Mohon tunggu...
muhammadsyafiqalhabsy
muhammadsyafiqalhabsy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Andalas

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kerukunan Beragama di Kalangan Mahasiswi Asrama Putri Universitas Andalas

4 Desember 2024   21:15 Diperbarui: 4 Desember 2024   21:45 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penelitian ini dilaksanakan di Asrama Putri Rusunawa Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan selama 25 hari, yaitu dari tanggal 9 November 2024 – 3 Desember 2024. Waktu tersebut dipilih karena relevan untuk mengamati dinamika sosial di lingkungan asrama.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semi-terstruktur. Teknik ini melibatkan pedoman wawancara yang dirancang secara sistematis, tetapi tetap memberikan kebebasan bagi informan untuk mengungkapkan pengalaman mereka secara mendalam. Fokus wawancara mencakup interaksi sosial, tantangan yang dihadapi, serta peran nilai-nilai Pancasila dalam menjaga kerukunan. Data yang terkumpul dianalisis secara tematik berdasarkan teori-teori yang relevan untuk memperoleh kesimpulan yang komprehensif.

PEMBAHASAN

Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil wawancara mengenai kerukunan beragama di kalangan mahasiswi Asrama Putri Rusunawa Universitas Andalas. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teori yang relevan dan dikaitkan dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila pertama dan sila ketiga yang menjadi dasar utama dalam menjaga kerukunan beragama.

Pada sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, hasil wawancara menunjukkan bahwa penghuni asrama sangat menghargai perbedaan agama dan keyakinan yang ada di antara mereka. Salah satu responden menyatakan bahwa, meskipun mereka berasal dari agama yang berbeda, mereka selalu berusaha saling menghormati dan menghargai praktik keagamaan masing-masing. Toleransi dalam kehidupan sehari-hari diwujudkan melalui kebiasaan seperti menghormati waktu ibadah, tidak mengganggu kegiatan keagamaan teman, dan mendukung perayaan agama lain. Hal ini mencerminkan pengamalan sila pertama yang mengajarkan bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya tanpa ada paksaan atau gangguan dari pihak lain.

Prinsip ini sangat relevan dengan Surah Al-Kafirun (109:6), yang menyatakan:

"Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku."

Ayat ini mengajarkan pentingnya sikap saling menghormati perbedaan agama, yang sangat relevan dengan konteks kehidupan multikultural di asrama. Setiap individu berhak untuk beragama sesuai dengan keyakinannya, dan perbedaan ini tidak seharusnya menjadi pemicu perpecahan, melainkan menjadi kesempatan untuk saling belajar dan memahami satu sama lain. Dalam kehidupan asrama, mahasiswi dengan latar belakang agama yang berbeda seharusnya bisa hidup berdampingan dengan saling menghargai hak masing-masing, sesuai dengan prinsip sila pertama Pancasila.

Lebih jauh lagi, sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia, juga memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan kerukunan antaragama di asrama. Penghuni asrama menganggap bahwa meskipun mereka berasal dari berbagai latar belakang agama, mereka dapat tetap hidup rukun dan damai. Salah satu cara untuk mewujudkan persatuan ini adalah dengan melakukan kegiatan bersama, seperti gotong royong, memasak bersama, atau mengadakan pertemuan asrama yang melibatkan semua agama. Kegiatan bersama ini tidak hanya mempererat hubungan antar penghuni, tetapi juga menciptakan ruang untuk dialog antaragama yang lebih terbuka. Sebagai contoh, dalam acara makan malam bersama yang melibatkan seluruh penghuni asrama, setiap penghuni berusaha untuk menghormati kebiasaan makanan teman-temannya sesuai dengan keyakinan agama mereka.

Pengamalan sila ketiga ini menunjukkan bahwa persatuan di tengah keberagaman adalah hal yang sangat mungkin dicapai dengan sikap saling menghormati dan bekerja sama. Hal ini sesuai dengan nilai yang terkandung dalam Surah Al-Baqarah (2:256), yang berbunyi:

"Tidak ada paksaan dalam agama; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun