Mohon tunggu...
muhammadsyafiqalhabsy
muhammadsyafiqalhabsy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Andalas

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kerukunan Beragama di Kalangan Mahasiswi Asrama Putri Universitas Andalas

4 Desember 2024   21:15 Diperbarui: 4 Desember 2024   21:45 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak: Kerukunan beragama di lingkungan asrama merupakan isu yang penting, terutama dalam konteks kehidupan mahasiswi yang beragam secara agama dan budaya. Tantangan dalam menjaga harmonis eringkali muncul akibat perbedaan latar belakang dan stereotip antaragama. Kebijakan asrama memiliki peran yang signifikan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung toleransi dan kerukunan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menganalisis dinamika kerukunan beragama di kalangan mahasiswi Asrama Putri Rusunawa Universitas Andalas. Data diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap mahasiswi dari agama mayoritas dan minoritas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bersama seperti gotong royong dan memasak menjadi sarana utama dalam membangun interaksi sosial yang harmonis. Namun, hambatan seperti kekhawatiran menyentuh isu sensitif tetap ada. Analisis berdasarkan sila pertama dan ketiga Pancasila menunjukkan bahwa nilai-nilai ketuhanan dan persatuan menjadi dasar penting dalam menciptakan suasana harmonis. Penelitian ini juga menemukan bahwa pengelola asrama memainkan peran vital dalam mendorong toleransi melalui kebijakan yang inklusif dan adil.

Kata Kunci : Kerukunan beragama, Asrama mahasiswi, Toleransi, Pancasila, Interaksi sosial.

PENDAHULUAN

Kerukunan beragama adalah aspek yang sangat penting dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia, di mana terdapat keberagaman suku, budaya, dan agama. Sebagai salah satu negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia juga memiliki beragam pemeluk agama lain yang hidup berdampingan, sehingga toleransi dan sikap saling menghargai menjadi dasar utama dalam menjaga persatuan bangsa. Kerukunan antar umat beragama menjadi esensi dari kehidupan sosial yang damai dan harmonis, dan hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam lingkungan pendidikan.

Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab dalam membentuk generasi muda yang berwawasan luas dan memiliki sikap toleransi yang kuat terhadap keberagaman. Universitas Andalas sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia menghadirkan mahasiswa dari berbagai daerah dan latar belakang agama. Kehadiran mahasiswa dengan keanekaragaman ini, terutama di lingkungan asrama, menciptakan sebuah miniatur masyarakat yang multikultural. Dengan begitu, asrama menjadi tempat penting dalam mengasah nilai-nilai toleransi, kerukunan, dan saling menghargai di kalangan mahasiswa.

Asrama merupakan salah satu lingkungan yang sangat memungkinkan terjadinya interaksi dan komunikasi intensif antar sesama mahasiswa. Di dalam asrama, mahasiswa tidak hanya berbagi ruang untuk beristirahat, tetapi juga berbagi pengalaman, gagasan, serta nilai-nilai pribadi yang mereka bawa dari latar belakang yang beragam. Tinggal bersama di asrama mendorong para mahasiswa untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain, baik melalui kegiatan sehari-hari seperti makan bersama, belajar, maupun berdiskusi.

Di Universitas Andalas, khususnya di asrama putri Rusunawa, situasi ini menjadi nyata dengan banyaknya mahasiswi dari berbagai daerah di Indonesia yang memiliki latar belakang etnis, budaya, dan agama yang beragam. Keberagaman ini menciptakan lingkungan yang kaya akan variasi budaya dan tradisi, namun juga menghadirkan tantangan tersendiri dalam menjaga keharmonisan dan kerukunan beragama.Perbedaan etnis dan budaya, meskipun membawa kekayaan kultural, juga dapat menimbulkan tantangan dalam kehidupan bersama, seperti perbedaan kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut.

Data yang dirilis oleh Kantor Kementerian Agama Kota Padang menunjukkan bahwa penduduk Kota Padang mayoritas beragama Islam, yaitu sebanyak 97,84% atau 873,257 ribu jiwa. Sementara itu, penganut agama Kristen, Budha, Hindu, dan aliran kepercayaan masing-masing berada dalam jumlah yang sangat kecil, dengan proporsi gabungan kurang dari 2,16%. Hal ini mencerminkan dominasi agama Islam di Kota Padang dan menunjukkan bahwa minoritas agama lainnya hidup dalam komunitas yang lebih kecil.

Kondisi ini menjadi relevan dalam konteks penelitian kerukunan beragama di asrama putri Rusunawa Universitas Andalas. Sebagai bagian dari universitas negeri yang mahasiswanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia, penghuni asrama tidak hanya mencerminkan keberagaman yang ada di Kota Padang, tetapi juga membawa dinamika keagamaan dari berbagai wilayah. Meskipun mayoritas mahasiswi kemungkinan besar beragama Islam, keberadaan minoritas agama lain tetap menjadi bagian penting dari interaksi sosial di lingkungan asrama.

Keberadaan mahasiswi dengan latar belakang agama yang berbeda ini membutuhkan upaya untuk menciptakan suasana yang toleran dan harmonis. Di tengah dominasi mayoritas, penting untuk memastikan bahwa minoritas merasa dihargai dan memiliki ruang untuk menjalankan keyakinannya. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk mempromosikan nilai-nilai kebersamaan dalam keberagaman.

RUMUSAN MASALAH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun