Ketika jam latihan akan berakhir, aku dipanggil Kak Rudi. Dia menepuk-nepuk pundakku. Kedua matanya tajam menatap ke arahku. Aku menunduk dan tak berani menentang wajahnya.
“Kau mau ikut latihan?”
“Siap, mau Kak,” jawabku.
“Keraskan perutmu!” perintahnya.
Spontan aku mengeraskan perutku. Entah untuk apa. Tapi tiba-tiba dia mengayunkan tinjukan ke perutku.
“Hegh!”
“Sakit?”
“Siap, tidak, Kak!” jawabku berdusta. Walau tinjunya tidak terlalu kuat, tapi lumayan sakit juga.
Dia mengayunkan tinjunya lagi hendak mendarat ke perutku. Tapi sebelum tinju itu mengenai perut, aku sudah mengeluarkan suara “Hegh!”
Tiba-tiba Kak Rudi tertawa keras. Tinjunya ditarik kembali tak jadi memukul perutku. Semua kawan-kawanku yang berada di bawah pohon rindang di dekat musala sekolah sehabis latihan memalingkan wajah melihat ke arah kami.
“Siapa nama Kau?” tanya Kak Rudi sembari menepuk-nepuk pundakku.