Ibadah haji yang mabrur akan menciptakan keseimbangan yang utuh antara kedua dimensi tersebut. Seorang muslim yang telah menunaikan ibadah haji dengan penuh khidmat akan memahami bahwa ibadah ritual dan pengamalan sosial merupakan dua hal yang saling melengkapi. Ia akan tekun menjalankan salat, puasa, dan ibadah lainnya, namun juga tidak lupa untuk peduli terhadap sesama, menyebarkan kedamaian, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, seorang muslim yang mabrur akan berupaya mencerminkan keseimbangan tersebut. Ia akan menjaga komitmen dalam menjalankan kewajiban ritual, seperti salat, puasa, dan membaca Al-Quran. Namun, ia juga akan dengan setia menunaikan kewajiban sosial, seperti membantu orang yang membutuhkan, menyumbangkan sebagian harta, dan berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan.
Keseimbangan ini akan menciptakan pribadi muslim yang utuh, tidak hanya unggul dalam ritual ibadah, tetapi juga menjadi suri teladan dalam kehidupan sosial. Hal ini selaras dengan pesan Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Esensi kemabruran ibadah haji adalah tercapainya tujuan utama ibadah haji, yaitu meraih ridha Allah SWT, memperbaiki kualitas keimanan dan ketakwaan, serta menjadi pribadi muslim yang lebih baik dalam seluruh aspek kehidupan. Semoga para Jamaah haji kita yang telah menunaikan Ibadaha Haji Tahun ini, menjadi haji mabrur dalam konteks kehidupan individu dan konteks moderasi beragama
Penulis Dr H.Muhammad soleh Hapudin, M,Si /Ketua DPWW Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (FORSILADI) Provinsi Banten/Pengurus Ikatan Doktor Ilmu Pendidikan Republik Indonesia (IDIP RI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H