“Makan yang kenyang, ya?”
Aku menganggu sembari tersenyum kepadanya. Ustad Ismail pamit kepadaku pulang menuju rumahnya. Aku tak tahu di mana rumah Ustad Ismail. Yang pasti, sore itu aku melahap nasi bungkus yang aku beli dari uang pemberian Ustad Ismail dengan sangat nikmatnya. Sungguh aku sangat berbahagia. (bersambung)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!