lahan basah mineral sering ditemukan di tepi sungai, khususnya di daerah perairan yang mengalami pembentukan delta. Area ini terbentuk ketika air laut atau banjir sementara menggenangi daratan.
Tipe wetland ini memiliki kandungan mineral yang kurang optimal dan didominasi oleh vegetasi rumput. Salah satu jenis lahan basah mineral adalah marsh. Marsh terbentuk ketika tumbuhan di area tersebut memperlambat aliran air dan meningkatkan kandungan nutrisi akibat pengendapan sedimen.
Istilah "marsh" umumnya digunakan untuk menggambarkan kawasan rawa dengan karakteristik seperti yang disebutkan di atas.
5. Lahan Basah Dataran Tinggi
Kawasan lahan basah di dataran tinggi memiliki kapasitas penyimpanan air yang unggul. Sumber utama air di kawasan ini berasal dari curah hujan dan pencairan es gletser.
Lebih jauh lagi, kawasan ini tidak hanya menyimpan air tanah, tetapi juga berperan dalam penangkapan sedimen dan daur ulang nutrisi. Hal ini berkontribusi pada peningkatan kuantitas dan kualitas air.
Area ini juga berfungsi sebagai tempat singgah bagi burung-burung migran dan menyediakan habitat yang ideal bagi perkembangbiakan burung, ikan, dan amfibi.
Selain itu, lahan basah dataran tinggi mendukung pertumbuhan vegetasi yang berperan penting dalam mengurangi erosi. Vegetasi ini juga membantu menstabilkan aliran air, sehingga mengurangi risiko bencana seperti banjir, longsor, dan kekeringan di masa mendatang, terutama saat musim kemarau tiba.
6. Kawasan Riparian
Kawasan riparian berfungsi sebagai area transisi antara ekosistem sungai dan daratan. Wilayah ini memiliki karakteristik unik yang menggabungkan unsur-unsur akuatik dan terestrial. Di sepanjang tepi sungai ini, tumbuh beragam vegetasi riparian yang tangguh dan mampu menyesuaikan diri dengan berbagai keadaan lingkungan.
Tumbuhan riparian ini memainkan beberapa peran penting, termasuk menyediakan tempat tinggal bagi berbagai jenis hewan, melindungi tepi sungai dari pengikisan, serta berperan dalam menjaga kebersihan air sungai.
7. Lahan Basah Artik
Lahan basah Arktik mencakup area luas di kutub utara, meliputi rawa gambut, aliran sungai, perairan danau, dan teluk dangkal yang menutupi sekitar 60% dari permukaan wilayah tersebut. Kawasan ini memiliki peran vital sebagai rumah bagi beragam tumbuhan dan hewan langka, khususnya spesies-spesies yang bermigrasi.
Selain itu, Arktik menjadi sumber penghidupan bagi lebih dari 30 komunitas penduduk asli. Mereka memanfaatkan ekosistem basah ini untuk aktivitas perikanan, perburuan, serta pemanenan tanaman sebagai pakan ternak. Yang tak kalah penting, lahan basah Arktik juga berfungsi sebagai penyimpan karbon organik dalam jumlah besar di dalam tanahnya, sehingga berperan dalam memperlambat laju perubahan iklim global.