Mohon tunggu...
Muhammad Solihin
Muhammad Solihin Mohon Tunggu... Guru - Seorang pemimpi dan Pengembara kehidupan

Hidup adalah cerita dan akan berakhir dengan cerita pula. muhammad solihin lentera dunia adalah sebutir debu kehidupan yang fakir ilmu dan pengetahuan. menapakin sebuah perjalanan hidup dengan menggoreskan cerita kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bintang Tak Sempurna Rembulan

24 April 2020   22:00 Diperbarui: 26 April 2020   12:33 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak berapa lama, mbah Seger menghampiri meja yang sedari tadi aku duduk di depannya.

"apakah kamu sudah siap." Tanya si mbah.

"sudah mbah." Jawabku.

Mbah Seger membuka baju hitam  yang dikenakannya. Terlihat Ia bertelanjang dada. Aku memperhatikan tubuhnya si mbah. Masih terlihat kekar walau usia mbah boleh dikatakan tidak muda lagi. Dadanya bidang dan perutnya tipis tanpa lipatan lemak.

Si mbah mulai melakukan ritual. Ia membuat gerakan seperti orang yang mengambil energi tenaga dalam. Mulutnya komat kamit membaca mantra. Ia panggil roh-roh kegelapan. Disebutnya satu persatu, seperti : nyai loro kidul penguasa ratu pantai selatan, dayang hutan alas Purwo, Para penunggu gunung lawu dan masih banyak lagi.

Aku sendiri tidak bisa menghapalnya. Tangan mbah terus bergerak kesana kemari seperti ada gerakan halus yang menguasainya. Akhirnya berhenti di sebuah baskom yang berisi air. Wadah itu diambilnya, Ia bacakan mantra dan dihembuskan nafasnya melalu mulut ke baskom berisi air itu.

Aku bertanya dalam hati, Apakah ini yang namanya ritual pemujaan. Tapi aku tidak ambil pusing, tujuan ku hanya satu. Bagaimana aku bisa hamil dari buah cinta bersama suamiku, mas Heru.

Air berisi baskom itu dipindahkan mbah Seger ke bak besar yang penuh dengan bunga. Ada bunga mawar, kantil, kenanga dan berbagai macam jenis bunga lainya. Mbah seger memintaku mengganti baju yang kukenakan denga kain panjang.

Biasa orang jawa menyebutnya kain jarik. Aku menurut saja seperti sapi yang dicucuk hidungnya, aku menjalani ritual mandi bersih. Diguyur seluruh tubuhku oleh mbah seger dan dibaluri mantra dan doa disekujur tubuhku.

***

Sebulan, dua bulan, bahkan tiga bulan waktu berlalu. Aku menunggu hasil setelah meminta berkah ke mbah Seger. Tapi hasilnya tetap nihil. Aku belum hamil juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun