Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kelemahan Sistem Raport-Ijazah di Indonesia

4 April 2022   17:03 Diperbarui: 4 April 2022   18:31 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu portal berarti si murid dalam 1 tahun hanya bisa mendaftar 1 jenis sekolah kedinasan. Sebab, jam ujian tiap instansi itu sama. Dan sistemnya menggunakan CAT BKN (computer assisted test), yang berate menggunakan computer.

Eits, tapi jangan senang dulu, ada ambang batas jika ingin lolos SKD, yaitu meliputi TWK (minim 65), TIU (minim 80), TKP (minim 166). Itupun jika lolos, masih ada tes kedua (bisa juga tes terakhir), yaitu tes kesehatan.

Tesnya tergantung instansi, kalau di STAN itu tes lari selama 12 menit. Akan diambil peserta dengan tingkat lari yang terbaik untuk lolos. Minim lari 12 menit yang dapet 2,4 km, kalau mau pasti lolos ya harus diatasnya.

Nah, masih menyangkunt kelemahan pertama, ini berarti ada ketidak sinkronan pelajaran di sekolah dengan ujian-ujian yang diselenggarakan baik PTN/PTS maupun sekolah kedinasan.

Nah, disini peran guru dituntut agak extra, yaitu mengetahui mana sub-bab mapel yang akan diujikan pada saat mengikuti ujian diatas. Ya artinya, agar belajar tidak terkesan sia-sia, guru juga diberi beban harus bisa menyingkronkan antara sub-bab maple dengan ujian tadi. Dan ini yang jarang dilakukan.

Akhirnya yang terjadi apa, murid harus mengikuti les berbulan-bulan untuk memahami tes yang beraneka ragam tersebut.

Belum lagi, ada paradigm jika dunia pekerjaan dan kehidupan itu sangat berbeda jauh dengan ruang kelas. Itu benar adanya. Dan lagi-lagi, guru-lah yang seharusnya disela mengajar, ada sesi cerita tentang dunia kerja.

Dan ini masuk kelemahan kedua, yaitu murid tidak memiliki pemahaman mendasar mengenai dunia kerja dan kehidupan. Dan paham tentang dua hal tersebut itu tidak ada nilainya di raport dan ijazah.

Padahal, memahami dunia pekerjaan itu salah satu mendewasakan mental murid yang efektif. Dan nasihat kehidupan itu juga demikian.

Jika murid paham tentang dunia kerja dan kehidupan, maka ia nampak lebih siap dan terkesan tidak panic jika suatu saat tidak melanjutkan pendidikan lagi.

Kita tahu, jumlah perguruan tinggi dengan calon mahasiswa itu berbanding terbalik. Kalau dikampus, sudah sering ada istilah bahwa perbandingan 1:100 sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun