Perancis saja (Rpublique franaise) adalah sebuah negara berdaulat yang wilayah metropolitannya berada di Benua Eropa. Republik Perancis Kelima juga memiliki berbagai pulau dan teritori seberang laut yang terletak di benua lain.
Republik Prancis atauPerancis Metropolitan memanjang dari Laut Mediterania di selatan hingga Selat Inggris dan Laut Utara, dan dari Rhine di timur hingga Samudera Atlantik di barat. Perancis sekarang ini adalah sebuah republik kesatuan semi-presidensial.
Orang Perancis sering menyebut Perancis Metropolitan sebagai "L'Hexagone" ("Heksagon") karena bentuk teritori wilayah negara Perancis yang seperti segienam. Ideologi utama Perancis tercantum dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara.
Batas-batas wilayah daratan utama Perancis:
Utara: Britania Raya, Laut Utara, dan Selat Inggris
Selatan: Laut Mediterania, Spanyol, dan Andorra
Barat: Samudra Atlantik
Timur: Jerman, Belgia, Luksemburg, Swiss, Italia, dan Monako Pembagian Administratif
Â
Republik Perancis terbagi menjadi 18 region (terletak di Eropa dan seberang laut), 5 kolektivitas seberang laut, 1 wilayah seberang laut, 1 kolektivitas khusus yakni Kaledonia Baru, dan satu pulau tak berpenghuni langsung di bawah otoritas Menteri Luar Negeri yaitu Clipperton.
Total ada 101 departemen di bawah region, yang dinomori berdasarkan abjad.
Nomor ini digunakan dalam kode pos dan sebelumnya juga digunakan pada plat nomor kendaraan.
Di antara 101 departemen, lima departemen (Guyana Perancis, Guadeloupe, Martinique, Mayotte, dan Runion) berada di region seberang laut yang juga departemen seberang laut, menikmati status yang sama persis dengan Heksagon dan bagian yang tidak terpisahkan dari Uni Eropa.
101 departemen terdiri dari 335 arondisemen, yang pada gilirannya, dibagi lagi menjadi
2.054 kanton. Kanton kemudian dibagi menjadi 36.658 komune. Tiga komune (Paris, Lyon, dan Marseille) terbagi menjadi 45 arondisemen kota.
Region, departemen dan komune dikenal sebagai kolektivitas teritorial, yang berarti mereka memiliki majelis lokal dan juga eksekutif. Arondisemen dan kanton hanya sebagai divisi administratif.
Strategi Hankam Perancis Pasca Perang Dingin
Berakhirnya Perang Dingin membawa dua hal penting : jaminan perdamaian yang lebih baik, sekaligus ketidakpastian keamanan yang ditimbulkan oleh perubahan- perubahan baru. Reunifikasi Jerman membuncahkan harapan, tetapi kembalinya perang di kawasan Eropa menimbulkan pertanyaan besar. Dalam hal ini, mengingat pertahanan Perancis tidak lagi secara langsung tergantung pada pertahanan di daerah- daerah perbatasan geografisnya, tetapi tergantung pada stabilitas internasional, pencegahan krisis baik di Eropa ataupun di luar Eropa, maka kebijakan pertahanan dan keamanan nasional Perancis tidak lagi dilihat dalam kacamata kepentingan nasional belaka, tetapi dalam konteks regional yakni Eropa.
Sebagai inisiator penyatuan Benua Tertua ini, sikap Perancis untuk disuasi persenjataan nuklir nasional dapat dipahami dalam kerangka kepentingan yang lebih luas, yakni 4 pertahanan dan keamanan Eropa bersama yang diatur dalam Traktat Uni Eropa. Perubahan baru akibat hancurnya Uni Soviet dan Yugoslavia melahirkan konflik dan perang di Eropa di Kosovo, Albania, Bosnia-Herzegovian dan Serbia. Belum lagi negaranegara bekas jajahan Uni Soviet yang sekarang tengah berjuang memerdekakan diri. Menghadapi instabilitas keamanan regional seperti ini, Uni Eropa terantang untuk merumuskan dan menetapkan politik dan strategi pertahanan dan keamanan bersama sebagaimana yang disimbolkan oleh Traktat UE.
Perancis menyusun sebuah Buku Putih 1994 (Livre blanc : defense et securite nationale) yang disusun dalam konteks euforia kemenangan demokrasi dan kebebasan yang ditandai runtuhnya Tembok Berlin sekaligus kecemasan dan kekhawatiran baru atas perubahan-perubahan tata dunia yang berlangsung cepat. Buku ini merumuskan strategi pertahanan dan keamanan nasional Perancis, dalam konteks berakhirnya Perang Dingin dan Pakta Warsawa, perubahan Eropa dan internasional, kemajuan teknologi, dan kehidupan ekonomi.
Â
Sebagaimana yang diungkapkan PM Edouard Balladour, penulisan buku ini didasari pada alasan-alasan sebagai berikut :
menyadari perubahan-perubahan internasional yang tengah terjadi, memaparkan tujuan-tujuan politik pertahanan dan strategi yang dipilih Perancis, membangun kerangka aksi pasukan militer dan juga politik sumberdaya pertahanan Perancis. Selain dalam konteks Eropa, Buku Putih 1994, tampaknya, juga membangun politik pertahanannya dalam prespektif pelayanan dan tanggung jawabnya pada keamanan dan perdamaian dunia. Hal ini dipahami, mengingat Perancis adalah negara yang memiliki sejarah dan pengaruh kolonial di negara-negara lain, seperti di Afrika dan Pasifik, serta Mediterania di mana kepentingan-kepentingan Perancis baik langsung maupun tidak tergantung pada faktor keamanan. Strategi yang ditawarkan Buku Putih 1994 didasarkan pada konsensus baru : kemampuan adaptasi militer, peran baru pasukan konvensional, skenario tugas pasukan, postur permanen keamanan, prioritas baru operasional, politik persenjataan, konsep pembentukan pasukan dan sebagainya.
Globalisasi dan Kerentanan Baru : Strategi Pertahanan dan Keamanan Nasional Perancis
Kemudian, sejak 1994, dunia mengalami perubahan luar biasa, yang terutama disebabkan oleh dampak globalisasi. Akselerasi dan penyebaran informasi, lalu lintas manusia antar negara dan benua telah mengubah struktur ekonomi, sosial dan politik, serta keamanan nasional dan internasional. Hirarki kekuatan dunia juga mengalami perubahan ; dunia tidak lagi lebih berbahaya, tetapi ia menjadi lebih tidak stabil, dan tidak bisa diprediksi. Krisis antar negara, terutama di Asia seperti di Timur Tengah dan Pakistan muncul. Dalam hal ini, Perancis dan Eropa berada dalam situasi langsung yang paling rentan : terorisme/jihadisme, serangan balistik, serangan informatika, krisis kesehatan atau 5 ekologi. Dalam konteks inilah, Buku Putih 2008 disusun guna mengelaborasi politik pertahanan dan keamanan yang baru.
Â
Berbeda dengan Buku Putih 1994, Buku Putih 2008 (Livre blanc : defense et securite nationale) melakukan analisis kepentingan keamanan dalam perspektif global, tanpa membatasi diri pada persoalan pertahanan. Ia mendefinisikan sebuah strategi Keamanan Nasional yang dapat menjawab seluruh resiko dan ancaman yang membahayakan kehidupan bangsa . Keamanan nasional mencakup politik pertahanan, tetapi tidak terbatas pada itu. Sebab, untuk mempertahankan kepentingan Perancis dan misi perlindungan rakyatnya, strategi keamanan nasional dilakukan oleh politik keamanan dalam negeri (tidak terkait dengan keamanan individu (human security) dan barang serta pemeliharaan tatanan) dan oleh politik keamanan sipil. Sedangkan kebijakan lainnya seperti politik luar negeri, politik ekonomi juga berkontribusi secara langsung pada keamanan nasional.
Strategi keamanan nasional mencakup tindakan-tindakan sebagai berikut : pengetahuan dan antisipasi (connaisance and anticipation), pemeliharaan dan disuasi (order maintenance and dissuasion), perlindungan dan intervensi (protection and intervention). Pelaksanaan lima fungsi ini bersifat lunak dan dapat berubah sesuai dengan konteks, perubahan dan keadaan strategis.
Pengetahuan dan antisipasi merupakan fungsi strategis utama. Menghadapi dunia yang tidak pasti dan tidak stabil, Perancis menjadikan fungsi ini sebagai garis terdepan pertahanan. Pengetahian dan antisipasi ini penting sebagai suplai informasi awal atas berbagai ancaman, serangan dalam bentuk apapun. Untuk itu, penguatan kemampuan intelijen dalam berbagai dimensi, termasuk dimensi rung angkasa, merupakan kebutuhan utama bagi pengambil kebijakan, pimpinan militer, penanggung jawab keamanan dalam negeri dan keamanan sipil.Perlindungan terhadap rakyat Perancis menjadi jantung strategi pertahanan dan keamanan nasional, karena munculnya kerentanan baru. Tujuannya adalah melindungi bangsa dalam menghadapi krisis besar, dengan membangun kapasitas pertahanan diri, yang didefinsisikan sebagai kemampuan kekuatan publik dan masyarakat Perancis untuk menjawab krisis besar dan untuk mengembalikannya ke dalam fungsi-fungsi normal Penguatan ini mencakup penguatan cara dan metode pemantauan wilayah nasional, luas wilayah daratan, lautan, dan udara, dan kapasitas reaksi cepat dan luas kekuatan publik.
Kemampuan pencegahan konflik dan intervensi dikonsentrasikan pada poros geografi penting, mulai Atlantik hingga Mediterania, selat Arab-Persia hingga Samudera India. Poros ini terkait dengan resiko yang mempengaruhi kepentingan Perancis dan Eropa yang paling penting. Poros ini juga dapat mengawasi perkembangan penting Asia bagi keamanan internasional dan dapat memudahkan aksi dan kerja sama di kawasan Samudera India. Begitu juga dapat mengawasi dan mencegah kerentanan yang datang dari Afrika untuk melawan penyelundupan dan aksi terorisme.
Disuasi nuklir adalah fondasi utama strategi Perancis. Disuasi ini merupakan jaminan keamanan dan independensianya yang bertujuan untuk menghalangi agresi yang 6 datang dari negara lain yang menyerang kepentingan-kepentingan vital Perancis. Dalam menghadapi globalisasi dan dampaknya, kredibilitas disuasi didasarkan pada kemungkinan Pemimpin negara memiliki secara independen sejumlah opsi yang mencukupi dan alat yang cukup beragam . Hal ini berimplikasi pada modernisasi misil balistik dan misil jarak jauh. Perancis beranggapan bahwa persenjataan nuklir masih dibutuhkan bagi keamanannya. Tetapi pada saat yang sama, Perancis terus mengambil inisiatif dalam program pelucutan senjata nuklir, dan proliferasi senjata nuklir, senjata biologis, dan kimia.
Dalam menyusun strategi nasional Perancis, kepentingan Eropa adalah prioritas. Yakni dengan menjadikan Uni Eropa sebagai aktor penting dalam penyelesaian krisis dan keamanan internasional. Perancis mengharapkan bangsa Eropa memiliki kemampuan militer dan sipil yang kuat. Dalam hal ini, Perancis mengusulkan beberapa program konret bagi Uni Eropa :
--kemampuan intervensi global sebanyak 60 000 orang, yang diterjunkan di luar negeri selama satu tahun, dengan komposisi angkatan udara dan maritim.
--kemampuan penerjunan untuk jangka waktu lama, dua atau tiga operasi pemeliharaan dan penciptaan perdamaian, dan operasi-operasi sipil yang kurang penting lainnya di kawasan yang berbeda-beda.
- meningkatkan kemampuan Eropa dalam merancang dan melaksanakan operasi militer dan sipil, sesuai dengan perkembangan intervensi di luar Uni Eropa.
--finalisasi industri pertahanan Eropa.
Selain itu, Buku Putih juga menekankan empat domain prioritas bagi perlindungan warga Eropa: penguatan kerja sama melawan terorisme yang terorganisir, peningkatan kapasitas Eropa dalam perlindungan sipil, koordinasi pertahanan melawan serangan informatika dan pengamanan pengilangan energi bahan baku utama strategis. Dengan demikian, Buku Putih Perancis mendukung Buku Putih Eropa tentang pertahanan dan keamanan.
Perancis menggarisbawahi Uni Eropa dan Atlantik Utara saling melengkap. Perancis mendukung pembaruan NATO, terutama pada HUT ke-60 tahun 2009. Sejak keluar dari komando militer NATO pada 1966, Eropa dan NATO telah banyak berubah. Keduanya menjadi aktor utama dalam komunitas internasional, dan NATO tetap bertanggung jawab bagi keamanan kolektif para anggota sekutu dan juga sekaligus berperan aktif dalam misi perdamaian di Afghanistan dan Kosovo. Keduanya saling melengkapi dalam menghadapi ancaman dan krisis.
Karena komplementaritas inilah, Perancis tidak bisa tidak harus bergabung kembali dalam komando militer NATO. Tindakan ini di mata Perancis sesuai dengan misi penguatan Uni Eropa dalam menangani kriris dan mencari keseimbangan baru antara Amerika dan Eropa di NATO. Terkait dengan posisi Perancis di NATO, Buku Putih 2008 mengingatkan tiga prinsip, masih dalam semangat Jenderal de Gaulle : independensi mutlak kekuatan nuklir Perancis ; kebebasan untuk menghormati kebijakan Pemerintah Perancis (Perancis tidak otomatis bergabung dalam operasi militer Perancis) ; dan 7 kebebasan pengambilan keputusan, di mana tidak ada satupun pasukan Perancis yang ditempatkan secara permanen, jika dalam keadaan aman.
Â
Perancis mendukung eropanisasi industri pertahanan. Meski demikian, Perancis tetap menjaga kedaulatan industrinya, yang dipusatkan pada kemampuan untuk memelihara otonomi strategis dan politik kebangsaannya ; disuasi nuklir, misil balistik, kapal selam tempur, dan keamanan sistem informasi. Dalam hal ini, Perancis mendukung Uni Eropa mengembangkan industri di bidang : pesawat tempur, misil penjelajah, satelit, elemenelemen elektronik dsb.
Terkait dengan keamanan masyarakat, Perancis melakukan reorganisasi kekuatankekuatan masyarakat untuk membangun strategi baru keamanan nasional. Dalam hal ini, Perancis membentuk Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional (Conseil dedfense et de scurit nationale), yang diketuai oleh Presiden Republik, yang anggotanya terdiri dari menteri, pejabat administratif, tokoh masyarakat, intelektual, pengusaha, dan pejabat militer. Selanjutnya, Perancis menciptakan Dewan Intelijen Nasional (Conseil national du renseignement) yang pembentukannya dipimpin langsung oleh Perdana Menteri. Selain itu, peran Parlemen juga akan diperkuat, terutama yang berhubungan dengan intervensi pasukan Perancis dalam operasi- operasi eksternal, mengawasi perkembangan dan arah Buku Putih dan kebijakan perjanjian di bidang pertahanan. Keterwakilan nasional melalui parlemen memainkan peran utama untuk meraih dukungan masyarakat bagi strategi keamanan nasional.
Buku Putih 2008 memandang bahwa keamanan bangsa Perancis tergantung pada warganya baik laki-laki maupun perempuan yang memilih untuk mengabdi bagi negara dan masyarakat. Tujuan dari strategi ini adalah memungkinkan mereka mencapai derajat profesionalisme yang paling tinggi dalam setiap sektor, sipil dan militer, dan untuk seluruh kontrak pekerjaan. Mutualisasi pendidikan dan sinergi antara politik rekrutmen di kementerian yang berbeda-beda akan dilakukan.
Keterlibatan masyararakat dalam strategi keamanan nasional penting dilakukan, yang dalam hal ini, Perancis melakukan hal-hal sebagai berikut ; formasi bagi anak- anak muda sebagai wakil rakyat di tingkat lokal, pembaruan wajib militer; pembentukan
wajib sipil (service civique); pembentukan organisasi yang mengumpulkan para relawan yang dapat dimanfaatkan untuk bela negara Perancis ; pembentukan pusat riset strategis di level nasional dan Eropa ; pembentukan pondasi bagi kerja sama ilmiah, yaitu cole doctorale europenne; pembentukan program pendidikan dalam bidang pertahanan-hubungan internasional dan keamanan dalam negeri.
KESIMPULAN
Strategi Hankam (pertahanan dan keamanan) Perancis pasca Perang Dingin mengalami perubahan signifikan. Setelah berakhirnya Perang Dingin, Perancis mengubah pandangan mereka tentang pertahanan nasional dan keamanan, beralih dari fokus pada pertahanan wilayah geografisnya menjadi fokus pada stabilitas regional dan kepentingan Eropa.
Perancis mengakui perubahan-perubahan internasional yang terjadi setelah Perang Dingin, termasuk reunifikasi Jerman dan konflik di Eropa Timur. Dalam menghadapi ketidakpastian keamanan baru ini, Perancis mengembangkan kebijakan pertahanan dan keamanan nasional yang memperhatikan perubahan tata dunia, kemajuan teknologi, dan kehidupan ekonomi. Mereka juga mengakui bahwa kepentingan keamanan Perancis tidak terbatas pada wilayah Eropa, tetapi juga melibatkan kepentingan di bekas jajahan Perancis seperti Afrika dan Pasifik.Perancis menekankan pentingnya pengetahuan dan antisipasi dalam strategi keamanan nasional mereka, dengan penekanan pada intelijen dan pemantauan ancaman potensial. Perlindungan terhadap rakyat Perancis juga menjadi prioritas utama, dengan upaya membangun kapasitas pertahanan diri dan melindungi kepentingan vital Perancis dan Eropa.
Disuasi nuklir tetap menjadi fondasi utama strategi keamanan Perancis. Mereka percaya bahwa persenjataan nuklir masih diperlukan untuk keamanan nasional mereka, tetapi mereka juga mendukung upaya pelucutan senjata nuklir secara global. Perancis juga mendukung Uni Eropa sebagai aktor penting dalam keamanan internasional dan mendukung pembaruan NATO. Mereka ingin memperkuat kerjasama Eropa dalam pertahanan dan keamanan, termasuk peningkatan kemampuan militer dan sipil Eropa.
Selain itu, Perancis juga mendorong eropanisasi industri pertahanan, tetapi tetap menjaga kedaulatan industri pertahanan mereka sendiri. Mereka ingin mempertahankan otonomi strategis dan politik mereka dalam bidang senjata nuklir, misil balistik, kapal selam tempur, dan keamanan sistem informasi.Secara keseluruhan, kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa strategi Hankam Perancis pasca Perang Dingin berfokus pada stabilitas regional, kepentingan Eropa, pengetahuan dan antisipasi, perlindungan terhadap rakyat Perancis, disuasi nuklir, kerjasama Eropa, dan eropanisasi industri pertahanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H