Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Anda Minum Kopi Grade Berapa?

8 Mei 2014   06:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:44 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_322985" align="aligncenter" width="560" caption="Kopi arabika Gayo dari Takengon Aceh sedang dinaikkan kedalam truk untuk diekspor ke Minneasota USA"][/caption]



Dalam perbincangan dengan seorang eksportir kopi asal Aceh Tengah, bulan lalu, kompasianer dan Isjet (community editor Kompasiana) masing-masing disuguhkan secangkir espresso. Kopi hitam pekat dengan krema coklat muda yang masih mengapung dipermukaan cangkir, menebarkan aroma sangat tajam. Tentu, aroma harum yang berasal dari cangkir putih itu tidak terlepas dari kualitas bahan bakunya yang berasal dari kopi specialty.

Isjet yang tidak terbiasa menyeruput kopi specialty, gagal menghabiskan secangkir one of the best coffee itu. Lelaki berdarah Betawi tersebut mengakui, dia tidak terbiasa menyeruput kopi yang cukup kental itu tanpa diberi gula. Meskipun ditambah sejumlah gula, rasa pahitnya tetap ada. Memang meminum kopi pahit merupakan pekerjaan para penikmat kopi.

Si eksportir (maaf namanya tidak saya sebutkan) sangat memahami tentang masih banyaknya peminum kopi yang belum mampu menikmati rasa kopi yang sesungguhnya. Kenapa? Mereka selama ini terlanjur meminum “merek kopi,” bukan cita rasanya. Padahal, bahan baku untuk kopi bermerek itu banyak yang dipasok oleh si eksportir itu. Dia tahu persis mutu fisik kopi yang dipasok ke pabrik-pabrik itu.

Kemudian, si eksportir mengajak kami untuk melihat bahan baku yang sering dipasoknya ke pabrik-pabrik itu. Dia menunjuk sisa kopi sortiran. Di Takengon, sisa sortiran ini disebut pesel.

Mutu fisik kopi ini grade 4b. Beda dengan yang kita minum tadi, itu kopi specialty, diatas grade 1, kopi tanpa biji cacat,” ungkap eksportir itu.

Menurut si eksportir, orang yang belum pernah menikmati sajian kopi di cafe-cafe yang terdapat di Takengon, umumnya mengatakan kopi bermerek itu lebih enak. Itu hak konsumen, tambah si eksportir. Namun, jika ingin menikmati sajian kopi specialty dengan harga murah, Takengon tempatnya.

Benar yang dikatakan si eksportir. Bahan baku kopi untuk cafe-cafe modern yang makin bertaburan di Kota Takengon, semuanya menggunakan biji kopi tanpa nilai cacat. Pengelola cafe di kota dingin itu memang sudah bertekad untuk menyajikan kopi high quality kepada penikmat kopi yang berkunjung ke sana.

[caption id="attachment_322986" align="aligncenter" width="300" caption="Diantara tumpukan kopi arabika Gayo yang siap ekspor"]

1399480158418147990
1399480158418147990
[/caption]

Lalu, anda minum kopi grade berapa? Kalau anda minum kopi di cafe-cafe internasional yang menjual secangkir espresso dengan harga selangit, boleh jadi bahan bakunya adalah grade 1. Sebaliknya, jika anda minum kopi sachet dengan harga yang cukup murah, tidak tertutup kemungkinan bahan bakunya berasal dari biji kopi grade 4b, grade 5 atau grade 6.

Nah, untuk memperkaya pengetahuan para pembaca terkait kopi yang sering anda minum, kompasianer akan mencoba memaparkan klasifikasi mutu kopi berdasarkan nilai cacat untuk setiap 300 gram biji kopi green bean. Klasifikasi mutu kopi ini disebut mutu fisik yang didasarkan kepada SNI 01-2907-1999.

Mutu 1 [Jumlah nilai cacat maksimum 11]

Mutu 2 [Jumlah nilai cacat 12 sampai dengan 25]

Mutu 3 [Jumlah nilai cacat 26 sampai dengan 44]

Mutu 4a[Jumlah nilai cacat 45 sampai dengan 60]

Mutu 4b[Jumlah nilai cacat 61 sampai dengan 80]

Mutu 5 [Jumlah nilai cacat 81 sampai dengan 150]

Mutu 6 [Jumlah nilai cacat 151 sampai dengan 225]

Bagaimana menentukan nilai cacat sehingga diperoleh angka 11, 12 atau 26 dan seterusnya? Angka itu didasarkan kepada bobot cacat yang ditemukan dalam 300 gram sampel. Standar bobot cacat itu adalah sebagai berikut:

1 (satu) biji hitam nilai cacatnya adalah 1(satu)
1 (satu) biji hitam sebagian nilai cacatnya adalah 1/2 (setengah)
1 (satu) biji hitam pecah nilai cacatnya adalah 1/2 (setengah)
1 (satu) kopi gelondong nilai cacatnya adalah 1 (satu)
1 (satu) biji coklat nilai cacatnya adalah 1/4 (seperempat)
1 (satu) kulit kopi (husk) ukuran besar nilai cacatnya adalah 1 (satu)
1 (satu) kulit kopi (husk) ukuran sedang nilai cacatnya adalah 1/2 (setengah)
1 (satu) kulit kopi (husk) ukuran kecil nilai cacatnya adalah 1/5 (seperlima)
1 (satu) biji berkulit tanduk nilai cacatnya adalah 1/2 (setengah)
1 (satu) kulit tanduk ukuran besar nilai cacatnya adalah 1/2 (setengah)
1 (satu) kulit tanduk ukuran sedang nilai cacatnya adalah 1/5 (seperlima)
1 (satu) kulit tanduk ukuran kecil nilai cacatnya adalah 1/10 (sepersepuluh)
1 (satu) biji pecah nilai cacatnya adalah 1/5 (seperlima)
1 (satu) biji muda nilai cacatnya adalah 1/5 (seperlima)
1 (satu) biji berlubang satu nilai cacatnya adalah 1/10 (sepersepuluh)
1 (satu) biji berlubang lebih dari satu nilai cacatnya adalah 1/5 (seperlima)
1 (satu) biji bertutul-tutul (utk proses basah) nilai cacatnya adalah 1/10 (sepersepuluh)
1 (satu) ranting, tanah atau batu ukuran besar nilai cacatnya adalah 5 (lima)
1 (satu) ranting, tanah atau batu ukuran sedang nilai cacatnya adalah 2 (dua)
1 (satu) ranting, tanah atau batu ukuran kecil nilai cacatnya adalah 1 (satu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun