Prinsip ini menekankan pada pentingnya memahami dan membatasi kebutuhan sesuai dengan apa yang benar-benar diperlukan. Seseorang diharapkan tidak terjebak dalam gaya hidup konsumtif atau menginginkan hal-hal yang tidak esensial.
- Penjelasan:Â Sa-butuhne mengajarkan kita untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Dengan fokus pada kebutuhan, seseorang dapat menghindari pemborosan, mengurangi stres, dan menjaga keseimbangan dalam kehidupan.
- Contoh dalam kehidupan:Â Menggunakan uang hanya untuk kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan pendidikan tanpa mengejar kemewahan yang tidak diperlukan.
2. Sa-perlune ("seperlunya")
Prinsip ini mengajarkan agar segala tindakan dilakukan seperlunya, tidak berlebihan, dan tidak berkurangan. Sikap ini membantu menjaga efisiensi dalam bertindak tanpa membuang waktu atau tenaga untuk hal-hal yang tidak penting.
- Penjelasan: Sa-perlune mendorong seseorang untuk bekerja atau bertindak secara proporsional, sesuai dengan tujuan dan kebutuhan situasi. Hal ini juga mengajarkan pengendalian diri agar tidak berlebihan dalam berupaya atau menanggapi sesuatu.
- Contoh dalam kehidupan: Menyelesaikan tugas dengan kualitas yang baik tanpa menghabiskan waktu terlalu lama untuk menyempurnakan detail yang tidak diperlukan.
3. Sa-cukupe ("secukupnya")
Prinsip ini berfokus pada rasa syukur dan menerima apa yang telah dimiliki. Sa-cukupe mengajarkan manusia untuk puas dengan apa yang ada, tanpa terus-menerus merasa kurang atau menginginkan lebih dari yang diperlukan.
- Penjelasan:Â Sa-cukupe membantu mencegah rasa iri, ketamakan, atau ketidakpuasan yang sering kali menjadi sumber kegelisahan. Sikap ini mengarah pada kehidupan yang lebih damai dan bahagia.
- Contoh dalam kehidupan:Â Menerima gaji sesuai pekerjaan dengan penuh syukur tanpa membandingkan secara negatif dengan penghasilan orang lain.
4. Sa-benere ("sesungguhnya")
Prinsip ini menekankan pada kejujuran dan integritas dalam bertindak. Seseorang diharapkan bertindak berdasarkan kebenaran dan tidak memanipulasi atau berpura-pura demi keuntungan pribadi.
- Penjelasan: Sa-benere mengajarkan bahwa kejujuran adalah fondasi dari kepercayaan dan hubungan yang sehat, baik dengan diri sendiri maupun orang lain.
- Contoh dalam kehidupan: Menyampaikan pendapat dengan jujur meskipun mungkin terasa sulit, atau mengakui kesalahan tanpa berbohong untuk melindungi diri.
5. Sa-mesthine ("semestinya")
Prinsip ini mengacu pada bertindak sesuai dengan norma, aturan, atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Seseorang diajarkan untuk menghormati apa yang sudah menjadi kewajaran dan bertindak sesuai dengan situasi dan kondisi.
- Penjelasan:Â Sa-mesthine mendorong manusia untuk menjalani perannya dengan baik, baik sebagai individu, anggota keluarga, maupun bagian dari masyarakat, tanpa melanggar batas-batas yang telah ditentukan.
- Contoh dalam kehidupan: Menjalankan tanggung jawab sebagai orang tua dengan memberikan perhatian dan kasih sayang, sesuai dengan apa yang diharapkan dalam keluarga.
6. Sa-penake ("seenaknya")
Prinsip terakhir mengajarkan untuk menikmati hidup dengan cara yang sederhana, santai, dan tidak membebani diri sendiri atau orang lain. Sa-penake bukan berarti bersikap ceroboh, tetapi hidup dengan rileks dan bijaksana.
- Penjelasan: Sa-penake memberikan ruang bagi manusia untuk menjalani kehidupan dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan tanpa menimbulkan kerugian bagi orang lain. Hal ini menyeimbangkan tekanan dari prinsip-prinsip lainnya.
- Contoh dalam kehidupan:Â Meluangkan waktu untuk menikmati hobi atau bersantai bersama keluarga tanpa merasa bersalah karena mengambil waktu untuk diri sendiri.