasibanagung merupakan tempat yang biasanya digunakan oleh para Wali, prajurit dari Mataram sebagai tempat rapat atau tempat pertemuan. Pagenen berada di tengah desa Susukan disekitar rumah warga Desa susukan. Konon Pagenen tersebut didalamnya terdapat abu yang belum diketahui persis fungsi dan dari mana abu tersbut. Jika pikir dengan kacamata logika, tidak akan masuk akal kalau abu itu masih ada sampai sekarang. Karena sudah lebih dari ratusan tahun lalu abu yang ada didalam pagenen itu masih utuh. Oleh karena itu para tokoh agama desa Susukan memilih untuk menutupi abu tersebut ketika Pagenen direnovasi, menutupi dengan ubin agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan. supaya abunya tetap ada sebagai bentuk peninggalan Sejarah dan supaya tidak menimbulkan kesyirikan atau berpindah kelain akidah. Jika orang-orang yang mempercayai mitos-mitos itu, abu yang ada didalam pagenen akan diambil seolah-olah abu tersebut bertuah. Hal tersebut yang tidak diinginkan oleh para tokoh agama di desa susukan.

Pada tahun 2023 Pagenen selesai direnovasi, diprakarsai oleh beberapa Pemerintah Desa tokoh masyarakat dan warga Desa Susukan. Pagenen yang dibangun dengan material Kayu dan menggunakan atap Ijuk sebelumnya terlihat lawas, namun, setelah direnovasi dengan inistatif dan kreatifitas masyarakat, bangunan pagenen terlihat antik, dan sangat menarik. Dengan dipasang berbagai ornamen seperti bentuk keris dan dekorasi bangunan yang terlihat tradisional namum memiliki unsur seni yang bagus, bisa dipastikan bahwa masyarakat setempat memiliki kepedulian dan konsen yang tinggi terhadap penjagaan situs peninggalan Ki Ageng Bramasari.

Situs makam Ki Ageng Bramasari, Beserta Aktivitas Budaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun