Mohon tunggu...
Muhammad Samin M. IP
Muhammad Samin M. IP Mohon Tunggu... Jurnalis - Sederhana

Belajar n terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ekspedisi Pamalayu Sungai Batanghari: Bukti Dharmasraya Jadi Jalur Rempah Peradaban Dunia

10 September 2021   06:42 Diperbarui: 11 September 2021   12:30 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Festival Pamalayu yang digelar oleh Kabupaten Dharmasraya, beberapa waktu lalu. 

Tak hanya Raja Pulau Punjung, Tuanku Sati, yang bercerita bahwa Dharmasraya sebagai pusat jalur rempah perdaban dunia, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, ST M Taufik SE MM  juga mengatakan hal yang sama, bahwa Batanghari aliran sungai yang mulai dari hulu sampai ke muaranya banyak menyimpan catatan sejarah, terutama yang berkaitan dengan peradaban Melayu.

Selain itu, Sungai Batanghari menjadi akses utama, dalam perdagangan rempah-rempah dikala itu, mulai dari hulu Solok Selatan, hingga sampai ke hilir Muarasabak, Provinsi Jambi hingga ke Malaysia.

"Kita akan mengembalikan kejayaan Sungai Batanghari sebagai jalur rempah peradaban dunia, saat ini, kita tengah mengajukan ke UNESCO, agar Sungai Batanghari yang terbentang sepanjang 800 KM menjadi warisan dunia dan sebagai pusat jalur rempah Sumatra yang keberadaanya dilindungi sebagai sebuah budaya kemaritiman dunia,"tegasnya.

Dijelaskan oleh ST Taufik, selain sebagai jalur rempah peradaban dunia, dulu Sungai Batanghari juga dijadikan sebagai jalur perjuangan PDRI.

"Jalur Sungai Batanghari juga punya peran yang besar dalam sejarah perjuangan PDRI pada tahun 1948, Sungai Dareh menjadi tempat perhentian ketua PDRI,  Mr Syafrudin Prawira Negara dan rombongan,"jelasnya.

Kata St Taufik, para pejuang PDRI pada saat itu memanfaatkan jalur Sungai Batanghari untuk membawa bekal para pejuang menuju Solok Selatan dalam rangka menyusun strategi kedepan.

"Sungai dikala itu menjadi jalur alternatif para terdahulu mulai dari zaman melayu kuno hingga sekarang dan tentu masa kejayaan Sungai Batanghari ini akan kita kembalikan,"tandasnya. (***)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun