Globalisasi dan Kerentanan Baru : Strategi Pertahanan dan Keamanan Nasional Perancis
Kemudian, sejak 1994, dunia mengalami perubahan luar biasa, yang terutama disebabkan oleh dampak globalisasi. Akselerasi dan penyebaran informasi, lalu lintas manusia antar negara dan benua telah mengubah struktur ekonomi, sosial dan politik, serta keamanan nasional dan internasional. Hirarki kekuatan dunia juga mengalami perubahan ; dunia tidak lagi lebih berbahaya, tetapi ia menjadi lebih tidak stabil, dan tidak bisa diprediksi. Krisis antar negara, terutama di Asia seperti di Timur Tengah dan Pakistan muncul. Dalam hal ini, Perancis dan Eropa berada dalam situasi langsung yang paling rentan : terorisme/jihadisme, serangan balistik, serangan informatika, krisis kesehatan atau 5 ekologi. Dalam konteks inilah, Buku Putih 2008 disusun guna mengelaborasi politik pertahanan dan keamanan yang baru.
Â
Berbeda dengan Buku Putih 1994, Buku Putih 2008 (Livre blanc : defense et securite nationale) melakukan analisis kepentingan keamanan dalam perspektif global, tanpa membatasi diri pada persoalan pertahanan. Ia mendefinisikan sebuah strategi Keamanan Nasional yang dapat menjawab seluruh resiko dan ancaman yang membahayakan kehidupan bangsa . Keamanan nasional mencakup politik pertahanan, tetapi tidak terbatas pada itu. Sebab, untuk mempertahankan kepentingan Perancis dan misi perlindungan rakyatnya, strategi keamanan nasional dilakukan oleh politik keamanan dalam negeri (tidak terkait dengan keamanan individu (human security) dan barang serta pemeliharaan tatanan) dan oleh politik keamanan sipil. Sedangkan kebijakan lainnya seperti politik luar negeri, politik ekonomi juga berkontribusi secara langsung pada keamanan nasional.
Strategi keamanan nasional mencakup tindakan-tindakan sebagai berikut : pengetahuan dan antisipasi (connaisance and anticipation), pemeliharaan dan disuasi (order maintenance and dissuasion), perlindungan dan intervensi (protection and intervention). Pelaksanaan lima fungsi ini bersifat lunak dan dapat berubah sesuai dengan konteks, perubahan dan keadaan strategis.
Pengetahuan dan antisipasi merupakan fungsi strategis utama. Menghadapi dunia yang tidak pasti dan tidak stabil, Perancis menjadikan fungsi ini sebagai garis terdepan pertahanan. Pengetahian dan antisipasi ini penting sebagai suplai informasi awal atas berbagai ancaman, serangan dalam bentuk apapun. Untuk itu, penguatan kemampuan intelijen dalam berbagai dimensi, termasuk dimensi rung angkasa, merupakan kebutuhan utama bagi pengambil kebijakan, pimpinan militer, penanggung jawab keamanan dalam negeri dan keamanan sipil.Perlindungan terhadap rakyat Perancis menjadi jantung strategi pertahanan dan keamanan nasional, karena munculnya kerentanan baru. Tujuannya adalah melindungi bangsa dalam menghadapi krisis besar, dengan membangun kapasitas pertahanan diri, yang didefinsisikan sebagai kemampuan kekuatan publik dan masyarakat Perancis untuk menjawab krisis besar dan untuk mengembalikannya ke dalam fungsi-fungsi normal Penguatan ini mencakup penguatan cara dan metode pemantauan wilayah nasional, luas wilayah daratan, lautan, dan udara, dan kapasitas reaksi cepat dan luas kekuatan publik.
Kemampuan pencegahan konflik dan intervensi dikonsentrasikan pada poros geografi penting, mulai Atlantik hingga Mediterania, selat Arab-Persia hingga Samudera India. Poros ini terkait dengan resiko yang mempengaruhi kepentingan Perancis dan Eropa yang paling penting. Poros ini juga dapat mengawasi perkembangan penting Asia bagi keamanan internasional dan dapat memudahkan aksi dan kerja sama di kawasan Samudera India. Begitu juga dapat mengawasi dan mencegah kerentanan yang datang dari Afrika untuk melawan penyelundupan dan aksi terorisme.
Disuasi nuklir adalah fondasi utama strategi Perancis. Disuasi ini merupakan jaminan keamanan dan independensianya yang bertujuan untuk menghalangi agresi yang 6 datang dari negara lain yang menyerang kepentingan-kepentingan vital Perancis. Dalam menghadapi globalisasi dan dampaknya, kredibilitas disuasi didasarkan pada kemungkinan Pemimpin negara memiliki secara independen sejumlah opsi yang mencukupi dan alat yang cukup beragam . Hal ini berimplikasi pada modernisasi misil balistik dan misil jarak jauh. Perancis beranggapan bahwa persenjataan nuklir masih dibutuhkan bagi keamanannya. Tetapi pada saat yang sama, Perancis terus mengambil inisiatif dalam program pelucutan senjata nuklir, dan proliferasi senjata nuklir, senjata biologis, dan kimia.
Dalam menyusun strategi nasional Perancis, kepentingan Eropa adalah prioritas. Yakni dengan menjadikan Uni Eropa sebagai aktor penting dalam penyelesaian krisis dan keamanan internasional. Perancis mengharapkan bangsa Eropa memiliki kemampuan militer dan sipil yang kuat. Dalam hal ini, Perancis mengusulkan beberapa program konret bagi Uni Eropa :
--kemampuan intervensi global sebanyak 60 000 orang, yang diterjunkan di luar negeri selama satu tahun, dengan komposisi angkatan udara dan maritim.
--kemampuan penerjunan untuk jangka waktu lama, dua atau tiga operasi pemeliharaan dan penciptaan perdamaian, dan operasi-operasi sipil yang kurang penting lainnya di kawasan yang berbeda-beda.
- meningkatkan kemampuan Eropa dalam merancang dan melaksanakan operasi militer dan sipil, sesuai dengan perkembangan intervensi di luar Uni Eropa.
--finalisasi industri pertahanan Eropa.
Selain itu, Buku Putih juga menekankan empat domain prioritas bagi perlindungan warga Eropa: penguatan kerja sama melawan terorisme yang terorganisir, peningkatan kapasitas Eropa dalam perlindungan sipil, koordinasi pertahanan melawan serangan informatika dan pengamanan pengilangan energi bahan baku utama strategis. Dengan demikian, Buku Putih Perancis mendukung Buku Putih Eropa tentang pertahanan dan keamanan.
Perancis menggarisbawahi Uni Eropa dan Atlantik Utara saling melengkap. Perancis mendukung pembaruan NATO, terutama pada HUT ke-60 tahun 2009. Sejak keluar dari komando militer NATO pada 1966, Eropa dan NATO telah banyak berubah. Keduanya menjadi aktor utama dalam komunitas internasional, dan NATO tetap bertanggung jawab bagi keamanan kolektif para anggota sekutu dan juga sekaligus berperan aktif dalam misi perdamaian di Afghanistan dan Kosovo. Keduanya saling melengkapi dalam menghadapi ancaman dan krisis.
Karena komplementaritas inilah, Perancis tidak bisa tidak harus bergabung kembali dalam komando militer NATO. Tindakan ini di mata Perancis sesuai dengan misi penguatan Uni Eropa dalam menangani kriris dan mencari keseimbangan baru antara Amerika dan Eropa di NATO. Terkait dengan posisi Perancis di NATO, Buku Putih 2008 mengingatkan tiga prinsip, masih dalam semangat Jenderal de Gaulle : independensi mutlak kekuatan nuklir Perancis ; kebebasan untuk menghormati kebijakan Pemerintah Perancis (Perancis tidak otomatis bergabung dalam operasi militer Perancis) ; dan 7 kebebasan pengambilan keputusan, di mana tidak ada satupun pasukan Perancis yang ditempatkan secara permanen, jika dalam keadaan aman.
Â
Perancis mendukung eropanisasi industri pertahanan. Meski demikian, Perancis tetap menjaga kedaulatan industrinya, yang dipusatkan pada kemampuan untuk memelihara otonomi strategis dan politik kebangsaannya ; disuasi nuklir, misil balistik, kapal selam tempur, dan keamanan sistem informasi. Dalam hal ini, Perancis mendukung Uni Eropa mengembangkan industri di bidang : pesawat tempur, misil penjelajah, satelit, elemenelemen elektronik dsb.
Terkait dengan keamanan masyarakat, Perancis melakukan reorganisasi kekuatankekuatan masyarakat untuk membangun strategi baru keamanan nasional. Dalam hal ini, Perancis membentuk Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional (Conseil dedfense et de scurit nationale), yang diketuai oleh Presiden Republik, yang anggotanya terdiri dari menteri, pejabat administratif, tokoh masyarakat, intelektual, pengusaha, dan pejabat militer. Selanjutnya, Perancis menciptakan Dewan Intelijen Nasional (Conseil national du renseignement) yang pembentukannya dipimpin langsung oleh Perdana Menteri. Selain itu, peran Parlemen juga akan diperkuat, terutama yang berhubungan dengan intervensi pasukan Perancis dalam operasi- operasi eksternal, mengawasi perkembangan dan arah Buku Putih dan kebijakan perjanjian di bidang pertahanan. Keterwakilan nasional melalui parlemen memainkan peran utama untuk meraih dukungan masyarakat bagi strategi keamanan nasional.