Mohon tunggu...
Muhammad Solihin
Muhammad Solihin Mohon Tunggu... Guru - Seorang pemimpi dan Pengembara kehidupan

Hidup adalah cerita dan akan berakhir dengan cerita pula. muhammad solihin lentera dunia adalah sebutir debu kehidupan yang fakir ilmu dan pengetahuan. menapakin sebuah perjalanan hidup dengan menggoreskan cerita kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Geger Sang Guru Pembunuh

11 Mei 2020   21:29 Diperbarui: 12 Mei 2020   01:18 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberuntungan Geger yang selalu menjadi jawara di ajang lomba tidak selaras dengan penghargaan yang diterima dilingkungan tempat tugasnya. Geger menjadi guru yang acap kali dimutasi karena dianggap sebagai seorang pembangkang dan tidak bisa bekerja sama dengan atasan.

Geger diberi label sebagai guru preman. Guru yang berani menyuarakan kritik tajam kepada atasanya, jika atasnya melenceng dalam menerapkan aturan hukum. Ia akan berdiri didepan menyuarakan kebenaran. Geger adalah sosok yang sangat idealis dan berintegritas tinggi. Mungkin alasan itu, para penguasa tidak menyukain sepak terjang pribadinya.

Disekolah terdahulu, Kepala sekolahnya tersandung kasus. Kepala sekolah tersebut menjalani pemeriksaan penyidikan karena terindikasi korupsi milyaran rupiah. Kepala sekolah itu diduga menyelewengkan bantuan operasional sekolah. Padahal Geger pernah mengingatkan atasanya itu. Bukanya sadar malah ia harus disingkirkan dari sekolah itu.

Geger tahu betul bagaimana rasanya dimutasi. Dampaknya tentu dirasakan dalam rumah tangga. Mulai harus memindahkan anak sekolah baru, menyewa rumah untuk tempat tinggal dan mengatur keuangan belanja keluarga yang memang tidak cukup dari gaji seorang PNS dengan penghasilan harus terpotong hutang pinjaman di Bank setiap bulannya. Tapi Geger tidak pernah jera dengan keputusan sikapnya.

Sampai detik ini Geger tidak habis pikir, mengapa kepala dinas lebih mendengarkan kepala sekolah dari pada seorang guru. Walaupun guru tersebut meneriakan kebenaran.

Dengan predikat sebagai guru berprestasi, ternyata tidak berpengaruh sedikitpun bagi Geger dalam menegakan kebenaran. Tetap saja dimata kepala sekolah ia dipandang bawahan dan kepala dinas pun tidak memihaknya. Apakah ini karena kekuatan uang? Terlintas pertanyaan ini di benak Geger.

*****

Bagaimana tidak sakit hati, setiap tindak tanduk yang dilakukan Geger selalu saja salah dimata  atasannya. Ia acap kali diperlakukan tidak adil. Penilaian negatif selalu disandarkan pada dirinya tanpa melihat secara objektif.

 

Selama ini Geger bersikap diam dan mengalah, bukan karena tidak bisa marah. Geger juga seorang manusia yang memiliki perasaan dan harga diri. Ia bersikap sabar lantaran masih menjaga kehormatan sebagai guru.

Menjadi guru itu ibarat seperti manusia setengah dewa. Guru adalah sosok pribadi panutan yang seharusnya bisa digugu dan ditiru. Apapun tindak tanduk seorang guru pastinya menjadi sorotan penilaian anak didik dan masyarakat dilingkungan. Profesi seorang guru mencerminkan kepribadian dan ketauladanan yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun