Mohon tunggu...
Muhammad Salman Alparisi
Muhammad Salman Alparisi Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA PRODI S1 GEOGRAFI FAKULTAS FISIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

MAHASISWA PRODI S1 GEOGRAFI FISIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Lahan Basah di Kecamatan Alalak

8 September 2024   15:16 Diperbarui: 8 September 2024   15:25 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sifat tanah lahan basah yang selalu basah menyebabkan air dapat menggenangi seluruh permukaan lahan. Ketika terjadi genangan berkala atau musiman, tekstur tanah di lahan basah cenderung lunak hingga liat.

Indonesia termasuk memiliki area lahan basah yang terluas di dunia. Selain itu, ekosistem lahan basah ini berperan penting dalam menyaring air dan menyimpan karbon.

Jenis Lahan Basah

Lahan basah umumnya dibagi menjadi dua kategori utama: yang terbentuk secara alami dan yang dibuat oleh manusia. Meski demikian, jika dilihat lebih detail, terdapat berbagai macam tipe lahan basah yang lebih spesifik. Di bawah ini akan diuraikan beberapa jenis lahan basah beserta karakteristik khasnya, meliputi:

1. Lahan Gambut

Tanah gambut adalah tipe lahan basah yang terbentuk dari penumpukan sisa-sisa tumbuhan yang telah mati dan membusuk. Setengah dari total lahan basah di dunia terdiri dari lahan gambut. Jenis lahan basah ini menutupi 3% dari permukaan Bumi, dengan Indonesia memiliki salah satu area lahan gambut terbesar di dunia. Karena kandungan bahan organiknya yang tinggi, lahan gambut dianggap sebagai tanah yang sangat produktif.

2. Kawasan Rawa

Lahan basah mencakup pula rawa, yang dicirikan oleh genangan air sepanjang tahun dengan kedalaman bervariasi, mulai dari dangkal hingga cukup dalam. Rawa terbagi dua: rawa air tawar yang umumnya berada di pedalaman hutan, dan rawa air asin yang dapat dijumpai di daerah pesisir. Karakteristik tanah rawa yang berlumpur menyebabkan saturasi air yang tinggi.
Ekosistem rawa berfungsi sebagai habitat beragam fauna dan berperan sebagai sistem penyaring alami. Namun, terjadi perubahan fungsi lahan rawa menjadi area perkebunan dan pertanian, terutama di Sumatra dan Kalimantan. Oleh karena itu, upaya konservasi diperlukan untuk melestarikan lahan basah ini.

3. Hutan Mangrove

Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem yang memiliki tingkat kerumitan tinggi, mengingat perannya sebagai habitat bagi beragam tumbuhan dan hewan. Ekosistem ini termasuk dalam kategori lahan basah yang umum ditemui di wilayah tropis dan subtropis.
Keberadaan hutan mangrove sebagai lahan basah memiliki nilai penting yang tak terbantahkan. Fungsinya mencakup penyokong kehidupan berbagai makhluk hidup, penyerap karbon, pencegah pengikisan pantai, dan penghalang banjir rob di area pesisir. Lebih jauh lagi, hutan mangrove berperan sebagai benteng alami terhadap fenomena pasang surut air laut, termasuk potensi gelombang besar seperti tsunami.
Tak hanya itu, kawasan hutan mangrove juga dikenal sebagai wilayah dengan kekayaan biodiversitas yang luar biasa. Berbagai jenis flora dan fauna menjadikan lahan basah ini sebagai rumah mereka, menegaskan pentingnya ekosistem mangrove dalam menjaga keseimbangan alam.

4. Lahan Basah Mineral

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun