Mohon tunggu...
Muhammad Tharieq Waldopo
Muhammad Tharieq Waldopo Mohon Tunggu... Penulis - Tinggal di kota Depok

mencoba peruntungan menulis di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Konsep Self Reward yang Disalahartikan

18 Juli 2022   09:57 Diperbarui: 18 Juli 2022   10:10 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://maygassuz.blogspot.com

Pada belakangan ini masyarakat sering mendengar istilah-istilah baru didalam psikologi. Istilah Self Reward mungkin sering didengar masyarakat. Istilah ini diambil dari dua suku kata berbahasa inggris yaitu self yang berarti sendiri dan reward yang berarti penghargaan ataupun hadiah. Sehingga bisa disimpukan self reward memiliki arti yaitu sebuah apresiasi/penganghargaan terhadap diri sendiri atas apa yang telah dikerjakan sebelumnya.

Didalam psikologi konsep ini berperan sebagai stimulasi dan mendorong manusia agar memiliki motivasi dan memberikan kesan positif dari setiap target yang sudah direncanakan.

Menurut Bastaman (1995) hidup bermakana adalah gerbang kebahagiaan, ia adalah rasa corak kehidupan yang menyenangkan, penuh semangat, tanpa rasa cemas. 

Pada pernyataan sebelumnya terdapat beberapa kesamaan konsep self reward dengan kebahagiaan. Hal ini dikarenakan konsep ini dapat merangsang otak manusia untuk mengeluarkan hormon dopamine dan memunculkan perasaan bahagia sehingga baik dari segi hidup dan mental manusia akan menjadi sehat. 

Namun, bagai pisau bermata dua, konsep self reward bagi banyak orang kerap disalahartikan. Konsep ini seolah-olah dapat melegitimasi seseorang untuk berperilaku yang berlebihan seperti perilaku konsumtif, hedon, dan masih banyak lagi. Selain itu juga konsep ini juga memberikan kesan bahwa setiap sekecil apapun kegiatan manusia harus diberikan apresiasi.

Sebenarnya hal itu tidak lah salah. Namun, dikhawatirkan hal ini akan menjadi sebuah standar baru kepuasan manusia, hal ini dikhawatirkan akan mengurangi rasa bahagia sesorang jika self reward tidak sempat ia lakukan. 

Selain itu self reward juga dapat dijadikan sebagai alasan sesorang hanya untuk sekadar memuaskan keinginan nafsunya tanpa memikirkan memikirkan jangka panjang dari konsekuensi yang ia lakukan sekarang. Semisalnya sesorang baru saja mendapat upah suatu proyek yang baru ia kerjakan sebagai rasa syukur dan kebahagianya maka konsep self reward diperlukan agar ia dapat bahagia dan kesehatan mentalnya terjaga. 

Namun, jika seandainya itu dilakukann secara berlebihan seperti menghabur-haburkan uangnya dan berprilaku konsumtif tanpa memikirkan hal yang bersifat long term semisalnya economic invest, health insurance, old age guarantee dan lain- lain, maka ini akan menjadi bumerang baginya dikarenakan self reward akan selalu menjadikan alasan ia untuk berperilaku seperti itu

Jika diparagraf sebelumnya kita mempelajari bagaimana jika self reward disalah artikan. Lantas, bagaimana caranya agar konsep tersebut tidak disalah artikan dan tidak menjadi boomerang bagi manusia pada suatu hari nanti. Berikut ini adalah cara agara konsep dari self reward dapat berjalan dengan semestinya : 

1. Ukur standar kemampuan terlebih dahaulu Standar kemampuan setiap manusia berbeda-beda. Maka dari itu suatu kebahagian yang didapati oleh orang lain belum tentu itu akan membuat kita bahagia. Karena bisa saja hal yang membuat mereka bahagia justru tidak masuk kedalam standar kemampuan yang kita punya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun